8. Sebuah Keyakinan

Mulai dari awal
                                    

"Tapi semua berubah, kini Oppa menjadi orang yang melukai ku sama seperti mereka, memberi ku rasa sakit bertubi-tubi dan sekarang ini oppa menjadi alasan kenapa aku menangis."

Yoona memeluk kakinya dan  menutup wajahnya pada lutut kakinya. Ia semakin menangis. Tubuhnya bergetar hebat. Ini adalah puncak kesedihannya selama berhari-hari.

Melihat Yoona yang menangis seperti itu membuat ingatan masa lalunya berkunjung dan sepenggal adegan yang sama muncul, yaitu seorang gadis kecil yang menangis sambil meringkuk memeluk kakinya sendirian ditaman. Dan ia juga melihat dirinya saat berusia 14 tahun itu mendekati gadis itu dan menepuk punggung gadis tersebut. Gadis itu mengangkat kepalanya dan ingatlah siwon bahwan gadis kecil yang menangis itu adalah Yoona.

Siwon berjongkok di hadapan Yoona yang masih menangis. Siwon dengan ragu-ragu mengarahkan tangannya itu menyentuh Yoona tapi ia menarik lagi tangannya.

siwon ingat ia pernah bertemu Yoona kecil kala itu walau hanya seminggu tapi Yoona lah yang membuat liburannya di desa menjadi tak terlupakan. siwon juga melihat bekas jahitan luka karna yoona jatuh dari sepeda bersamanya itu masih ada di tumit yoona.

Sesuatu seperti menggelitik hati Siwon membuat Siwon tak dapat berkata-kata dan bersikap apapun. Jadi karna masa kecilnya kah alasan Yoona menerima pernikahan ini? Karna yoona menganggap dirinya selalu baik.

Siwon memegang lengan kedua lengan Yoona dengan perlahan.

"Astaga, tubuh mu panas sekali!" Siwon berseru kaget saat menyentuh lengan yoona yang sangat panas seperti menyentuh bara api.

Sedangkan keringat dingin mulai membanjiri tubuh Yoona. Seketika Siwon menjadi panik. Ternyata yoona belum sembuh total dari demamnya tempo hari dan kini sakitnya semakin parah.

Dengan sigap Siwon mengangkat tubuh yoona ke gendongannya. Yoona merontak saat di gendong siwon ia memukuli dada siwon dan berteriak dengan suara serak minta di turunkan.

"Diam! Apa kau ingin mati?!" bentak Siwon membuat yoona langsung terdiam dan kembali menangis di dada siwon.

Siwon mengeraskan rahangnya, semakin mempererat pegangannya menggendong yoona, membawa Yoona masuk kedalam mobilnya dan membawa yoona pergi kerumah sakit.

Selama perjalanan menuju rumah sakit yoona hanya terduduk lemah di samping Siwon. Dia benar-benar sudah tak berdaya dan terus merintih menahan rasa sakit ditubuhnya.

Siwon mempercepat laju mobilnya agar segera sampai ke rumah sakit. Bagaimanapun ia sangat panik saat ini.

***

"Keadaan Yoona aggassi sudah mulai stabil setelah kami beri cairan vitamin. Nampaknya akhir-akhir ini istri anda banyak pikiran dan tekanan sehingga mengalami depresi yang membuatnya kurang nafsu makan dan istirahat yang cukup. Jadi metabolismonya rendah. Dia harus di rawat dua sampai tiga hari setelah benar-benar pulih maka boleh pulang." jelas seorang dokter yang baru saja menangani Yoona.

"Terimakasih dokter atas bantuan anda." ucap Siwon kepada dokter tersebut.

Setelah dokter dan perawatnya pergi Siwon segera masuk ke kamar rawat vip untuk melihat keadaan Yoona.

Siwon mengambil kursi dan duduk di samping yoona yang terbaring dengan tangan kanan di infuse.

Siwon membasuh mukanya frustasi melihat keadaan Yoona saat ini. Ia tidak menyangka. Bahwa sikapnya dan perkataannya bisa berdampak seburuk ini pada yoona.

Diam-diam yoona mengalami depresi yang cukup berat sehingga tekanan darahnya menjadi rendah dan metabolismenya turun. Siwon menyeka kringet di kening Yoona. Suhu tubuhnya mulai normal tidak sepanas tadi. Siwon pun bisa menghembuskan napas lega. Karna sejak tadi sebenarnya ia seperti menahan napas karna panik sekali.

We're After MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang