1. If You Do

845 46 0
                                    

Apa kalian asing dengan istilah fansgirl? Kadang aku merasa begitu aneh jika berada di kerumunan orang awam yang tak begitu mengerti atau mengenal arti kata yang baru saja kusebutkan. Untuk takaran seorang fans memang tidak seharusnya orang-orang seperti kami ini berharap lebih seperti menjalin hubungan dengan sosok yang kami idolakan atau berhubungan sekadar teman dekat. Kami akan mendapat sebuah terror mengerikan dari orang yang berada di posisi yang sama. Sebagai seorang fans belaka. Aku mungkin hanya mewakili kalian di luar sana yang tengah mengidolakan sosok yang benar-benar membuat kalian bahagia hanya dengan melihat bayang pantulan dirinya di layar handphone masing-masing. Bahagia melihat nya tertawa lantang bahkan untuk alasan yang terlalu konyol, tak masuk akal. Tapi kami ada dan inilah kami.

Untuk kasusku, aku berada di sebuah lingkup atau mungkin bisa kalian sebut dengan fandom. Para idola kami berada dalam satu grup yang memudahkanku menyebutkan nama mereka tanpa harus mengurutkannya satu persatu. Got7, apa kalian pernah mendengar nama ini? Sebuah grup berisikan tujuh orang dengan talenta dan tanpa perlu aku jelaskan kalian juga pasti mengerti, apalagi daya tarik yang mereka miliki, wajah yang menawan. Tujuh orang laki-laki yang mendapat karunia Tuhan. Aku biasa mengatakan bahwa Tuhan menaruh serbuk ketampanan pada komposisi diri mereka terlalu banyak dan kelebihan dosis sehingga menyebabkan ketujuh nya mendapatkan wajah dan proporsi tubuh yang bukan main-main indahnya.

Berawal dari kemalasanku melakukan aktifitas sehari-hari hingga aku berakhir untuk menghabiskan sisa waktuku seharian ditemani oleh cemilan dan youtube. Baiklah, mari kujelaskan mengapa aku bisa berlabuh dan terdampar pada fandom JYP Entertainment ini. Mulanya aku memang hanya membuka aplikasi youtube itu dengan iseng tanpa ada tujuan yang jelas. Home youtube juga hanya menampilkan penyanyi Barat seperti Justin Bieber atau remix dari Martin Garrix beserta Dua Lipa yang begitu memukau, Scared to be Lonely. Sungguh, lagu itu sangat indah. Aku bisa memutarnya seharian penuh. Setelahnya justru aku teringat dengan kasus sebuah animasi dari kartun atau kalian biasa menyebutnya anime, ingat sebuah animasi This Love buatan seseorang yang menggunakan karakter Attack on Titan? Di sanalah aku tenggelam. Awalnya memang aku hanya sekadar basa-basi mengingat aku belum mengenal Got7 seutuhnya. Jujur pada saat itu memang aku merasakan jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Park Jinyoung yang mengenakan setelan hitam dengan jas dan celana bermotif merah-putih-hitam berpadu tentara.

Aku seperti pernah melihat dia tapi dimana? Pikirku untuk pertama kali dan saat itu juga aku teringat dengan drama seri Korea pemberian salah satu teman sekolahku dulu, Legend of the Blue Sea. Kutemukan jati dirimu, Park Jinyoung.

"Dinda, apa sudah tidur?" Suara mamaku menyeruak begitu dekat. Sepertinya beliau ada tepat di balik pintu. Sedari tadi memang aku hanya merebahkan diri dan berguling kesana-kemari menanti kantuk yang pasti akan datang dengan sendirinya.

"Belum, ma. Ada apa?" Tanyaku sedikit meninggikan suara dan segera berangsur mengambil posisi duduk.

"Besok kau jadi ke festival budaya di Universitas Brawijaya?"

"Jadi. Kalau mama tidak bisa mengantar, aku akan pergi sendiri." Mama memang tadi sempat berkata hendak pergi ke suatu tempat, besok.

"Siang, kan? Aku akan mengantarmu. Kau bisa pulang malam dan menelfon mama."

"Baiklah. Festivalnya memang sampai malam jadi tenang saja. Aku akan bersenang-senang." Suara langkah kaki menjauh itu menandakan mama telah kembali untuk sekedar meredakan kantuk di kamarnya.

Sempat aku hendak merebahkan diri namun handphoneku berdering singkat. Notifikasi dari salah satu sosial media Line. Mungkin satu dari teman dekatku. Mereka biasanya akan membicarakan soal bekal atau apapun itu yang dapat diperbincangkan. Sempat memang kami tidak saling mengabari untuk waktu yang lama tapi aku tak pernah menganggap itu sesuatu yang begitu penting sampai harus merusak persahabatan kami. Jarak bukanlah masalah.

Line

Nana
Apa masih ada orang yang hidup?
Aku..

Ada apa, Na? Tumben sekali kau belum tidur

Nana
Entahlah. Aku tidak bisa tidur. Besok aku tidak melakukan hal yang begitu mendebarkan tapi kenapa aku begitu menantikan hari berganti ya?
Read

Dia ini terlalu memikirkan hal yang kurang penting. Aku bergumam seolah orang di seberang sana dapat mendengar suaraku saja.

Cobalah untuk tidur...
Kau harapanku satu-satunya untuk membangunkanku

Setelahnya aku melempar ke arah meja belajarku Xiaomi redmi note 3 itu. Tak perlu khawatir, siliconnya terbuat dari karet. Dia tak akan cidera dengan mudah.

Festival budaya tak selamanya membosankan. Mengingat ini adalah sebuah festival yang tergolong besar dengan menyongsong berbagai lomba bahkan mata pelajaran sekalipun. Di Indonesia, kalian akan menemukan hal aneh seperti di negara sendiri menggelar festival dari kebudayaan negara lain. Di sini aku menceritakan tentang festival yang tengah kuhadiri, festival Jepang. Banyak cosplayer berkeliaran menandakan mereka menikmati waktu dimana banyak pengunjung yang meminta potret mereka untuk hanya sekadar menjadi koleksi.

Aku dan Nana tidak tersesat. Kami hanya kebingungan dengan kerumunan yang tak biasa di depan sebuah fakultas yang bahkan bukan tempat inti dan seluruh lomba ini hendak diselenggarakan. Jadi di sinilah kami. Duduk dengan menikmati sebuah santapan makanan berbentuk ikan dengan ice cream nikmat di atasnya dan cokelat sebagai topping pelengkap yang lezat.

Pandangan mataku berpendar santai menikmati jajaran orang yang lalu lalang. Tak terkecuali kerumunan mengerikan di depan sana yang masih menjadi pertanyaan besar dalam pikiranku. Sebenarnya apa yang mereka uforiakan di sana?

Manik mataku membulat ketika seseorang muncul dari kerumunan. Seorang lelaki dengan tinggi yang begitu menjulang hingga hampir menyentuh kusein pintu fakultas yang menurutku memang tak begitu tinggi, mungkin hanya sekitar dua meter. Kembali pada sosok yang mengejutkanku dan berhasil membuat pikiranku mengalami mode buffering youtube. Kulitnya tak nampak bagai orang Indonesia. Terlebih orang seperti kami yang berkulit jauh lebih gelap dibanding dirinya. Makhluk Tuhan itu bergerak, kuanggap dia hidup karena awalnya kukira ia hanya patung yang hendak para staff pindahkan dari fakultas satu ke yang lain. Rambutnya hitam kelam, mungkin persis seperti rambutku karena mama pernah sesekali berkata bahwa rambutku terlewat hitam. Dan inilah yang menjadi daya tarik dari seluruh tubuhnya. Hidung itu, Tuhan. Bagaimana bisa kau mencipatakan hidung sesempurna itu untuk sosok yang sudah terlalu sempurna ini.

"Dinda." Nana hendak bersabda namun aku bahkan telah mengerti apa yang hendak dirinya utarakan.

"Aku tahu. Aku harus menyelamatkannya. Dia merasa terancam." Buru-buru aku hendak berlari. Seketika seseorang menarik pergelangan tanganku dan sukses aku kembali pada posisi awal.

TBC

[ Kim Yugyeom ] Flight Log:Where stories live. Discover now