Chapter 43 - Marco

76K 3.7K 8
                                    

Author's POV
Musim gugur tidak terasa tergantikan oleh musim dingin.

Abercio mengetuk pintu, menerobos masuk setelah pintu itu baru saja dibuka. Terus saja mengutuk akan cuaca dingin yang mengigit kulit.

Dia benar-benar benci dengan hawa dingin di musim dingin.

Aaron menyodorkan gelas berisi espresso yang barusan ia seduh dengan air panas. Minuman itu lumayan menghangatkan, sekaligus menemani perbincangan yang bisa dikatakan serius itu.

"Jadi dia sudah tahu semuanya?" Ucap Aaron, menarik kesimpulan dari penjelasan panjang lebar Abercio.

Abercio mengangguk, "Aku datang ingin memastikan apa kalian baik-baik saja dengan hal itu."

"Kami baik-baik saja."

Abercio mengangguk, tetapi masih menatapnya lurus-lurus, berpikir sepertinya ada yang mengganjal di ucapan Aaron barusan.

"Aku tahu, kalian mungkin tidak bisa sama seperti dulu lagi." Abercio menepuk lengannya pelan. Ia sudah hafal betul bagaimana pikiran anaknya satu ini.

"Ikuti kata hatimu, Aaron. Aku tahu kau takut setelah apa yang ibumu lakukan, tapi...bukankah ada baiknya jika kau mencobanya?" Tambah Abercio.

Pria paruh baya itu mungkin merasa sedikit bersalah. Apalagi dirinya telah memaksa Aaron menikahi Kendra lewat perjodohan ini, ia percaya Aaron adalah sosok sempurna yang dapat ia jadikan menantu, ataukah ia terlalu terobsesi untuk menjadikan Aaron sebagai anaknya?

Aaron bergeleng, memamerkan senyuman hambar, "Jangan bicarakan dia, dad. Kalianlah yang kuanggap sebagai orangtuaku."

"Baiklah, apa kau sudah siap? Ayo berangkat bersama saja!" Ajak Abercio. Ia bangkit lalu menaruh cangkir kaca itu ke wastafel.

"Kau tidak ingin bertemu dengan Kendra dulu?" Tanya Aaron, yang kemudian menyusulnya menaruh gelas ke wastafel.

Abercio bergeleng, "Jangan ganggu dia, dia masih tidur, kan?" Ucapnya sambil terkekeh.

Aaron mengangguk, kemudian mengikuti langkah Abercio yang mendorong punggungnya dengan pelan.

Suara pintu tertutup, mesin mobil yang tadinya terdengar dekat mulai tidak terdengar lagi.

Kendra keluar dari kamarnya dengan ragu, Sebetulnya ia sudah bangun setengah jam yang lalu dan mendengar semua percakapan mereka.

Berpikir apa jika memang ia memutuskan untuk berhenti dari karirnya, Aaron akan mencintainya? Tapi kenapa? Kenapa Aaron tidak bisa menerima dirinya apa adanya?

Sesulit itu kah?
Kendra menggeleng, menyadarkan dirinya sendiri bahwa cinta itu sesuatu yang tidak boleh ia paksakan.

"Sial!" Rutuk Kendra saat mendapati jarum jam pendek berhenti di angka sepuluh, dan ia sudah pastinya sangat-sangat terlambat.

Kendra segera membereskan dirinya dan bergegas pergi bekerja, bahkan manager-nya yang cerewet itu sudah meninggalkan beberapa pesan dan panggilan tidak terjawab.

👑

Seulas senyuman penuh kemenangan tersungging di bibir Aaron.

Ia menatap seisi ruangan dengan dominasi warna putih dan campuran sedikit warna merah maroon. Salah satu sisi dinding terbentang peta besar yang menampakkan seluruh isi benua-benua dalam perhitungan skala tertentu.

Ruangan pribadi, penjagaan ketat terutama dari wanita-wanita asing yang selalu mengajaknya makan siang. Kini ia tidak perlu memikirkan alasan untuk menolak ajakan makan siang itu lagi.

Dering ponsel yang tergeletak di meja kemudian membuyarkan lamunannya. Segera, Aaron menekan tombol hijau dan mendekatkannya ke telinga.

"Aaron!" Suara wanita yang terdengar tidak asing itu sedikit membuatnya muak.

"Ayahmu--" Kata itu membuat Aaron menghentikan niatnya memutuskan panggilan, lalu mendekatkan ponsel itu ketelinganya lagi.

"Ayahmu, Marco. Ia sudah tiada, Aaron!"

Aaron tersentak, kini sepasang mata biru keabuannya itu membulat, menatap dengan tatapan kosong. Tidak menyangka berita apa yang baru saja ia dengar, "K-kau dimana?" Ucap Aaron terbata.

"New Jersey, nak." Ucap wanita itu dengan nada yang pelan dan rendah.

Aaron menurunkan ponselnya, mengalihkan panggilan suara itu dan menghubungkan panggilannya kepada Kendra.

"Kau sibuk?" Tanya Aaron pelan sembari memijat-mijat dahinya.

"Ikutlah denganku ke New Jersey siang ini," tambah Aaron sebelum Kendra menjawab pertanyaan sebelumnya.

TBC
👑
30/10/17

✅ A Missing PartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang