Cotton Candy Philosophy (13)

42.6K 3.2K 97
                                    

*

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*

William menyesap kopinya pelan. Suasana sunyi menyeruak kamar VVIP Rumah Sakit St Elizabeth.

William menatap Autumn yang terbaring lelap di ranjang. Ini hari ke dua Autumn di rawat setelah pingsan dalam pelukan Liam.

Tubuh Autumn begitu lemah karena dehidrasi dan kekurangan asupan makanan selama dalam penyekapan Mateo Rivera.

Bahkan semua bertambah menyedihkan ketika Calysta, ibu Autumn harus di larikan ke rumah sakit yang sama karena tiba - tiba colaps karena terlalu khawatir memikirkan keselamatan anak gadisnya.

Liam berdiri, lalu melangkah ke arah jendela. Tirai menerpa wajah Liam, menghasilkan desir lembut membelai kulit, namun sama sekali Liam tidak terusik.

Liam menghela napas pelan. Lelah berpikir betapa banyak permasalahan yang mendera keluarga Leandro. Dan sekarang, hal yang buruk baru saja terjadi pada gadis yang sangat di pujanya. Entah mengapa setiap orang yang menjadi seseorang yang istimewa di hati salah satu anggota keluarga Leandro pasti akan mendapatkan masalah tak lama kemudian. Seakan itu sudah merupakan sebuah kutukan!

"William...", bisik Autumn lemah.

Liam menoleh dan melangkah cepat menghampiri Autumn.

"Hai...", bisik Liam lirih.

"Aku tidak akan bertanya apapun. Aku hanya mau pulang", bisik Autumn lirih.

Liam mengusap pipi Autumn lembut.

"Hmm...kau akan pulang kalau kau sudah membaik", ujar Liam.

"Aku tidak apa-apa", bisik Autumn. Tubuhnya bergerak ingin bangun dari posisinya. Namun hasilnya adalah sebuah suara erangan dan ringisan di wajah cantiknya.

"Kau benar...aku payah", ujar Autumn sambil menghempaskan lagi kepalanya ke atas bantal.

Liam tertawa.

"Kau mau sesuatu?", ujar Liam.

"Aku mau mandi", ujar Autumn.

Liam menekan sebuah tombol di atas kepala ranjang Autumn dan tak berapa lama kemudian seorang perawat datang dengan sebuah baskom air hangat dan handuk bersih.

"Tolong tinggalkan kami. Aku yang akan mengurusnya ", ujar Liam pada perawat itu.

Perawat itu mengangguk.

"Oke...kita mulai sekarang", ujar Liam sambil menggulung lengan kameja putihnya.

Autumn termangu. Liam sangat keren dengan apapun.

"Kenapa? Aku tampan? Bersyukurlah karena si tampan ini adalah kekasihmu", ujar Liam sambil mendekati Autumn.

"Kau mau apa?", tanya Autumn sambil beringsut ketika tangan Liam terulur hendak menggapai kancing kemeja Autumn.

AUTUMN RHAPSODY ( Completed )Where stories live. Discover now