24. Mayday

132 18 0
                                    

"Enak sekali." Aku bergumam dan Yugyeom rupanya menyadari bahwa aku mulai berbicara sendiri.

"Bambam bilang memang enak. Aku juga baru kali ini mencoba."

"Kau tidak terlihat seperti itu, Pak Kim."

Yugyeom tertawa ketika mendengarku memanggilnya dengan sebutan yang lain.

"Mungkin karena aku lapar," katanya.

"Benarkah?" Aku berniat menggodanya dan berakhir dengan ia yang mencoba meraih sisi di sebelah kirinya, sisi di mana aku duduk hanya untuk sekedar menggelitik ku.

Selesai dengan hidangan yang baru saja kami santap, aku dan Yugyeom kembali bergandengan sekedar berjalan tanpa arah yang jelas dan kami berakhir di sebuah lahan luas. Banyak orang di sana yang sekedar duduk dan bercengkerama. Suasana masih sekitar pukul tiga sore karena terlihat lebih teduh dan sudah tidak terlalu panas.

"Kau senang?" Tanyanya sembari memakan sebuah permen lolipop yang baru saja ia beli di sebuah kedai makanan di jalan yang kami lewati.

Aku mengangguk dengan semangat dan mencubit kedua pipi tembamnya gemas. Kukira aku menemukan hal baru yang kusukai dari laki-laki ini. Tangannya bertaut di sela jemariku dengan sangat erat khas orang posesif yang telah menandai teritorial nya. Aku tidak keberatan karena ini juga adalah sesuatu yang telah kunantikan.

"Bagaimana kabar yang lainnya?" Aku bertanya soal member yang lain dan berharap ia mengerti soal sebuah maksud tersirat di dalamnya.

"Baik. Jinyoung-hyung sempat minta maaf padaku soal yang di panggung itu."

Aku tidak pernah membahas soal ini ketika kami berada di sebuah chatroom dan malas sekali memberinya topik tentang orang lain. Yugyeom tidak pernah menyinggungnya sedikitpun dan aku enggan membicarakannya. Tapi sepertinya saat ini ia jengah menahannya seorang diri.

"Dia benar-benar meminta maaf padamu?" Tanyaku memastikan.

Yugyeom mengangguk dan bersandar pada sisi sebuah pagar besi. "Aku juga suatu saat bisa melakukan yang sama dan kuharap kau tidak keberatan dan cemburu berlebihan."

"Itu sudah menjadi tugasmu. Ini risiko yang kuambil karena kau milik ahgase, tetap."

Ia mengangguk dan mendekat ke arahku. Mencoba meraih sisi pinggangku namun aku menjauh berusaha menggodanya. Kurasa Yugyeom tidak sadar atau memang sedang tidak ingin bercanda. Aku jadi merasa bersalah dan mengusap punnggung tangannya pelan.

"Aku mencintaimu," katanya. Aku terharu dan bersandar di dadanya malu-malu.

"Aku tahu. Aku juga."

Aku sempat melihat sebuah kedai gula kapas yang terlihat menggiurkan. Kutarik pelan blazer yang Yugyeom kenakan berusaha menarik perhatiannya pada arah pandang mataku saat ini. Kukira ia gerah dan melepas blazernya kemudian meletakkannya di atas kepalaku iseng. Aku segera memindahkan benda yang cukup berat itu ke lengan kanan dan melihatnya sedikit berlari ke arah kedai di seberang tempat kami berdiri. Dari arah saku blazer aku bisa merasakan smarphone milik Yugyeom bergetar dan menampilkan sebuah nama Mark-hyung di sana. Aku sempat bersyukur karena smartphone Yugyeom tidak menggunakan password lock.

Kakaotalk

Mtuan
Angel ada di sini, Yugyeom
Apa yang terjadi di antara kalian berdua?
Angel berkata bahwa dia mengandung anakmu

Read

Aku membeku atas apa yang telah kubaca. Aku bimbang antara apa yang telah Mark katakan dengan kepribadian Yugyeom yang berbanding terbalik. Siapa gerangan Angel dan sejak kapan Yugyeom mengenalnya. Terlalu banyak pertanyaan yang terpampang di dalam otakku hingga aku tergagap dan airmataku jatuh setetes demi setetes membasahi layar iPhone silver milik Yugyeom.Tubuhku dingin dan berangsur menjadi panas secara tidak teratur. Kuletakkan blazer itu di sisi pagar besi dan tidak memedulikan Yugyeom yang berlari kearahku dengan dua buah gula kapas berwarna putih di sisi tangan kanannya. Aku merasa sangat hancur dan benar-benar tidak mengerti apa yang telah terjadi.Tidak dengan Yugyeom, Mark dan Nana. Tidak dengan Tuhan dan segala rencananya.

TBC

"Oh my God. Oke, it's happening. Everybody stay calm" -The Office

[ Kim Yugyeom ] Flight Log:Where stories live. Discover now