A Sky Full of Stars

15 4 0
                                    

Aku menyukai bintang.

Ia sangat indah dan berkilau, hingga aku terpesona saat melihatnya. Namun ia sangatlah jauh.

Sangat jauh hingga aku tak dapat menggapainya.

Layaknya dia...

Arka.

Lelaki yang telah berhasil mempercepat debaran jantungku. Lelaki yang membuatku serasa melayang ke angkasa ketika ia hanya tersenyum singkat padaku.

Namun sayang ia terlalu jauh untuk diraih.

"Haah," Alena menghela napas pelan.

"Hei, mengapa kau mendesah layaknya seseorang yang putus asa seperti itu?" Suara berat laki-laki tiba-tiba menghampiri pendengaran Alena.

"Ah siapa kamu!" tanya Alena ketakutan, takut kalau yang ternyata menyapanya adalah setan kuntilanak atau saudara-darinya.

"Jangan takut ini aku, Arka," ucapnya tegas.

Astaga apakah ini mimpi? Lelaki kesayangannya tiba-tiba datang malam-malam duduk di sampingnya.

"Arka? U-untuk apa kau datang kemari?" tanyanya terbata-bata, sebisa mungkin Alena mengendalikan dirinya agar tak terlihat aneh di depan lelaki di depannya.

"Hanya mencari angin saja," jawab Arka santai.

Namun Alena tidak gampang percaya begitu saja padanya, melihat raut muka Arka yang tak dapat di bilang baik. Mengundang banyak pertanyaan di benak Alena.

"Jujurlah, kamu pasti sedang dalam masalah kan? Bukan bermaksud ikut campur, tapi kurasa kau juga butuh teman cerita sehingga masalah yang kau hadapi bisa terselesaikan."

Pernyataan itu adalah kalimat terpanjang yang pernah Alena sampaikan padanya.

"Tumben kamu berbicara sebanyak ini? Kesambet apa hah?" tanya Arka.

"Mengapa? Kaget ya aku bisa seberani itu?" sahut Alena tak mau kalah.

"Ya, namun sekarang tidak lagi. Karena aku telah mendengarnya."

"Setelah dipikir-pikir ketika melihatmu sedekat ini kau cantik juga yaa," sambung Arka dengan genit.

"Klise. Terlalu sering aku mendengar omong kosong itu," ucap Alena anti pati.

"Sudah terima saja, tak usah melawan."

"Siapa yang melawan? Aku sadar kok bahwa selama ini aku cantik," jawab Alena bangga.

"Kepedeaan."

"Memang, ngomong-ngomong bintangnya indah yaa," ucap Alena sambil melihat berkerlipan bintang di atasnya.

"Yaa seperti kamu," jawab Arka.

"Terimakasih."

"Sama-sama."

Aku tak perduli apa yang akan terjadi nantinya. Namun ketenangan dan kedamaian momen ini akan selalu terkenang dalam hati.

Karya : ArisaHui

WRITING CLASS - JULYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang