Chapter 17 - High Line

89.3K 4.2K 2
                                    

Author's POV
"Lihat! Bukankah aku terlihat terlalu sempurna di foto ini?" Kendra sibuk memamerkan poster cover film sekuel yang berisi foto dirinya bersama Ed.

Ia terus mengusik pria yang sedang sibuk berkutat dengan peralatan dapur, memasakkan pancake dan poached eggs untuk sarapan mereka.

"Ya...ya..." Aaron menjawab asal.

"Kau tidak merasa apapun? Cemburu misalnya?" Goda Kendra sambil memamerkan deretan gigi putihnya.

"Perasaan cemburu juga termasuk urusan pribadiku, kau tidak berhak tahu!" Ucap Aaron tanpa melirik wanita itu sedikitpun.

Mungkin adonan tepung pancake bagi pria dingin itu lebih menarik dibandingkan wanita yang daritadi sibuk mengusiknya.

Kendra mencibir, "Kalau begitu, apa mungkin aku boleh berkencan den--?" Ucapannya terpotong saat Aaron menyelanya.

"Itu urusan pribadimu, bukan?" Tukasnya.

Belakangan ini mereka berdua sedang sering-seringnya menggunakan kata 'Urusan pribadi' untuk menghindari menjawab pertanyaan-pertanyaan canggung seperti ini contohnya.

"Well, jadi aku harus bertanya pada siapa lagi?" Kendra masih berdiri di belakangnya dan belum berhenti mengusik pria itu.

Pria itu berbalik dan mendekatinya, Kendra yang menyadari tingkah aneh Aaron lalu mundur menyandarkan dirinya ke meja bar yang terletak tepat di belakangnya berusaha membuat jarak diantara mereka. Tapi hal itu percuma saja, jarak mereka sudah sangat-sangat dekat.

Aaron meletakkan kedua piring berisi makanan mereka diatas meja dibelakang Kendra kemudian ia membiarkan kedua tangannya itu menahan ujung meja dan
menjadikan meja sebagai penopang dirinya.

Kendra memegang posternya dengan erat, memejamkan matanya seolah ia sudah siap menerima akibat yang terakhir kali ia dapatkan saat di villa waktu itu.

Aaron terlihat menikmati menggoda wanita di depannya yang sedang gugup, ia menyentil kening Kendra dengan pelan agar menyadarkan Kendra dengan maksud bahwa ia tidak mungkin menciumnya lagi,

"Tanya dad!" Ucapnya singkat, lalu pergi meninggalkan Kendra begitu saja.

Kendra tersentak, meskipun ia malu dengan tingkah bodohnya yang mengira Aaron akan menciumnya, ia juga bersyukur ia tidak harus melihat wajah pria itu dari dekat. Karena hal itu mungkin saja akan menggetarkan hatinya.

"Jika aku bertanya kepada dad bukannya sama saja aku sedang membunuh diri?" Omel Kendra yang kemudian duduk di sampingnya.

"Well, setidaknya kau sudah tahu jawabannya, bukan?" Sindir Aaron yang masih menata hidangannya, lalu memberikannya salah satu kepada Kendra.

"Bilang saja tidak boleh, apa susahnya?" Kendra kembali mencibir, ia memasukkan potongan pancake dengan rakus ke mulutnya seolah sedang melampiaskan kekesalannya.

"Kau gila, Kendra. Untuk apa meminta izin untuk berselingkuh?" Ledek Aaron, ia sama sekali tidak terlihat sedang bergurau sekarang, karena wajahnya itu tetap saja datar seperti biasanya.

"Untuk mendapat perhatian seorang suami, mungkin?"

Setelah Kendra melontarkan sindiran halus itu, Aaron mulai berpikir,

✅ A Missing PartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang