PART 39

7.9K 521 31
                                    

Ali bgtu cemas saat ia tahu bahwa Hansen tidak ada di sekolahnya karena Prilly telat menjemputnya.
Barusan saja, Prilly menelponnya memberitahu yg terjadi. Ali hampir saja memarahi Prilly, jika tidak ingat bahwa Prilly tidak suka dimarahi.
Ia dengan segera mendatangi sekolah Hansen, meminta penjelasan dr pihak sekolah mengapa Hansen diizinkan pulang dengan orang lain yg tidak pernah menjemputnya. Dan kini ia berada sekarang, di dalam ruang kantor kepala sekolah. Ia menatap wali kelas Hansen dengan tatapan tajam.

"Miss, bagaimana bisa anda memberikan izin kpd orang yang menjemput Hansen padahal anda tidak tahu dia siapa ?"tanya Ali penuh emosi.

Wanita bernama Laudya itu , tampak gugup. Wajahnya tampak memerah.
"Saya meminta maaf  Mr. Ali, yang saya tau, yg menjemput Hansen membawa kartu Parent Card, jadi saya berfikir itu rekan anda."

"Kenapa Miss tidak mencoba menghubungi kami terlebih dahulu ? Kenapa langsung menyerahkan Hansen bgtu saja ? Miss pikir Hansen itu karung beras yg gampang dioper ke orang lain. Karung beraspun harus dibayar dulu, lah ini main serahin aja,"ucap Ali benar2 murka.
"Saya tidak mau bertele2, saya minta tolong pihak sekolah bantu untuk lapor polisi, jika terjadi sesuatu dengan Hansen, saya pastikan sekolah ini akan tutup. Saya permisi."

********

Ali memasuki rumahnya dengan wajah kusutnya . Kehilangan Hansen, membuat ia melakukan hal2 tak terduga hari ini seperti melapor polisi, dan berkeliling jakarta untuk mencari Hansen.

Ali melihat Prilly yg tengah termenung di sofa. Matanya sembab. Dan ya, sdh pasti ia menangis. Ali duduk di sebelah Prilly, merangkul pundak istrinya, lalu mencium kepalanya dengan lembut.
"Hansen blum bisa pulang hari ini my wife, bersabarlah."

Prilly menatap Ali dengan tatapan sendu. Wajahnya basah oleh airmata.
"Maafkan aku sayang, aku yang terlalu ceroboh hingga Hansen diculik".
Ali menggelengkan kepalanya.
"Ah, tidak. Kau tidak bersalah. Aku yakin, tidak lama lagi, Hansen pasti kembali."

********

Ali menyusuri jalanan ibu kota kembali mencoba mencari Hansen. Jujur rasanya ia bgtu merindukan anak laki2nya itu.
"Hansen,"ucapnya lirih.
Ia akan MENGUTUK siapapun yang menculik apalagi sampai menyakiti anaknya menjadi KATAK HIJAU.

Kim mengetahui kesedihan tuannya itu. Ia pun ikut membantu bossnya itu dengan menyebarkan brosur anak hilang kemarin.
"Tuan yang sabar, Hansen pasti kembali," ucap Kim meyakinkan.
Ali mengangguk pasti.
" Aku yakin itu Kim, hanya saja saya penasaran, siapa yang berani mengambil Hansen dariku ?"
Kim menggeleng pelan.
"Entahlah tuan, yang jelas orang itu pasti punya tujuan tersendiri mengapa ia melakukan itu."

Ali mengusap wajahnya frustasi.
" Aku merindukannya Kim, sangat."

Mendengar cerita tuannya Kim pun tidak tega.

"Sabar tuan Ali, hanya itu yg bisa saya katakan, dan berdoa semoga Hansen cpt ditemukan."

********

Prilly terlihat gusar. Ia bgtu terburu2 memasukan uang ke dalam sebuah koper yg berjumlah 100 juta.
Ia bgtu was was, pasalnya ia tak memberi tahu Ali terlebih dahulu.
Hari ini, Prilly ditelpon oleh seseorang yang mengaku menculik Hansen. Ia meminta uang  tebusan senilai  100 juta. Dan juga orang itu mengatakan jika Prilly tidak boleh memberi tahu Ali . Maka , demi keselamatan Hans, Prilly pun menyetujuinya.

