Part 57 - Gelap Dan Batu

Börja om från början
                                    

"Kecuali jika Xavier membunuhnya." Katanya, waspada dan percaya Xavier masih hidup.

"Kalau dia benar-benar dimakan Lonk?" Tanya Ray. Raydon berhasil membuat Ugrah marah dan diam, melanjutkan membaca buku karena selalu diberitahu Xavier mati dimakan Lonk. Tapi dia bukan pria yang tidak punya kepercayaan, entah apa yang membuat dia sangat percaya Xavier masih hidup dan tinggal bersama The Beast yang mana tak masuk akal. Xavier bisa saja masuk ke daftar orang hilang yang diculik dan dimasukkan ke Darkpross, dia tidak pernah memikirkan hal yang semudah itu, langsung ke hal yang tidak memungkinkan. Semua yang dia lakukan pasti hanya untuk menemukan Xavier, si gelap Xavier.

"Kau baca saja tentang The Black Shadow Terror, dan aku baca tentang batu-batu ini." Ray mengeluh, malas lagi melihat buku. "Varunnette tidak membalasnya, Ilzier ke sana membawa barang bukti dan kembali sambil mengatakan 'nanti akan ditangani mereka', kurasa mereka menganggap kasus ini hanya candaan."

"Kasih saja mayat itu ke mereka."

Sontak Ray teringat Lily, Lily malang yang tergeletak tidak sadar dikerumuni batu-batu keras seluruh tubuhnya, menunggu guru Samborsa menemukan obat. "Kalau saja mereka membantu." Dia sangat muram.

"Varunnette tidak bergerak jika hanya ada 1 kasus saja, mereka bergerak kalau makhluk itu menyebabkan bencana besar sampai ke seperempat belahan."

"Jadi bagaimana? Hanya beberapa pria saja yang mengetahui hal ini, prajurit Lyither tidak pernah ke mana-mana. Aku kirim pesan ke Radella, Varunnette dan semuanya tidak membalas. Aku benci semua dewan, aku benci dewan keparat itu!" Cemoohnya kesal, menggeram lantang dan berkata kasar.

"Kau butuh minum nak?"

"Aku butuh obatnya! Dia tidak bergerak dan belum sadar." Ray semakin kesal, dia ingin jawaban atau bantuan dari Ugrah tapi Komandan yang Lari itu tidak memberikan masukan. Hanya memikirkan Xavier, seolah dunia akan tenggelam jika tidak menemukannya.

"Pacarmu belum berubah, jadi yang kau cari ini cara untuk mengalahkan atau menyembuhkan? Mengalahkan Pejalan Batu kau berbicara persediaan perang, menyembuhkan gejala Pejalan Batu kau membicarakan obat. Kau ada di kebingungan, pilih satu dan kerjakan," sarannya, akhirnya. "Hanya kau dan beberapa pria yang melihat mereka kau bilang, artinya tidak ada yang percaya di luar sana, terutama dewan tua yang hanya percaya mengantongi batu di saku kanan dapat menahan buang air besarnya. Apa yang kau harapkan dari dewan tua itu? Bertemu mereka? Lebih baik melakukannya lebih dahulu dan melanggar peraturan."

"Kalau begitu kau juga sama, menemukan Xavier atau menemukan Lonk. Aku tahu ini hari yang sulit komandan, aku menghormatimu, sungguh. Tapi jika perang nanti mereka menurunkan makhluk itu kita hancur." Sindirnya.

Ugrah berpaling dari bukunya, menatap sejenak Raydon yang berjenggot tipis. Pemuda itu menjengkelkan jika dia sedang kesal, membagikannya pada semua orang. "Apa yang digunakan penambang untuk menghancurkan batu?"

"Um, beliung tambang? Cangkul tambang? Bom? Aku bukan orang tambang komandan." Ray berdiri, mengintip jendela ke arah gang sempit yang mendung, beberapa pria lewat, wanita membawa keranjang masakan.

"Kamu menggunakan pedang mengayunnya, apa batu pecah dengan gerakan ayunan my lord? Tapi kalau kau mencangkulnya di titik yang tepat, kau akan menghancurkannya. Pekerja tambang akan mengalahkanmu kalau berhadapan dengan makhluk itu." Gerutunya.

"Kita tidak berperang dengan cangkul dan linggis." Keluh Raydon lagi.

"Kenapa tidak? Bukannya kita bosan dengan pedang? Kadang mereka berperang dengan kata, berperang dengan wajah, berperang dengan senyuman. Semua adalah senjata, yang mengasah adalah pribadi orang sendiri."

Inside of Stone - 5TDär berättelser lever. Upptäck nu