Part 57 - Gelap Dan Batu

345 39 8
                                    

Pedang ungu dari baja Ganusion tergeletak, berdiri di lantai, disarungi dari kulit sapi coklat dan terukir lambang R, kepala pedang berbatu ungu, kaitannya tembaga asli, ada lambang Lyither, permata ungu 3 buah berjajar di sarungnya. Bertanya-tanya berapa banyak makhluk yang sudah dibunuh dengan pedang itu? Tapi hanya ada 1 makhluk yang tidak bisa dibunuh dengan pedang itu.

Raydon mengalihkan pandangan ke buku tebal ditulis guru Jatum mungkin satu abad yang lalu, tentang batu-batu terkeras yang tidak bisa dihancurkan. Setiap judulnya dia menemukan nama batu dan gambarnya, penjelasan dan bait-bait singkat cerita-cerita lama dari guru penulis. Batu intan salah satunya, gambaran tinta guru tidak terlalu bagus bahkan pelukis handal akan merobeknya dan menggambarkan ulang untuknya. Dulu sebelum bentuknya sebagus di gambar, berlian atau intan masih berbentuk kasar. Penambang yang ahli mampu membedakan antara berlian, kerikil, ataupun pasir. Berlian termahal ditemukan di sungai, oleh orang biasa dengan pendulangan, menyerok isi sungai dan mengisi nampan itu dengan kerikil, pasir, batu-batu kecil lalu menggoyang-goyangkannya di air hingga hanya tersisa batu-batu. Lalu mereka memilahnya, ada yang bagus, ada yang jelek, yang beruntung bisa menemukan batu mulia. Setelah batu mulia didapatkan, mereka menghaluskannya, memolesnya hingga dapat bentuk berlian yang cantik yang harganya melambung tinggi, cocok untuk bangsawan.

Tapi Pejalan Batu yang dilawannya saat itu tidak dipenuhi batu berlian, artinya masih ada kelemahannya. Raydon membalik lagi, baru dapat puluhan halaman dan masih ada ratusan lembar yang harus dibaca. Dia mulai bosan, tempat baca Lyither sangat kumuh dan sempit, berdebu dan berhantu. Dia menemukan tikus-tikus bermain di balik lemari, menjerit saat buntutnya digigit tikus lain, lampu minyak berumur puluhan tahun mati, hanya guru-guru saja yang suka masuk di sana.

"Aku lelah baca sejarah, kufikir kita harusnya melupakan masa lalu." Gerutunya menutup buku, debunya terbang.

"Bangsa yang kuat adalah bangsa yang menghormati pejuang dan mempelajari sejarah masa lalu. Kalau aku tidak membaca cerita tentang komandan-komandan terdahulu Sonya dan bagaimana cara mereka di lapangan, aku tidak akan memenangkan perang Tambang Kuning saat itu dan diangkat menjadi komandan Sonya. Terima kasih untuk nenekku yang suka mendongengkan kisah ksatria Sonya." Gumam Ugrah, dia membaca di antara 3 lilin yang mengelilingi bukunya, terkadang aroma terbakar terendus karena rambutnya hampir terbakar terlalu dekat dengan api.

"Orang-orang Peri ini punya banyak sejarah komandan, tapi banyak yang sombong." Ray bersandar, membuang nafasnya yang berbau debu.

"Orang-orang lain juga punya sejarah, tapi mereka mengingat yang penuh omong kosong." Balasnya, dia masih semangat membaca buku, buku-buku yang judulnya sulit dicari dan tidak banyak yang menulisnya. Pria tua itu meninggalkan tugasnya di Sonya demi menemukan Xavier, demi membuka tabir yang tabu baginya sampai ke utara. Ada sesuatu yang harus dipecahkan setelah mendapatkan cermin jelas di Flyanger, dia tidak main-main.

"Ganusion adalah baja kuat, orang-orang Dubhan mendirikan gerbangnya menggunakan baja jenis ini. Para penambang hanya menemukan tambangnya di tempat yang membeku. Aku melawan makhluk itu sia-sia komandan, kuharap kau melawannya suatu saat." Ray berharap, jadi bisa menemukan rekan untuk mencari jawaban bagaimana mengalahkan mereka.

"Aku tidak mau," elaknya. "Mutan-mutan Darkpross berbahaya, para Peri yang harus mengendalikannya." Dia terdengar bercanda.

Raydon bernafas kesal, duduk tegak lagi dan berkhayal. "Kalau begitu aku harap semua Pejalan Batu nanti menginvasi Earthniss." Hujatnya.

"Mana yang kau pilih? Pejalan Batu yang menyerang atau Black Shadow Terror?" Dia masih membaca, berkhayal di mata cerahnya.

"The Beast tidak akan pernah menyerang, komandan dengar yang Hervodus itu ceritakan? 'Tidak akan pernah The Beast bergerak jika salah satu kaumnya tidak mati'." Ray mengingat lagi cerita Hervodus yang mereka berdua datangi.

Inside of Stone - 5TOnde as histórias ganham vida. Descobre agora