20. skyway

147 10 2
                                    

"Aku jauh dari saudara maupun saudariku. Sejak awal bertemu dengan kalian aku sudah mengira bahwa kalian akan dekat dengan kami."

"Tapi aku sungguh merasa bersyukur karena oppa memiliki sifat yang dewasa sekali."

Yugyeom tersenyum padaku dan berbisik, "Maaf karena mengejutkanmu tadi."

Sekitar tiga puluh detik aku menyerna apa yang ia utarakan. Aku mengira ia tengah mengatakan bahwa pelukan itu hanya sebuah kumpulan emosi karena merasa tersaingi dengan teman seperjuangannya, Bambam. Teoriku terpatahkan saat setelah Yugyeom membawaku ke dalam pelukannya kembali. "Tapi aku tidak bercanda sekarang," katanya.

Aku mengangguk sebagai jawaban karena aku juga membalas pelukannya. Bisa kudengar beberapa orang tertawa geli dan Bambam di sisi kiri justru bergurau dengan Nana dan aku sadar aku telah menemukan jawaban tentang seberapa dekatkah mereka ini.

"Kupikir kau gila," ujarku beberapa saat setelah kami sampai pada tribun festival. Aku mendengar langkah kaki beberapa orang yang datang, sedikit demi sedikit memenuhi seluruh sisi yang kosong. Kami membawa sebotol air mineral hanya sekadar penghilang dahaga dan rasa cemas karena konser akan segera dimulai beberapa menit lagi. Pandanganku berpendar dan bergumam, "Tempat ini luas sekali."

"Ini Thailand, nona," tanggap Nana disertai dengan senyuman khasnya

Aku kira Nana tak henti-hentinya tersenyum karena perlakuan Bambam tadi padanya. Aku sendiri memang jauh dari kata bahagia. Bukan karena aku bisa bertemu dengan Yugyeom tapi pada aku bisa berdiri di sini memandang mereka secara langsung. Beberapa orang bersorak 'Got7' beberapa menit setelah mereka sampai dan berdiri di atas panggung. Aku seakan menjadi sosok paling kecil di antara banyaknya pengunjung yang hadir. Kami disuguhkan dengan beberapa track lagu mereka pada album terbaru; Flight Log: Departure. Karena terlalu terbawa suasana dengan lagu yang emosional aku jadi tanpa sadar menitihkan air mata. Ketika mereka menyanyikan lagu spesial yang pernah Jinyoung katakan padaku, Mayday, aku seakan mendengar Jinyoung benar-benar meminta tolong dengan suaranya yang cocok untuk ballad itu.

"Tidakkah ini terlalu menyedihkan?" Aku sedikit berteriak karena riuh yang terjadi di belakang kami berdua. Aku dan Nana mencoba sebisa mungkin tidak menguras tenaga kami hanya untuk sekadar melompat atau berteriak pada mereka.

Nana mengangguk dan membenarkan ucapanku. "Memang. Tunggu sampai-" Ucapan Nana terhenti dan berganti dengan instrumen ballad, 1.31 am milik Jaebum dan Youngjae. Nana sempat mengatakan bahwa ia bertaruh untuk konser kali ini Jaebun akan menangis. Aku sendiri tidak begitu yakin mengingat Jaebum memiliki sifat yang terlalu keras untuk sekadar menangis di atas panggung meskipun aku pernah melihatnya beberapa kali di konser yang lalu.

"Apa ada list soal lucky fans yang akan mendapat hadiah dari mereka?"

"Aku tidak yakin mereka akan menghapus butir itu dari susunan acara. Kau pasti juga tahu dan bersiaplah jika Yugyeom mendapat giliran."

Aku bergeming untuk sesaat karena berpikir. Kukira Yugyeom tak akan mendapat kesempatan seperti ini karena Mark memiliki daya tarik lebih tinggi dari anggota yang lain. Aku tidak bermaksud mendoktrin apa yang akan terjadi, mungkin lebih pada realstis saja.

"Aku yakin Yugyeom tak akan mendapat giliran." Sampai seseorang menyebutkan namaku di atas sana, Jinyoung. Aku merasa bimbang setengah mati karena di hadapankan dengan sebuah kenyataan dan membuka pintu yang sama emasnya. Jika aku maju dan mendapat kesempatan duduk di samping Jinyoung, apa yang akan Yugyeom katakan padaku? Kenyataan bahwa kami harus menyembunyikan hubungan di balik semua ini adalah pilihan yang terbaik sampai aku berakhir menaiki panggung dan duduk di samping Jinyoung dengan senyum tersipu yang terpaksa.

[ Kim Yugyeom ] Flight Log:حيث تعيش القصص. اكتشف الآن