Chapter 24

1.9K 155 2
                                    

Lionel Leonardo Antares on mulmed.

Lionel POV

"Dan bidadari itu, lo, Alrine." Kata-kata tersebut keluar dari mulutku. Aku masih tetap menatap matanya, menunggu reaksinya.

Kulihat ia mengerjap-ngerjapkan matanya lalu menundukkan kepalanya. Mataku terus tertuju pada matanya yang sekarang tertutupi rambut hitamnya.

Suara petir menyambar memecah keheningan diantara kami berdua. Rintikan hujan mulai berjatuhan menyentuh wajahku. Rumah pohon ini tidak memiliki atap karena kata kak Ardo, akan lebih sejuk kalau hanya menggunakkan daun yang lebat dari pohon ini (karena kami hanya datang saat siang saja).

Ia menegakkan kepalanya menatapku lagi, "Bisa kita pergi?"

Aku hanya mengangguk menyetujui kemudian menuruni tangga rumah pohon duluan. Setelah sampai di bawah aku membantu Rin turun.

Hujan semakin deras, dengan segera aku membuka jaketku lalu melindungi kepalaku dan Rin.

Kami berjalan cepat menuju mobil, aku membuka pintu mobil untuk Rin. Setelah ia masuk aku pun membuka pintu tempat kemudi dan masuk kedalam mobil.

"Kita mau kemana lagi?" tanya Rin padaku.

Baru saja aku akan menjawab, tiba-tiba aku terbatuk.

Alrine terkikik mendengar batukku. Aku pun ikut terkekeh sambil mengusap hidungku yang terasa gatal.

"Mungkin kita cari makanan yang hangat, lo mulai flu, soalnya." ucap Rin dengan nada cibiran.

"Okey, kita cari bakso atau semacamnya, tapi makannya nanti di rumah gue. Karena kata om Arya di rumah lo ada polisi, jadi lo nginap di rumah gue untuk sementara." jelasku.

"Oh gitu, jadi tadi om Arya yang nyuruh lo jemput gue di rumah sakit?"

"Kalau itu sih emang rencana gue,"

"Thank you," ucapnya, dapat kulihat sekilas, ia menatapku. Aku menggedikkan bahuku sebagai balasan.

Jalan terlihat sepi, mobil-mobil melaju lancar sedangkan jumlah pengendara dapat di hitung dengan jari karena hujan.

"Can i?" Kulihat jari Rin di atas tombol di layar tape.

"Yes."

Lagu dari tape mobilku mulai terdengar, lagu berjudul Dive yang di nyanyikan oleh Ed Sheeran mulai mengalun di telingaku.

Maybe I came on too strong
Maybe I waited too long
Maybe I played my cards wrong
Oh just a little bit wrong
Baby I apologize for it

I could fall or I could fly
Here in your aeroplane
And I could live, I could die
Hanging on the words you say
I've been known to give my all
And jumping in harder than
10,000 rocks on the lake

"So don't call me baby
Unless you mean it," dengan reflek aku menoleh ke arah samping kiriku. Suara itu berasal dari Alrine. Ia menyanyi dengan suara lantang dan sedikit ehm fals (?)

Aku tersenyum geli, "And don't tell me you need me, if you don't believe it,"

Rin mengodeku untuk bernyanyi bersama. Masih dengan senyuman geliku, aku mengangguk perlahan.

"So let me know the truth
Before I dive right into you," kini kami bernyanyi bersama.

"Suara lo bagus." puji Rin padaku.

"Suara lo jelek." balasku jujur.

Seketika kurasakan jepitan keras di lengan kiriku. Aku pun merintih.

Alrine (End)Onde as histórias ganham vida. Descobre agora