8. Pendidikan

32 4 3
                                    

Hari ini.

Dimana waktu seakan ingin Ku hentikan. Dimana pekerjaan ini ingin ku hentikan. Dimana laut ini ingin ku seberangi. Untuk bisa bertemu Irna.
Hari ini Dia akan pergi untuk melaksanakan pendidikan. Ada kekecewaan besar dibalik hati ini. Yah, Aku gak bisa mengantar Irna pergi. Saat ini kondisiku sudah balik ke lokasi kerja. Sempat Aku sampaikan ke Irna untuk izin kerja, agar dapat mengantar Dia ke Bandara. Irna menolaknya. Dia menyuruhku untuk tetap pergi bekerja.

*

Bandara.

Irna sudah sampai dibandara dengan orang tuanya. Dia sudah bergabung dengan orang-orang yang baru dia kenal. Orang-orang yang akan pergi pendidikan dengannya. Orang-orang yang akan menjadi temannya.
Ada kesedihan yang terpancar diraut wajah Irna. Dia sedang memikirkan seorang laki-laki yang sedang bekerja dilaut lepas. Dan dia tahu, laki-laki itu pun memikirkannya. Irna pun segera pamit ke orang tuanya untuk pergi. Tak lupa dia mengirimkan pesan ke Abi.

"Kak Abi Sayang.. Ade pamit pergi dulu ya, kalau sudah sampai ade kabarin"

Pesan itu yang dikirimnya. Irna pun segere menyusul untuk melakukan check-in dan pergi ke gate keberangkatan. Ini pertama kalinya dia pergi jauh dari orang-orang yang dia sayangi.

*

Pesan yang dikirim Irna sudah ku baca. Berharap perjalanannya baik-baik saja.
Aku tahu pendidikan itu. Aku tahu persis bagaimana dan berapa lama.
3 bulan Aku dan Irna dipisahkan oleh lautan. Lautan yang sangat luas. Laut yang telah memisahkan pulau ini.
3 minggu tak akan ada komunikasi dengan Dia. Ya, ini bukan pendidikan biasa, ini bukan pendidikan seperti zaman SMA atau pun kuliah. Ini pendidikan Semi Militer. Dimana akan diajarkan tentang loyalitas, kebersamaan, dan tentunya kekuatan fisik. 3 bulan dalam ruang lingkup militer. Kebiasaan yang diluar dari biasa dilakukan. Aku kepikiran Irna. Banyak pertanyaan yang bermunculan dalam pikiranku. Sanggupkah dia melewatinya? Bisakah dia bertahan? Apakah Dia akan baik baik saja? Aku yakin, Irna adalah wanita tangguh.

*

Irna masih berkelut dengan kesedihannya setelah sampai dibandara ibu kota negara. Ia masih harus menempuh perjalanan sekitar 3-4jam untuk menuju Pusat Pendidikan. Irna segera menghubungi Orang Tua dan tentunya menghubungiku. Pertama ia mencoba untuk menelepon ku tapi gak tersambung. Irna tahu, Aku lagi gak dapat signal dilaut. Ia pun mengirim pesan.

"Kak.. Ade sudah sampai, sekarang lagi menuju Pusat Pendidikan. Kakak jangan lupa istirahat, jangan lupa makan, sama jangan begadang yaa..
Ade Sayang Kakak"

Pesan itu pun dikirimnya. Berharap Aku segera membaca dan membalasnya.

*

Inilah kenyataan yang harus aku terima. Mendapat tempat menginap di barge yang menempel di platform yang jauh dari jangkauan signal. Entah, apakah Irna ada mencoba menghubungiku, sudah sampaikah dia. Ahh.. kekesalan yang gak berarti sama sekali, itu yang ku alami saat ini. Aku tahu Irna akan sampai malam di Pusat Pendidikan. Tapi, tetap aku tak berdaya. Tetap gak bisa dapat kabarnya hingga esok hari. Dan malamnya, sama seperti saat aku ikut pendidikan 3tahun yang lalu. Alat komunikasi akan dikumpulkan dan di bagikan kembali setelah 3 minggu. Apa yang harus ku perbuat saat ini. Hanya berdo'a yang bisa ku lakukan saat ini.

*

Irna telah sampai di Pusat Pendidikan. Dia dan teman-temannya langsung disuruh berbaris. Suasana militer telah membuat mereka merinding. Setelah diberikan pemberitahuan tentang Pusat Pendidikan, Irna dan teman-temannya disuruh membawa barang-barang mereka menuju ruang makan. Irna pun mengambil makanan yang tidak terlalu banyak. Sebelum makan mereka langsung diajarkan tata cara sebelum makan ala militer. Setelah berdo'a sebelum makan, Irna dan teman-temannya betapa terkejutnya. Dalam hitungan 15, makanan mereka harus sudah habis. Suasana ruang makan pun berubah panik. Suara piring dan sendok meriuhkan ruang makan. Tiba-tiba salah satu Komandan berteriak untuk tidak ada suara.
Setalah makan, mereka disuruh berkumpul di ruang pertemuan untuk pembagian sepatu, baju seragam, dan perlengkapan mandi.
Irna sudah tahu akan seperti ini. Dia tahu dari Abi. Tapi, tetap saja ia panik.

Setelah pembagian barang-barang yang akan dipergunakan selama pendidikan, Irna dan teman-temannya diberi waktu 5 menit untuk menghubungi orang tua mereka. Karena alat komunikasi mereka akan dikumpulkan. Irna dengan cepatnya menelepon Mamanya dan dengan cepat mengetik pesan singkat untuk Abi.

"Kak, hp ade sudah mau dikumpulkan. Ade kangen sama kakak. Kakak jaga kesehatan disana, kerja yang baik, jangan nakal. Ade sayang Kakak."

Pesan itu pun segera terkirim. Irna tak mengharapkan balasan, karena ia tahu lokasi Abi lagi tidak ada signal. Ia pun segera mematikan handphone-nya dan mengumpulkannya.

**

Sakit Tuk Jatuh CintaWhere stories live. Discover now