"Hey." Aku menyapa teman-temannya.

"Kau teman Austin itu ya? Oh ternyata dia benar,kau memang cantik." Ujar salah satu teman nya. Austin hanya tertawa sambil menyikut lengan teman nya tadi.

"Jadi kau kenapa malam-malam begini?" Tanya Austin akhirnya. Entah kenapa dari niat ku untuk bercerita tentang Adel jadi hilang. Aku jadi malas membicarakan nya.

"Masih tentang Adel." Jawab ku seadanya. Berharap Austin mengganti topik dan tidak menyuruh ku menjelaskan.

"Baiklah,aku pikir itu sudah biasa. Kau memang ada masalah bukan dengannya?" Aku mengangguk. "Kau mau minum?" Lanjut menawarkan botol beer di tangannya.

Aku mengangguk. "Boleh." Austin menuangkan sebotol beer ke dalam gelas kecil. Aku langsung mengambil nya dan meminumnya.

Austin seperti tau aku sedang sangat frustasi. Dia terus menuangkan minuman itu untuk ku. Dan aku tidak menolak. Mungkin aku memang butuh minum.

Setelah beberapa gelas beer ku minum,aku merasa kepala ku pusing berdenyut-denyut. Aku menyenderkan kepala ku di sofa. Austin melihat ku dan bertanya-entah apa yang ditanyakannya aku tidak dengar. Aku melihat nya buram. Dan setelah itu semuanya gelap.

***

Aku terbangun. Mengerjap kan mata ku berkali-kali. Ku rasakan ada tangan melingkar di perut ku. Aku menoleh ke samping nya. Kulihat Austin terlelap.

Aku tau benar apa yang terjadi. Aku pingsan karna beer semalam dan terbangun di kamar yang jelas-jelas bukan kamar hotel ku.

Alih-alih marah karna sekarang aku terbangun di samping Austin,aku malah biasa dan sama sekali biasa saja. Mungkin aku sudah gila.

Austin membuka matanya perlahan.

"Hey kau sudah bangun?" Tanya nya sambil memeluk ku dengan lengan nya yang masih di perut ku.

"Ya." Jawab ku singkat.

"Bagaimana tidurmu?" Tanya nya lagi masih belum sepenuhnya membuka mata.

"Aku tidak tahu."

"Baiklah,aku masih mengantuk. Aku akan tidur lagi." Austin mengecup pipi ku sejenak lalu kembali tidur.

Aku bangun dan mencari ponsel ku. Aku melihat jaket ku dan mengambil nya.

16 misdcall

9 message

Saat ku lihat siapa yang sebanyak itu menghubungi ku,ternyata semua nya adalah Justin. Pesan dan panggilan tak terjawabnya. Hampir semua isi nya sama yaitu menanyakan; aku dimana. Aku mengabaikan pesan-pesan itu. Dan kembali tidur karna kurasakan pening yang masih menjalar di kepala ku.

***

Aku sudah sampai di lobby hotel ku. Austin yang mengantar ku. Dia memilih mengantar sampai kamar meskipun aku sudah melarang nya.

Aku berjalan menuju kamar ku. Kulihat Justin sedang berjongkok di depan pintu kamar hotel ku. Apa yang di lakukannya disana?

"Justin?" Aku memanggil nya saat sudah di depannya. Dia mendongak dan langsung bangun. Setelah itu yang terjadi Justin memukul wajah Austin kencang sampai dia jatuh tersungkur.

"Justin apa yang kau lakukan?!" Aku berteriak kaget,tak percaya melihat apa yang Justin lakukan.

"Bajingan!" Ku dengar Justin memaki Austin. Dia hampir memukul wajah Austin kedua kalinya tapi gagal karna aku menghalangi nya dan terjadilah pukulan itu mendarat di pipi ku. Sakit.

"Jane! Apa yang kau lakukan?! Kenapa kau malah membela bajingan kecil itu!" Bentak Justin tapi sekarang dia tampak khwatir melihat darah keluar dari bibir ku.

"Dia bukan bajingan,dia teman ku." Ucap ku memaksa kan diri padahal sebenarnya bibir ku sakit sekali.

"Teman? Dia telah meniduri mu dan kau bilang teman?!" Justin kembali membentak ku. Kupikir dia akan meminta maaf dan tidak membentak lagi,tapi ternyata aku salah.

Austin membantu ku bangun.

"Bukan urusan mu. Kau tahu,aku sangat frustasi saat ini. Aku butuh teman dan bukan bentakan." Ucap ku marah. Karna memang aku tidak bisa di bentak seperti itu,terlebih oleh Justin yang notabene nya adalah sahabat ku.

"Kenapa harus dia? Kenapa bukan aku?" Tanya Justin heran.

"Karna kau sama saja akan mengingatkan ku tentang Adel. Aku butuh seseorang yang jauh dari permasalahan Adeli. Mengerti." Aku masuk ke dalam kamar hotel ku dan meninggalkan Justin mematung disana.

Sejenak aku berpikir betapa bodohnya aku saat ini. Tapi aku benar-benar frustasi. Aku sempat melupakan tentang Adel tadi saat bersama Austin. Tapi sekarang,aku kembali mengingat dia yang pergi dan entah sekarang ada dimana.

Aku memang bodoh.

………………

Destiny.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang