11. Hembusan Badai

Start from the beginning
                                    

"Hentikan Yoona!!" teriak Siwon menggema.

Yoona sampai mundur kebelakang karna takut melihat Siwon yang marah seperti ini.

Airmata Yoona tak dapat di bendung lagi. Ia menangis. Rasanya baru beberapa hari ini Siwon sudah berubah Siwon sudah baik padanya dan bahkan mereka selalu menghabiskan malam bersama. Rasanya. Indah sekali. Kehidupan rumah tangganya sudah normal. Tapi melihat Siwon yang berteriak seperti ini dihadapannya. Membuat Yoona benar-benar takut dan frustasi.

Siwon yang sadar Yoona menangis dan ketakutan akhirnya mencoba meredam emosinya sendiri. Ia juga tidak mengerti kenapa jika menyangkut perasaannya dimasalalu ia selalu seberingas ini. Ia kini mengutuki dirinya sendiri yang sudah membuat Yoona menangis lagi.

Siwon berlalu melewati Yoona bahkan untuk memeluk Yoona saja ia jadi ragu.Siwon mengeluarkan koper besar milik mereka.

"Rapikanlah semua pakaian besok pagi kita kembali ke seoul."

Yoona menoleh ke Siwon menatao punggung dingin lelaki itu. Apa katanya? Pulang ke seoul? Waktu liburan mereka kan masih satu hari lagi. Kenapa sekarang Siwon merubah pikirannya? Tanpa bicara yoona tetap patuh pada perintah Siwon. Ia merapikan pakaian dan perlengkapan mereka.

"Maaf liburannya harus kita tunda dulu. dan cukup sampai malam ini, besok sore aku segera berangkat ke jepang untuk urusan bisnis."

Yoona pasrah. Ia hanya memanggutkan kepalanya. Hatinya rasanya kembali terhempas kedasar jurang setelah sebelumnya hatinya bagikan terbang di langit yang biru cerah.

***

Begitu mereka sampai dirumah Siwon masih bersikap agak dingin pada Yoona. Siwon bahkan langsung menyibukkan dirinya dengan laptopnya dan ponselnya sepertinya ia sedang berbicara dengan bawahannya.

Sebenarnya Siwon sudah membuat cuti untuk besok dan membatalkan pertemuannya dengan koleganya. Tapi karena suasananya sedang kacau dan ia butuh waktu sejenak untuk jaga jarak dari Yoona. Maka ia menghubungi bawahannya untuk mengatur pertemuan di jepang menjadi besok siang. dan beruntungnya pihak kolega jepang setuju. Maka sore ini Siwon bisa langsung berangkat ke jepang.

Siwon masuk kekamarnya, dan didalam sana sudah ada yoona berbaring dikasur memunggungi dirinya. Hasrat sexualnya masih ada pada Yoona. Hanya melihat Yoona seperti itu ia langsung terangsang tapi siwon mencoba meredamnya. Ia mengabaikan Yoona dan pergi kekamar mandi.

Setelah menghabisnya waktu limabelas menit dikamar mandi siwon keluar dari kamar mandi berkelanjang dada hanya melilitkan handuk putih di pinggangnya.

Yoona bangun dari posisinya, berjalan menghampiri Siwon. Ia memegang punggung siwon dan menyandarkan kepalanya di bahu Siwon.

Siwon mencoba menahan napas. Kenapa Yoona berlaku seperti ini? Yoona berhasil membuat darahnya mendidih dan tegang. Apalagi ketika tangan kecil Yoona memeluk pinggangnya dari belakang. Dan masih menyandarkan kepalanya di bahu Siwon. Jantung Siwon berdebar-debar di buatnya.

"Jangan seperti ini oppa. Ku mohon jangan diam dan menganggap ku tak terlihat. Aku meminta maaf dan berjanji tidak akan mengungkit-ungkit masa lalu oppa lagi"

Siwon dapat mendengar isak tangis Yoona yang ditahan-tahan. Lagi-lagi wanita itu menangis.

"Aku di Seoul tidak ada siapa-siapa, aku hanya bergantung pada oppa. Suami ku."

Siwon akhirnya mengalah dan benar-benar meredam amarahnya. Ia membalikan tubuhnya dan memandangi wajah Yoona lekat-lekat. Ia bersalah oada wanita polos ini.

Siwon mengecup kening Yoona dan langsung memeluk Yoona dengan erat. "Oppa juga minta maaf karna terlalu emosi."

Yoona membalas pelukan Siwon. Bahkan setelahnya mereka berciuman bibir dengan penuh perasaan. siwon melepaskan ciumannya dan memandangi wajah Yoona penuh minat. Tapi ketika ia melihat jam dinding ia langsung mengutukinya.

We're After MarriageWhere stories live. Discover now