5. Rumah Kedua

26 4 4
                                    

Tak terasa hari ini saatnya untuk kembali. Kembali ke lokasi kerja. Memang jarak dari rumah ke lokasi kerja hanya memakan waktu sekitar 1,5-2 jam perjalanan. Tapi, itu hanya perjalanan darat, gak termasuk perjalanan laut. Sebagai teknisi, yang kerjaannya berada di dua alam, tentunya adalah darat dan laut. Jadi terkadang kerja dilaut dan balik kedarat atau kerja dilaut dan gak balik kedarat. Emh.. semua itu kembali kepada bos yang memberikan kerjaan.

*

Akhirnya sampai juga. Mess masih kosong, berarti teman-teman belum pada pulang kerja. Yah, kerjaan disini memang 12jam tiap harinya, itu juga kalau normal. Biasa kalau ada masalah bisa-bisa lebih dari itu, lumayan lemburan.
Di Mess ada sepuluh orang, tapi gak semuanya ada. Karena ada yang stay dilaut untuk seminggu dan ada yang jadwalnya lagi libur.

"Assalamu'alaikum.." salam dari Heri dan Dion saat sampai di Mess.

"Wa'alaikumsalam.." jawab Ku.

"Ehh.. sudah ada Mas Abi.." sapa Heri.

"Iyalah.. biar cepat istirahat" kata Ku.

"Bi, tools ada diworkshop ya. Udah ku bersihkan juga," kata Dion.

"Ok ok sip. Lagi banyak kerjaan kah?" tanya Ku.

"Gak juga sih, normal seperti biasa." jawab Dion.

"Ok! Kalian pulang malam ini?" tanya Ku.

"Aku besok pagi Mas," jawab Heri.

"Aku malam ini, ada janji soalnya." jawab Dion.

"Janji sama siapa tuh,, eaa." ledek Ku.

"Biasa Mas, sama cewek baru.." kata Heri.

"Sembarang kamu Her. Sama teman ku, Bi." sanggah Dion.

"Teman kah temen.. hehehee.." tanya Ku.

"Temen sih, hahaha.. do'akan aja ya kan," jawab Dion.

"Ok lah. Sukses deh pokoknya. Hati-hati dijalan," kata Ku.

"In syaa Allah." kata Dion.

*

Kerja itu ibadah. Dan juga sudah menjadi kewajibanku sebagai kepala keluarga. Ayah meninggalkanku untuk menghadapat Tuhan saat Aku masih kelas 5 Sekolah Dasar.

Waktu terus bergulir hingga saat ini, perjuangan terus berjalan. Hari ini, saatnya untuk stay dilaut lepas lagi, syukurnya ombak dilautan sudah tidak saling mengejar, dan angin pun sudah mau menyentuh dengan lembut kulit ini.

September. Ya, bulan dimana ombak dan angin mulai bersahabat lagi. Nikmatnya dilaut itu, bisa melihat sunset atau sunrise, waktu buat kerja pun bisa diatur sendiri (yang terpenting laporan kerja selesai).

"Kakak hari ini stay dilaut lagi ya?" tanya Irna.

"Iya de, tapi cuma seminggu aja kok," jawab Ku.

"Tapi masih bisa teleponan, sms, atau BBM kan Kak," tanya Irna dengan nada manjanya.

"Iya masih ada, ade sayang.. Hehehe.." jawab Ku dengan manja pula.

"Ah, kakak ni ada-ada aja," balas Irna.

"Ya udah, Kakak berangkat melaut dulu ya. Nanti Kakak hubungin lagi," balas Ku.

"Hati-hati kak, Semangat Kak Abi sayang.." balas Irna.

Melayang rasanya baca chat terakhir dari Dia. Apakah ini merupakan signal bahwa Dia juga mulai menerima Ku? Semoga saja.

*

Platform. Sebuah bangunan dari baja berbentuk kotak bewarna kuning dengan empat kaki baja penyangga dan terdiri dari lima tingkatan serta sebuah pipa panjang berdiameter duapuluh inch mengacung tinggi kearah barat. Didalamnya mengalir deras liquid dan gas dari perut bumi. Yang sewaktu-waktu jika terjadi kesalahan sistem proses bisa berakibat fatal untuk perusahaan, lingkungan dan tentunya orang-orang yang bekerja. Inilah tempat kerjaku di laut lepas. Setiap pekerjaan pasti ada resikonya, sisa bagaimana caranya untuk menjaga agar resiko itu tidak terjadi.

**

Sakit Tuk Jatuh CintaWhere stories live. Discover now