Siwon merangkul Yoona mengajaknya masuk kedalam ruangan. "Kau masak apa?" tanya Siwon.

Yoona menggelengkan kepalanya dengan lemah. "Aku tidak berhasil masak kali ini. karena setiap masuk kedapur aku akan ke kamar mandi untuk muntah. Begitu seterusnya."

"Wah, terus apa kau sudah makan?"

"Bibi Lee yang datang untuk mencuci pakaian, membuatkan aku bubur hangat dan teh lemon. Katanya itu hal yang wajar saat kehamilan semester pertama sampai ke tiga ."

Siwon memanggutkan kepalanya mengerti. lalu dia ingat, pasti sikap Yoona yang jadi cepat sekali berubah-ubah juga karena hormon kehamilan yang sedang Yoona jalani.

Tempo hari Hyungsik juga mengeluhkan hal yang sama karena Tiffany yang cepat sekali marah dan pemilih makanan.

Siwon jadi terkikik sendiri ternyata ini ribetnya menjadi calon ayah ya. Dari dalam perut masih berbentuk janin saja ia sudah di bikin pusing dan kesal. Apalagi nanti kalau sudah lahir. Seperti banyak waktu dan kasih sayang extra yang harus di curahkan ke anaknya.

"Kenapa kau tertawa sendiri?" tanya Yoona heran.

"Tidak apa-apa aku hanya bahagia bersama mu."

Ucapan Siwon malah berhasil membuat pipi Yoona merona.

Benar saja. Hanya di puji seperti itu saja Yoona langsung kesemsem.dan bahkan sepertinya istrinya itu juga sudah melupakan pertengkaran kecil mereka tadi pagi. Siwon bersyukur atas hal itu.

"Lalu sekarang kau mau makan apa?" tanya Siwon sambil memandang Yoona lekat-lekat.

Yoona bersikap berpikir sebentar. "Aku ingin seloyang pizza tanpa nanas dan paprika."

"Baiklah aku akan mendelivery."

Apa yang bisa Siwon lakukan selain menuruti saja kemauan Yoona?.

***

Yoona merasa risih dengan Siwon yang tidak bisa diam tertidur di sampingnya. Berkali-kali Siwon memutar balikkan tubuhnya sendiri, lalu mengepak-ngepakan kakinya di kasur seperti ikan kekurangan air. Membuat tubuh Yoona disampingnya ikut bergerak-gerak karena getaran di kasur yang kuat.

Yoona mengambil langkah duduk dan kembali menyalakan lampu tidur di atas nakas.

"Bisa kau tenang sedikit?" omel Yoona.

Siwon baru terdiam setelahnya. Lalu ikut duduk disamping Yoona.

"Ada apa sih dengan mu? Kau tidak bisa tidur?" tanya Yoona heran.

Siwon mengacak-acak rambutnya frustasi, ia dia tidak bisa tidur. Karena hasratnya sejak tadi sedang bergejolak. sedangkan dirinya tidak bisa meminta langsung kepada Yoona.

"Iyaa aku tersiksa." lirih Siwon.dengan ekspresi muka tersiksa.

Yoona menatap wajah suaminya lekat-lekat lalu menimpuk Siwon pakai bantal. Beruntung Siwon langsung menepisnya.

"Aigoo, aku paling tau maksud dari wajah mu itu." sindir Yoona.

Siwon langsung tersenyum nakal dan memeluk tubuh Yoona kedekapannya. "Jadi bisa aku memintanya sekarang?"

Yoona mendorong dada Siwon dan menatap suaminya dengan tatapan meledek. "Anio..."

Siwon tidak bisa terima ledekan dan penolakan Yoona begitu saja. Ia akhirnya langsung menerjang tubuh Yoona. Menindih Yoona dibawah tubuhnya.

"Ya! Kau mencoba memaksa ku kan? Hentikan..oppa..." Yoona menjerit jerit sambil memukul pelan dada Siwon.

Siwon tersenyum lebar. "Dari dulu juga kau maunya di paksa-paksa kan?"

We're After MarriageWhere stories live. Discover now