Bgtu ia sudah siap, ia mengendarai sendiri mobil Ferarinya. Ia memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi.
Ia sdh tak sabar, ingin mengambil kembali anaknya yg telah 3 hari terpisah dengannya itu.

******

Prilly memarkirkan mobilnya di  sebuah gedung tua yang letaknya jauh dr keramaian kota itu. Ia melangkahkan kakinya, memasuki  gedung tua itu dengan jantung berdebar . Jujur , Prilly sebenarnya tidak seberani itu.

Bgtu sampai di dalam gedung tua itu, Prilly mendengar suara Hansen memanggil namanya.

"Momy, mommy ."

Prilly dengan segera melangkahkan kakinya mendekati arah suara Hansen.

"Momyyy !!!" ucap Hansen girang , namun membuat Prilly merasa teriris melihat keadaan anaknya itu.
Bagaimana tidak ? Hansen dikurung, bagai seekor ayam dengan sebuah kurungan dengan wajah yang belepotan, dan baju yg entah milik siapa namun sangat tidak layak pakai. itu.

Air mata Prilly, langsung terjun bebas melihat anaknya yg bgtu mengenaskan, namun Hans bgtu tegar .

"Sayang, bigboy, kamu baik2 nak ?"tanya Prilly berusaha menggapai anaknya yg dalam kurungan itu .

"Hans, baik2 mom, cuma Hansen lapel, ga  dikasih makan sama om bewok ," jawab Hans yg membuat Prilly malah tidak tega.
" Mom, bawa loti cama cepingkle gak ? Hansen pelutnya udah sakit," ucap Hansen sembari memegangi perutnya.
Prilly menundukkan wajahnya, lalu menatap wajah Hansen.
" Nanti ya, momy buatin roti, kalau kita sdh pulang dari sini."

"Ohhh,, sedang ada drama rupanya, bagaimana Prilly ? Melihat anak pungutmu dengan kondisi seperti u
itu ?" ucap seorang Pria brewok yg berbadan besar , menambah kesan seram buat Prilly.

Prilly menatap gahar penculik di hadapannya. Lalu menyerahkan koper berisi uang 100 jutanya itu.
" Ini, uang 100 juta yang kamu minta. Sekarang tolong, bebaskan anak saya, dan biarkan saya pergi dari sini."

Penculik itu tersenyum licik.
"Tidak semudah itu, Prilly. Aku tak ingin melepaskanmu bgtu saja."

"Maksud kamu apa ?"
Prilly tak terima dengan perkataan si brewok itu.

"Prill, Prill, kamu tau , orangtua kamu dulu menghina saya habis2an. Proyek yang seharusnya saya menangkan, terlepas bgtu saja gara2 ayahmu itu. Padahal proyek itu bernilai milyaran .

Prilly menutup mulutnya tak percaya.
"Jadi , kamu yang bunuh orangtua aku , iya ?? cuma gara2 orangtua saya yg menang tender ?"

Pria itu mengeluarkan pisau lipat dari sakunya, lalu menatap Prilly dengan penuh dendam.
"Gak cuma orgtua kamu Prilly, sebentar lagi kau akan menyusul orgtuamu ke neraka, beserta anak pungutmu itu,"ucap si penculik itu lalu melemparkan pisaunya ke arah Hansen.

Dengan cepat, Prilly menghalangi tubuh Hansen, hingga ia yang terkena pisau itu dibagian perutnya. Darah segar mengalir dari perut Prilly , membuat Hansen berteriak dan menangis.
" Momyy !!!"

Seakan merasa kurang, si penculik itu kembali menusuk Prilly hingga tiga kali di bagian leher dan punggungnya, dan membuat Prilly langsung ambruk.
"Sekarang , tamat riwayatmu Prilly. Dan sebentar lagi, anak pungutmu itu akan segera mati ditanganku," ucap  si penculik itu sembari menuangkan racun serangga ke dalam gelas yang akan di berikan untuk Hansen.

"HENTIKAN "!!!!

Sebuah suara berhasil mengagetkan si penculik itu hingga gelas yang di pegangnya jatuh dan pecah di lantai.

*****

Guys, harusnya ini cerita ga kosong  . di tmpat saya ada kok.

MY PRILLYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang