***

Aku sedang tiduran di karpet kamar sambil memainkan laptop. Adel sedang keluar dari beberapa menit lalu. Padahal ini sudah malam. Tapi mungkin dia sedang bersama Justin.

Ada yang membuka pintu kamar hotel ku. Aku mendongak. Justin.

"Hei kau tidak bersama Adel?" Tanya ku langsung membuatnye mengernyit heran.

"Tidak. Memangnya kemana dia?"

"Dia tidak bilang mau kemana."

"Baiklah mungkin dia sedang cari angin. Kau sedang apa?"

Justin duduk di samping ku.

"Bukan apa-apa."

"Aku ingin bertanya?"

Kenapa bertanya saja harus bilang? Justin yang aneh.

"Apa itu?"

"Austin itu...."

"Sudah kuduga,kau pasti akan menanyakan Austin huh?" Potong ku cepat lalu tertawa.

"Memangnya salah jika aku bertanya tentang Austin?"

"Tidak sih,hanya saja kau terlihat seperti

.....cemburu." Aku menyengir.

"Kau peka juga."

Aku melongo. Jadi benar Justin cemburu? Aku malah tertawa makin puas membuatnya makin murung. Ah dia lucu sekali.

"Kenapa kau cemburu?" Tanya ku akhirnya.

"Tidak tahu. Kau dan Austin terlihat senang. Apa kau menyukainya?"

"Kasih tahu tidak yah....."

Justin mendengus sebal.

"Aku tidak menyukai nya Justin. Kau ini berlebihan. Lagi pula aku belum lama mengenalnya."

Justin merubah raut wajahnya. Sekarang dia tersenyum.

"Syukurlah kalau begitu." Dia merangkul pundakku. Justin sudah terlihat manis sekarang.

"Tapi dia tampak menyukai mu." Lanjut Justin. Aku menatap nya dalam sambil memegang pipinya.

"Tidak akan. Lagi pula aku hanya akan mencintai mu Justin. Kau percaya padaku bukan?" Justin tersenyum.

"Tentu saja." Justin mengecup bibir ku sekilas. "Aku mencintai mu Jane." Lanjut nya sambil mengelus pipi ku lembut. Justin mencium bibir ku lagi.

"Sebaiknya kau ke kamar,Adel pasti sebentar lagi datang."

Justin mendengus.

"Baiklah. Good night." Ucapnya mengecup bibir ku lagi sekilas.

"Night...."

***

Sudah 1 jam lebih. Aku mengirimi Adel pesan beberapa kali tapi ia tak membalasnya. Dia belum juga pulang membuat ku khawatir dan takut terjadi apa-apa.

"Dimana sih Adeli." Keluh ku sambil bulak-balik melihat jam.

Karna takut terjadi sesuatu yang buruk,aku memutuskan mencari Adel. Aku masuk ke kamar Justin untuk meminta antar mencari Adel.

"Justin?" Panggil ku.

Kulihat Justin tertidur di kasurnya. Aku mengguncangkan badanya.

"Hmmm" Gumam nya tak jelas.

"Justin bangunlah."

"Ada apa?" Justin menyipitkan matanya.

"Antar aku mencari Adeli. Dia belum juga pulang dari tadi. Aku khawatir. Ayolah."

Justin bangun dengan malas nya. Dia duduk di pinggir kasur berusaha mengumpulkan nyawa. Aku memutar mata,ini buang-buang waktu.

"Ayolah." Aku menarik tangannya.

"Baiklah baiklah." Justin mengalah dan mengambil jaketnya.

***

Aku berjalan dengan Justin di tengah kota malam miami. Aku tidak tahu harus mencari Adel kemana.

"Adeli dimana yaa."

Justin hanya bergumam. Dia masih ngantuk rupanya.

"Justin kau berjalan sambil tidur?" Tanya ku ngelantur.

"Hmmm."

"Jangan malas-malasan seperti itu. Ini menyngkut Adel kau tahu."

"Kau ini bawel. Lihat aku tidak tidur."

Justin melebar kan matanya dengan paksa. Aku mendengus sambil menjitak kepalanya.

"Baiklah Adeli kau dimana?" Justin berteriak. Padahal mustahil Adel akan mendengar.

Terlalu jauh berjalam membuat kaki ku pegal. Aku berhenti sambil memegangi lutut ku.

"Naiklah." Justin berjongkok di depan ku. Tanpa babibu aku langsung naik ke punggungnya.

Aku pun digendong Justin selama jalan.

Setelah sekian lama jalan,akhirnya aku bertemu Adel.

"Adel." Panggil ku. Adel menoleh. Aku menghampirinya.

"Kalian? Sedang apa kalian disini?"

"Seharusnya aku yang bertanya,sedang apa kau disini?" Jawab ku.

"Memangnya kenapa? Apa peduli mu padaku Jane? Kau sama sekali tidak memperdulikan ku. Kau hanya kasihan. Itu beda Jane. Itu berbeda. Mulai hari ini kau tidak usah berpura-pura peduli padaku. Aku tidak butuh rasa kasihan mu mengerti. Im done." Adel langsung pergi meninggalkan ku.

Aku hanya bisa diam. Aku tidak tahu kenapa Adel bisa berpikiran sedemikian rupa.

……………

Destiny.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang