3. About Nathan

58.4K 1.9K 201
                                    

Helena POV

Entah aku harus senang atau sedih saat mendengar suaranya.
Aku begitu merindukan Nathan, bahkan tak ada seorangpun yang tahu sebesar apa rinduku pada lelaki itu. Tapi, bayangan pahit 1 tahun lalu mulai membayangiku. Aku menangis tanpa bisa berkata apapun, tak peduli sekelilingku yang menatapku aneh  dan iba karena isakkanku.
Aku berlari sejauh mungkin dari restaurant terkutuk itu, apa apaan ini?!

Aku dijodohkan dengan kekasih ralat, mantan kekasih yang meninggalkanku demi wanita lain tanpa 1 katapun! Apa jadinya jika aku menikah dengannya??

Aku harus memberi keputusan pada Mom, ku buka handphone ku dan mencoba mengirim pesan saat sudah menaiki bus kota.

Putuskan perjodohan itu, aku akan pergi. Jangan cari aku..

Send.

Sesudah mengirim pesan itu, aku menaruh kepalaku pada kaca jendela bus dan menangis. Sakit hati itu makin menyeruak masuk saat aku mencoba memejamkan mata yang membawaku melihat kenangan pahit dulu.

Aku tidak bisa. Sungguh Nathan! Aku butuh waktu....

------

Author POV

"Ada apa, Sayang? Kenapa wajahmu tegang?" Gordon memandang bingung istrinya. Mereka masih berada di restaurant itu mendengar penjelasan Nathan dan Martin memutuskan untuk tetap melanjutkan perjodohan ini karena permintaan Nathan. Bahkan Martin mengangkat ancamannya lagi jika pernikahan itu batal.

"Sayang???" ulang Gordon sambil memegang bahu istrinya yang sedang tegang. Patricia menoleh kaget.

"A-aku... Aku "

"Pesan dari Helen kah, Mom?" Bahkan suara Nathan membuat Patricia kaget terlebih ia memanggilnya dengan sebutan ibu.

Patricia hanya bisa mengangguk. Lalu, dengan sigap, Gordon mengambil ponsel istrinya itu dan membaca lalu terdiam.

"Apa isinya?" Nathan menatap tajam dengan dahi berkerut memperlihatkan sisi tegas dan memaksanya.

Gordon mengulurkan ponsel itu dan memberinya pada Nathan. Nathan terlihat diam dan mengeraskan rahangnya tapi, sejenak ia melunakan tatapannya dan memejamkan mata sebentar.

"Kalian tidak usah khawatir. Urus saja pernikahan ini, sisanya aku yang akan urus." Nathan pun pergi meninggalkan restaurant setelah menaruh ponsel itu dimeja.

Patricia hanya bisa menangis menyadari jika putrinya dalam keadaan tertekan diluar sana. Helena adalah gadis lemah, walau terlihat kuat di luar. Ia sangat khawatir dengan keadaan putrinya.

Nathan mengeluarkan ponselnya.
"Kemana dia?"

"Maaf Tuan, kami masih mengikutinya. Kami berada di belakang bus yang ia naiki tadi." ucap Deon, kepercayaan Nathan di sebrang telpon.

Nathan menghembuskan napasnya kasar. Ia tak habis pikir, apa yang sudah terjadi pada Helena? Jujur, memang ia mengakui kesalahannya dulu karena lebih memilih Cassey. Tapi apa salah jika ia juga mencintai Cassey? Bahkan memang mereka masih berhubungan hingga sekarang. Tetapi, ia juga tak bisa memungkiri jika ia ingin memiliki Helena seutuhnya sebagai istrinya. Memang ia akui ia lelaki brengsek, tetapi apa bisa kita menyalahkan hati?

"Pastikan dia aman, kemana pun ia pergi."

Nathan memutuskan sambungan telponnya pada anak buahnya dan kembali menelpon seseorang sambil memasuki mobil yang sudah anak buahnya siapkan. Nathan lebih memilih menggunakan supir hari ini jadi ia duduk di kursi belakang.

"Honey, kenapa nomormu sibuk? Aku menelponmu daritadi. Begitukah kelakuanmu saat kau jauh disana?"

Nathan tersenyum walau ia tahu lawan bicaranya tidak bisa melihatnya.
"Honey, maafkan aku.. Aku hanya sibuk, di Indonesia, pekerjaanku sangat banyak. Mungkin aku akan kembali ke London dalam waktu yang lama."

He is My Husband (Completed)Where stories live. Discover now