8. After married with you

49.9K 1.2K 14
                                    

~Helena PoV~

Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan sekarang, aku hanya bisa berbaring dibalik selimut membelakangi arah pintu dan memastikan jika Nathan menyangka diriku sudah tidur.

Memang, ini adalah malam pertama kami, ya, kami memang sudah menikah tadi siang dan pernikahan itu sangat sederhana karena hanya keluarga dan kerabat saja yang diundang termasuk para sahabatku.

Ini memang permintaanku dan disetujui oleh Nathan, Nathan mengerti jika diriku belum bisa menerima tanggapan orang terlebih aku belum lulus tetapi sudah menikah, dengan seorang CEO pula. Aku memang memohon pada Nathan, dan Nathan mengerti karena aku yang memberi alasan takut mempengaruhi skripsiku.

Kudengar suara pintu yang terbuka dan kembali tertutup, ku pejamkan kedua mataku dan mencoba tenang seakan-akan sudah tidur.
Ngomong-ngomong, aku memang baru pindah ke kamar ini, dengan bantuan anak buah Nathan yang merapikan barang-barangku ke kamarnya atas perintah pria itu kemarin.

Aku membuka mataku kembali saat mendengar aktifitas didalam kamar mandi pertanda lelaki itu sibuk didalam ruangan itu.
Hubunganku dengannya memang masih kaku, bukan dia, tapi aku. Kejadian diruangan kerjanya tempo hari masih sering menghantuiku. Walau dia biasa saja, seakan itu hal biasa, tapi aku tidak bisa melupakannya mengingat sekarang aku adalah istrinya.

"Duh, disaat seperti ini kenapa perutku lapar?" Rutuk diriku saat merasakan perutku berbunyi dan memang sedikit sakit. Aku tidak makan apapun daritadi siang karena lupa, memang Nathan sempat menyuruhku istirahat tadi siang untuk makan lalu pulang sedangkan dia harus kembali mengurus sesuatu. Tapi, berhubung aku lelah, aku langsung menuju tempat tidur dan beristirahat tanpa mengisi perut.

Aku bangun perlahan dari ranjang dan keluar, ku tutup pintu kamar kami dan turun ke dapur.
Aku meneguk segelas air putih dan mulai menjelajahi kulkas, mencari mie instan karena berhubung hanya itu yang bisa ku olah selain nasi goreng. Poor you...

Aku menyalakan kompor setelah menemukan sebungkus mie instan, beruntungnya diriku masih ada 1 mie instan yang sempat aku simpan. Nathan tidak pernah menyukai mie instan, berbanding terbalik dengan aku yang sangat menggemari makanan itu.

"Sedang apa?"

Aku tersentak kaget hingga sendok yang kupegang jatuh ke lantai, dengan cepat aku mengambilnya dan menaruhnya di wastafel lalu berbalik.

Kuulas sedikit senyum tidak enak, sedangkan dirinya menatapku dengan pandangan bertanya sambil bersidekap. Oh, God. Dia begitu tampan dengan piyama abu-abu itu.

"Eh.." Belum sempat aku berbicara, dia sudah memotongnya.

"Masak?? Kau lapar dimalam hari seperti ini??"
Ia berjalan menghampiri diriku, lebih tepatnya menengok masakanku yang berada dibelakangku. Aku hanya bisa tersenyum kecil dan mengangguk.

"Mie??" Tanya dia dengan raut wajah tidak suka.

"Eehmm.. Apa kau juga lapar?" Aku mencoba bergeser sedikit dan berpura-pura mengambil mangkuk dan sibuk menuangkan bumbu sambil menunggu mie nya matang.

Ia menyandarkan tubuhnya di meja tempat memasak sambil tetap melipat tangannya didepan dada, dan menatapku yang sibuk di sampingnya. Aku hanya bisa menahan napas, gugup dipandangi seperti itu.

"Tidak. Aku sudah makan. Lebih baik memesan dikantin bawah daripada makan mie, Helen."

"Sudah terlanjur. Lagipula, aku sedang ingin makan mie." ucapku tanpa memandangnya.

Ia terlihat sibuk dengan ponsel yang ia simpan dikantong piyamanya tanpa beranjak kekursi.

Aku menuangkan mie yang sudah matang dan membawanya ke meja makan untuk kusantap.

He is My Husband (Completed)Where stories live. Discover now