19. skyway

164 13 0
                                    

"Kau bisa tanyakan ini pada Yugyeom," ujarku cepat karena kami memang lagaknya terburu-buru. Takut konser segera dimulai dan mengurungkan niat kami bertemu dengan idola kami satu-satunya.

Sekitar lima detik kami berdiri menghalangi jalan menuju panggung. Beruntungnya tidak ada orang yang lewat lalu-lalang untuk sekadar memeriksa sesuatu di panggung, di atas sana. Aku dan Nana saling pandang dengan gusar. Takut-takut ia menganggap kami memang hanya bercanda karena Yugyeom menggunakan bahasa Inggris ketika denganku. Hei, siapapun bisa memalsukan identitas dan membuat idolanya seakan berkomunikasi dengannya. Aku ingin mengatakan bahwa kami berdua ini mimpi tapi ini justru berkebalikan dari seharusnya. Tapi setelahnya pandangan kami terpisah dan berganti dengan suara tapak kaki seseorang di depan sana, Jackson Wang. Ia tidak terlihat tergesa tapi lebih pada jauh dari kata rapi. Beberapa penjepit rambut bersarang di atas sana dengan sebuah kaos hitam serta celana pendek melewati lutut.

"Kalian berdua ditunggu Yugyeom dan-" Jackson melepas pandangannya dariku dan berpindah pada Nana. Tatapannya mengarah lebih daripada bahagia dan senyum sumringah itu muncul entah sejak kapan. "Bambam," lanjutnya setelahnya.

Aku tersenyum geli dengan ekspresi yang Jackson tunjukkan. Aku menduga bahwa Nana sangat malu saat ini.

"Ayo ikut aku."

Satu masalah terselesaikan setelah seorang staff yang sempat berpapasan dengan kami menunduk meberi hormat dan disambut oleh aku, Nana dan Jackson. Kami kembali berjalan menyusuri lorong dan aku merasa de javu untuk beberapa poin. Jika aku berada di posisi salah satu member Got7 aku akan merasakan de javu beratus kali.

"Bambam, tuan putri mu datang dan Yugyeom, kau tahu siapa yang bersamanya!" Suara Jackson ini sangat keras dan menggema di seluruh ruangan mungil berukuran kira-kira 5x5 meter.

Seluruh member bereaksi dengan kedatangan kami. Mark berdiri dari sofa yang tersedia di sudut ruangan, Jinyoung dan Jaebum secara sinkron menoleh berbalik dari cermin di hadapan mereka, Youngjae tengah latihan vocal dan berdiri tak jauh dari kami, ia juga berhenti dan beralih menoleh pada kami bertiga, sekarang adalah Yugyeom yang menganga di sudut ruangan. Ia tengah memainkan ponsel dan aku tak tahu apa yang menarik perhatiannya di dalam sana, Bambam berlari kecil menuju Nana dan berhambur memeluknya. Aku memekik dan menutup mulutku dengan kedua telapak tangan.

"Hei!" Teriak Yugyeom. Jaebum bereaksi dengan wajah mengernyit tak suka serta kaget yang kentara. Aku beralih menoleh ke setiap sudut ruangan yang terisi beberapa orang. Ini mengagetkan dan jauh dari kata tiba-tiba untukku.

"Kau mendahuluiku?" Aku bertaya menggunakan bahasa Indonesia dan membuat seluruh member memandangiku heran. "Kenapa kalian mendahuluiku? Kalian memiliki hubungan yang serius!" Aku mengulang menggunakan bahasa Inggris kali ini. Berusaha tak hanya berkomunikasi dengan Nana tapi juga dengan Bambam.

Bambam terkekeh dan memandang seluruh awak di setiap sudut. "(Aku kan sudah katakan bahwa aku punya sesuatu sebagai kejutan.)" Untuk kali ini aku tak bisa menerka apa yang ia katakan.

"(Jadi ini yang kau sembunyikan?)" Jaebum tersenyum geli dengan kedua telapak tangannya yang tersaku.

"(Bambam ternyata memang telah dewasa.)" Jinyoung berbalik dan kembali ke kursi di hadapan cermin. Ia duduk dengan terkekeh pelan dan menunjukkan beberapa otot pipinya yang menggemaskan. Ia tak akan berhenti menjadi bias ku sampai kapanpun. Aku bahkan ingin menyentuhnya dan mengambil beberapa foto dengannya, menunjukkan pada dunia bahwa aku telah melakukan sebuah langkah besar, bertemu dengan idolaku. Tapi di sisi lain juga aku membutuhkan Yugyeom. Ini lebih pada seseorang yang membutuhkan nasi daripada orang yang hanya membutuhkan sekadar dessert.

"Kukira kau bergurau ketika mengatakannya." Jaebum menyahut dengan tertawa ringan. Ia menggunakan bahasa Inggris untukku mengerti dan aku sadar ia tak ingin aku diam saja.

[ Kim Yugyeom ] Flight Log:जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें