Standar Disclaimer Applied
.
.
.
.
Avril Lavigne - Let Me Go
Charlie Puth - We Don't Talk Anymore
Taeyang - Eye, Nose, Lips
Taylor Swift - Safe and Sound
Westlife - Soledad
.
.
.
Enjoying Reading and Reviewing
-*************************************-
.
.
.
.
.
Rasa ketakutan masih menghantui pikiran Hermione Granger-Malfoy karena firasat mengerikan yang tiba-tiba masuk dalam pikirannya. Entahlah semakin ia ingin menghilangkan rasa takut itu, maka semakin melekat kuat di setiap cereblum otaknya.
Apakah firasat ini adalah kemampuannya? Apakah ini pernah terjadi pada orang-orang terdekatnya? Ia tidak tenang dalam tidurnya, pergerakan tidak stabil sehingga sang suami yang berada disampingnya terbangun. Mata kelabu milik Draco mendapati Hermione bergerak kesana kemari menandakan ia masih memikirkan firasat yang dikatakannya tadi.
Draco menarik Hermione ke pelukannya, dan pria ini mengecup dahi sang istri berulangkali demi mengurangi ketegangan wanitanya. Perlahan Hermione menjadi tenang dan memandang mata kelabu sang suami dengan seksama. Kenapa mata yang menatapnya balik penuh kehangatan tak terbatas? Kenapa tidak ada kekurangan dibalik sosok sang suami? Kesempurnaan tercetak jelas pada seorang pria yang menjadi hidupnya kini.
"Draco, apa kita tidak usah pergi saja?"
Tentu saja, pemikiran Draco mengarah pada firasat sang istri akan ada hal buruk yang akan menimpa keluarga kecilnya. Dirinya yakin kalau sifat keras kepala Hermione akan memaksa agar keinginannya terpenuhi, tapi permintaan putra kesayangan Scorpius Malfoy-membuatnya untuk menuruti keinginan sang anak. Itu karena sang istri baru-baru ini mengingat atensi keduanya sebagai bagian dari hidup Hermione, lalu Scorp sangat rindu akan afeksi Hermione sebagai sang ibu.
"Scorp akan kecewa, love. Kita sudah mengiyakan permintaannya," seru Draco.
Hermione menghela napas. "T-tapi, bagaimana kalau hal buruk terjadi pada kalian berdua?" lirihnya.
"Sst... love, percayalah tidak akan terjadi apa-apa. Tapi jika itu terjadi aku akan melindungi kalian," bujuk Draco.
Sungguh, Hermione ingin mempercayai perkataan dari sang suami. Tapi, kenapa rasa itu tidak pernah hilang? Dirinya terus mencoba untuk berpikir positif demi firasat itu tidak akan terjadi nanti pada mereka bertiga.
YOU ARE READING
Remember Your Voice
FanfictionKehidupan tidak selalu berada dalam kebahagiaan. Ada kalanya ujian menempah kualitas seorang manusia. Sama halnya pada sebuah keluarga kecil yang sedang membina rumah tangga. Ketika sebuah kecelakaan terjadi, lalu membuat perempuan yang dicintainya...
