11. Selepas Rindu

24 2 0
                                    

Hari ini adalah hari sabtu yang sedikit membosankan bagi Abi. Saat libur kerja di isi dengan kuliah. Yah, walaupun kuliah sebenarnya bukan tuntutan dari perusahaannya, tapi hal ini demi menunjang karirnya ke depan.

"Yaelahh Bi,, tu muka tiap hari harus murung gitu yakk.." sapa Dilla.

"Hehehee.. biasa Dil, masih gegana tuh.." sahut Evan.

"Apalagi itu gegana?" sahut Abi.

"Gelisah, galau, merana... hahahaa.." sahut Dilla dan Evan bersamaan.

"Ahh kalian, ada aja bahannya. Bukannya menghibur malah ngeledek." sahut Abi.

Dilla dan Evan pun membiarkan Abi sendiri. Sendiri semakin tenggelam dalam lautan rindu. Rindu yang semakin membuatnya gak semangat menjalani hari-harinya.

Abi merindukan Irna.

"Akhirnya break juga." lenguh Evan.

"Ayo ke kantin..!" ajak Dilla.

Abi, Dilla, dan Evan pun beranjak menuju kantin. Tiba-tiba ponsel Abi bergetar, ada seseorang yang menteleponnya. Segera dia amati layar ponselnya, tertulis sebuah panggilan khusus darinya untuk seseorang "My Peceek". Segera dengan cepatnya Abi mengangkat telepon itu.

Terkias senyuman kebahagiaan di wajah Abi. Akhirnya Abi dan Irna bisa berkomunikasi kembali, setelah 3 minggu lamanya. Abi mendengarkan semua cerita Irna saat-saat 3 minggu yang sangat tidak enak. Abi adalah orang kedua yang di telepon Irna, setelah orang tuanya. Abi pun sampai lupa dengan makanan yang ia pesan di kantin. 15 menit yang terasa sebentar, karena Abi harus masuk jam mata kuliah berikutnya. Telepon gak bisa, sms pun jadi. Dan terus berlanjut hingga jam mata kuliahnya habis.

"Cieee.. yang udah semangat lagi.." celetuk Evan.

"Udah bisa teleponan lagi ya Bi..?" tanya Dilla.

"Iya udah bisa.. hehehe.. 3 minggu yang berasa amat sangat lama." jawab Abi.

"Yaa udah.. Aku balik dulu ya Bi, mau antar Dilla dulu sekalian ketemu camer." kata Evan.

"Emang berani ketemu sama bapak?" tanya Dilla ke Evan.

"Hahahaa.. ahh kamu banyak gaya aja Van.. paling pas ketemu ciut..!" kata Ku.

"Emang sudah hafal kalimat syahadat..?" tambah Dilla.

"Hahahaa.. gak lah.. udah yokk pulang." jawab Evan.

"Ok, kalian berdua hati-hati.. Sampai ketemu besok,," kata Ku.

Evan dan Dilla adalah sahabat ku. Mereka berpacaran, dan mereka berbeda keyakinan, Evan Kristen dan Dilla Islam. Tapi mereka sangat harmonis. Kadang membuat ku iri bahkan menambah rasa rindu ku dengan Irna.

Sakit Tuk Jatuh CintaWhere stories live. Discover now