26. End

69.8K 1.5K 53
                                    

Nathan memijat pelipisnya, ia merasa lelah dan kepalanya terasa berat saat ini. Namun, sekuat tenaga ia mencoba bertahan dan tetap siaga pada Helena yang masih berbaring di kasur. Nathan duduk di sofa yang ia geser ke samping ranjang.

Dion mengetuk pintu dan menolehkan kepalanya sedikit lalu berjalan masuk saat mendapat persetujuan Nathan.

"Kau belum pulang? Ini sudah terlalu larut, lebih baik kau menginap."

Dion mengangguk pelan. "Saya berada dibawah jika Tuan membutuhkan sesuatu. Apa anda baik-baik saja?"

Dion melihat Nathan seperti orang kelelahan dan tidak sehat, terlebih Nathan masih memijat keningnya sambil memejamkan kedua matanya.

"Aku baik-baik saja. Hanya butuh istirahat. Kau juga, istirahatlah. Tapi, pastikan anak buah yang lain tetap siaga menjaga gedung ini."

"Baik, tuan. Mohon, jaga kesehatan anda. Saya permisi." Ucap Dion sopan sambil melangkahkan kakinya keluar kamar itu.

Nathan mencoba berjalan ke samping ranjang disebelah Helena, ia mengambil obat didalam laci nakas dan meminumnya. Lalu, ia mencoba membaringkan dirinya sambil memeluk tubuh Helena.

-----

Helena terbangun saat cahaya matahari menembus kamar dengan cahayanya tidak terlalu terik namun membuat silau. Jendela sudah terbuka sehingga membuat Helena terbangun dari tidurnya. Iapun menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang dan terdiam mengingat kejadian terakhir yang menimpanya.

Ia tidak tahu jika Nathan datang, ia bingung dan itu membuatnya menjadi membenci tubuhnya sendiri. Helena menitikkan airmatanya dalam diam dengan pandangan kosong.
Bahkan tidak menyadari saat Nathan masuk keruangan itu dan melihat Helena yang sudah terbangun.

Nathan menghampiri Helena dan duduk dipinggir ranjang tepat disamping Helena.

"Selamat pagi, Sayang. Apa kau membutuhkan sesua-..."

Nathan tersentak menerima pelukan Helena, suara tangis Helena pun meledak di bahunya. Nathan mengusap punggung wanita itu dan mencoba menenangkannya.

Setelah terdiam cukup lama, Nathan mulai mengeluarkan suaranya.

"Kumohon, maafkan aku." ucap Nathan pelan.

Helena masih mengeratkan pelukannya dengan gelengan dan isakan.

"Sayang, lupakan kejadian semalam. Aku tidak mau kau selalu memikirkannya." Lanjut Nathan.

"T-tapi, aku sudah kotor.." Isak Helena..

Nathan menggelengkan kepalanya dan menangkup wajah Helena. "Aku berjanji, aku akan menghapus semua itu. Kau pun harus berjanji, tidak akan mengungkit hal ini lagi.."

Helena menangis haru, ia tidak menyangka jika Nathan sangat menyayanginya sedemikian rupa.

"Aku mencintaimu, Helen. Dan aku tidak akan membiarkan kau melewati ini semua sendiri. Aku tahu, ini salahku. Aku ingin kita bersama-sama meninggalkan semua kenangan buruk ini dan kita mulai dengan kenangan indah yang baru."

Helena mengangguk saat Nathan menghapus airmatanya dari pipinya. Helena pun memeluk kembali suaminya itu, ia sangat bersyukur memiliki suami yang sangat mempedulikan dirinya.

"Tapi, aku takut dia kembali.."

"Sssttttt... Jangan ingat lagi.. Aku menjamin dan berjanji jika dia tidak akan pernah merasakan dunia bebas lagi. " Ucap Nathan sambil mengelus kepala Helena dengan sayang.

"Aku mencintaimu.."

Nathan tersenyum mendengar kata indah itu tepat berdengung disamping telinganya.

He is My Husband (Completed)Where stories live. Discover now