Dua Belas

51 7 2
                                    


"Bukankah kau bilang Min-Hee hanya bisa melakukan pemotretan hingga makan siang? Lalu mengapa kalian tidak mulai bersiap-siap, Eonni?"

Hye-Young yang ketenangannya mulai terusik, berusaha mengalihkan perhatiannya pada hal-hal lain. Beberapa orang yang duduk di sekitar meja mereka kini menatap ke arahnya. Suara Hye-Young memang agak meninggi beberapa saat yang lalu. Tapi itu semata-mata karena Hye-Young ingin mengalihkan pembicaraan Seong-Joo dengan Min-Hee tentang dirinya.

"Kalian melupakan Dong-Gyu," ujar Jin-Seok pelan.

Dong-Gyu adalah model laki-laki Iridescent. Hye-Young menepuk dahinya ketika teringat bahwa hari itu harusnya adalah jadwal pemotretan untuk Summer Couple Collection. Dan kini, Min-Hee malah datang seorang diri. Tanpa Dong-Gyu.

"Di mana Dong-Gyu?" tanya Hye-Young sambil mengedarkan pandangan ke sekeliling, berharap sosok laki-laki tinggi berwajah tirus yang sekilas membuatnya mirip dengan Lee So-Hyuk itu berada di suatu tempat di dalam kafe tersebut.

"Hye-Young-a, kurasa Dong-Gyu tidak bisa datang. Dia baru saja mengirimiku pesan dan..."

"Bukankah seharusnya dia mengabari sejak kemarin? Jadwalku penuh, Eonni." Min-Hee lebih dulu menggerutu sebelum Hye-Young mengatakan sepatah kata pun. Sebenarnya, sebagai fotografer, bukankah Hye-Young yang berhak komplain lebih dulu atas tindakan Dong-Gyu yang terlalu semena-mena seperti itu.

"Dong-Gyu bermasalah dengan perutnya, kurasa kita tidak bisa menyalahkan Dong-Gyu sepenuhnya," seru Mint.

"Cari penggantinya, Eonni."

Di tempat duduknya, Hye-Young sudah bisa mendengar racauan Min-Hee tentang waktu pemotretannya yang kembali diundur. Sementara itu, Mint masih berkutat dengan ponselnya. Beberapa kali, gadis itu menggelengkan kepalanya sambil menghentakkan kakina ke lantai, atau Mint akan memasang wajah memohon sambil berbicara di telepon. Dari ekspresinya saja, Hye-Young bisa tahu jika tidak ada yang bersedia menggantikan Dong-Gyu untuk pemotretan hari itu. Hye-Young menghela napas. Setelah pemotretan pertamanya bersama Min-Hee yang berujung pada hasil foto yang kacau, tentu saja dia tidak ingin pemotretan keduanya berujung pada pembatalan.

"Ya! Kau yang duduk di sebelah sana, mengapa tidak kau saja yang menggantikan Dong-Gyu hari ini?" Jin-Seok yang sedari tadi memilih untuk mengamati keadaan pun angkat bicara.

"Aku? Kau tidak salah orang? Aku? Mengapa tidak kau saja yang melakukannya?"

"Dilihat dari penampilan, kau lumayan juga. Aku suka warna rambutmu, modelnya tinggal ditata sedikit. Tubuhmu tegap, kakimu panjang, dan kau memiliki fitur wajah yang manis. Kurasa kau bisa menggantikan Dong-Gyu. Kau tidak punya masalah dengan kamera, bukan?" Mint langsung memberondong Seong-Joo dengan pertanyaan sementara Jin-Seok di tempatnya melipat tangan sambil tertawa kecil melihat serangan Mint.

"Mengapa bukan laki-laki itu saja yang menggantikannya?" protes Seong-Joo.

"Ah, Jin-Seok tidak bisa tersenyum di depan kamera. Kau tahu, di kehidupan sehari-hari saja dia jarang tersenyum, bagaimana dia bisa membagi senyum jika berhadapan dengan kamera," sahut Mint.

Hye-Young berdeham. Tentu saja itu bukan sesuatu yang diharapkannya. Mengambil gambar Seong-Joo dan Min-Hee bersama-sama tidak pernah ada di dalam daftar pekerjaan yang ingin dilakukan Hye-Young sebelum mati.

"Bagaimana menurutmu, Hye-Young-a? Bagaimana jika Seong-Joo yang menggantikan Dong-Gyu untuk hari ini? Kurasa ukuran pakaian Dong-Gyu nyaris sama dengannya."

Hye-Young melirik ke arah Seong-Joo. Dilihat dari wajahnya, Seong-Joo memang bukan pilihan yang buruk untuk menggantikan Dong-Gyu. Semua fitur wajah yang dimiliki Seong-Joo terlalu sempurna untuk ditolaknya.

"Eonni, sebaiknya kau minta orang itu mengganti pakaiannya dan bersiap. Aku akan menyiapkan kameraku."

Hye-Young pura-pura tidak melihat Seong-Joo ketika Mint dengan penuh semangat memboyongnya ke kamar mandi kafe sambil membawa beberapa helai pakaian di tangannya. Sementara itu, Min-Hee mengekori dari belakang sambil membawa pakaian yang harus dikenakannya.

"Tampaknya kau akan berhutang pada laki-laki itu, Hye-Young-a."

"Aku tahu dan aku tidak suka kenyataan bahwa aku berhutang padanya, Oppa. Mengapa tidak kau saja yang menggantikan Dong-Gyu? Rasa-rasanya berhutang padamu akan membuatku lebih mudah membayarnya daripada berhutang pada laki-laki itu."

"Kita bisa mentraktirnya makanan setelah pemotretan ini, atau kau ingin mengajaknya seorang diri?" tanya Jin-Seok.

"Jangan gila, Oppa! Aku tidak akan melakukannya. Tidak, tidak. Aku hanya perlu mengucapkan terima kasih dan sudah, tidak ada lagi hutang seperti itu."

"Gadis ini... Apa di Milan kau tidak diajarkan bagaimana cara berterima kasih dengan baik dan benar?"

"Tapi mentraktirnya makan itu terlalu..."

"Oke, bisa kita mulai sekarang, Hye-Young-a?" Belum sempat Hye-Young menyelesaikan kalimatnya, Min-Hee dan Seong-Joo lebih dulu kembali.

Hye-Young membalikkan tubuhnya dan menemukan sosok Seong-Joo di balik balutan sweatshirt bermotif garis hitam putih dan ripped jeans berwarna baby blue. Untungnya, sneakers putih yang dikenakan Seong-Joo terlihat begitu pas dengan pakaian yang dikenakannya. Hye-Young terpaksa menelan ludah. Dengan rambutnya yang ditata lebih rapi, laki-laki itu benar-benar menarik. Jauh lebih menarik ketimbang Seong-Joo delapan tahun yang lalu.

"Hye-Young-a, tidak ingin mulai?" Suara Jin-Seok membuyarkan lamuann Hye-Young. Pipi Hye-Young memerah ketika dirinya melihat Mint tertawa kecil sambil menatapnya dengan tatapan jail. Oh, Hye-Young sama sekali tidak menyukai tatapan itu.

"Min-Hee-ssi, anggap saja kau sedang berkencan dengan Seong-Joo-ssi di kafe ini. Rileks saja. Kita mulai di meja di sudut sana, oke?"

"Kau tidak perlu khawatir. Kami sudah terbiasa dengan kencan seperti ini. Kupastikan kau akan mendapatkan gambar yang bagus hari ini, Hye-Young-ssi."

Nyut.

Hye-Young menghentikan langkahnya ketika dia merasakan sesuatu yang berdenyut di dadanya. Sementara itu, Seong-Joo dengan santai mengikuti langkah Min-Hee ketika gadis itu menariknya menuju meja di sudut kafe. Bukankah Hye-Young yang menyuruh mereka memulai pemotretan, tetapi mengapa sebagian dari dirinya tetap bersikeras menolak apa yang terlihat di depan matanya.

"Hye-Young-a, jangan melamun dan selesaikan pemotretanmu."

Hye-Young menghela napas dalam-dalam. Dia tidak pernah tahu bahwa melihat Seong-Joo bersama Min-Hee dapat membuatnya sesesak itu.

Bahkan setelah ia bertahan seorang diri selama delapan tahun.

***

Catatan penulis:

Halo halo! Aku agak terlambat posting bagian ini. Mohon maaf sebesar-besarnya. Nah, gimana menurut kamu sama Phone Reminiscence ini? Yuk share pendapatmu. Jangan lupa mampir ke laman HandiNamire99 AsmiraFhea lianurida piadevina ^^

Cheers, Dhamala Shobita


PHONE'S REMINISCENCE (Memento Series #3)Where stories live. Discover now