Past

1.5K 97 8
                                    

Arjuna memandang ke depan dan sekelilingnya dan seketika mengernyit bingung.

Kenapa Om Danu,tetangga sebelah rumah mereka membawanya kemari? Bukankah tadi ketika ia menjemput dirinya,Om Danu berkata akan mengantarnya menemui kedua orangtuanya? Tapi ini kok..?

Meski Arjuna masih kecil ia tahu tempat apa yang mereka tuju di depan. Ibunya kadang membawanya ke tempat ini jika ia jatuh sakit.

"Kok kita kemari om?" Tanyanya pada Om Danu yang tadi sengaja datang menjemputnya di sekolah karena kata om Danu,ayah dan ibunya tidak bisa menjemputnya makanya terpaksa Om Danu-lah yang harus menjemputnya di sekolahnya tadi.

"Om sakit ya?" Tanya Arjuna lagi karena Om Danu tidak jua menjawab pertanyaannya tadi.

Tetangga dekat mereka itu menoleh. Tampak seraut kecemasan membayang di wajahnya.

Ada apa ini,pikir Arjuna. Apa sebenarnya yang terjadi? Mendadak hatinya diliputi kecemasan terlebih ketika Om Danu berkata,

"Apapun yang terjadi nanti,Arjuna nggak boleh nangis ya. Arjuna harus kuat!"

Apa maksud ucapan Om Danu itu? Apa telah terjadi sesuatu yang buruk pada orangtuanya?

"Ah..om beliin kamu es krim ya." Kata Om Danu sewaktu melihat penjual es krim tidak jauh dari tempat mereka. "Tapi janji nanti di dalam nggak boleh nangis ya."

Arjuna menggeleng. Ia tidak mau es krim. Ia hanya mau bertemu dengan ayah dan ibunya. Perasaannya sudah tidak enak sejak tadi sewaktu tidak mendapati ayah atau ibunya yang biasa menjemputnya pulang sekolah. Terlebih mendengar ucapan Om Danu barusan. Tapi Om Danu malah berlari menuju penjual es krim dan membelikannya es krim rasa coklat kesukaannya.

"Nih buat Arjuna." Om Danu menggenggamkan es krim itu di tangannya dan menarik sebelah tangannya yang lain berjalan ke arah tujuan mereka semula.

"Yaaaahh..jatuh.."

Suara itu menghentikan langkah Arjuna. Ia menoleh dan mendapati seorang anak perempuan yang hampir menangis melihat es krim yang dibelinya jatuh ke tanah.

Om Danu terpaksa ikut menghentikan langkahnya karena Arjuna dan menatap Arjuna penuh tanya.

"Bentar ya om."

Arjuna segera berlari menghampiri anak perempuan itu.

"Kenapa? Es krim kamu jatuh ya?" Tanya Arjuna pura-pura tidak tahu.

Anak perempuan itu mendongak menatap Arjuna dan seketika Arjuna membeku di tempatnya. Belum pernah ia melihat bola mata seperti yang dimiliki anak perempuan itu. Bola mata berwarna abu-abu. Rasanya ia seperti tersesat di dalam danau yang berkabut kala melihat bola mata itu.

"Eh..warna mata kamu cantik." Seru Arjuna takjub tanpa sadar.

Anak perempuan itu hanya diam tidak menanggapi ucapan Arjuna dan hanya menatap sedih ke arah es krimnya yang jatuh ke tanah. Mungkin ia sudah biasa mendengar orang-orang berkomentar tentang warna bola matanya yang tidak biasa untuk ukuran orang Indonesia. Tapi mungkin mereka semua tidak tahu kalau ia mewarisi warna bola matanya itu dari ayahnya yang berdarah campuran.

"Nih buat kamu. Belum aku makan. Baru dibeli kok." Arjuna menyodorkan es krimnya kepada anak perempuan di depannya. Arjuna tidak tahu kenapa ia memberikan es krimnya pada gadis kecil itu. Padahal sebenarnya ia juga sangat menyukai es krim terlebih yang berasa coklat.

Anak perempuan itu menatap bergantian ke arah es krim dan Arjuna seolah ragu memutuskan harus menerima atau menolak saja pemberian Arjuna itu.

Akhirnya..  (SELESAI)Onde as histórias ganham vida. Descobre agora