"Iya sayang, bangun yuk. Kata mama kamu, kamu belum makan siang. Ini udah sore lho. Nanti maag kamu kambuh. Makan yuk.. " ajak Bara.

"Mama kemana?? " tanya Nadia.

"Kata nya tadi sih ke butik sebentar. Tapi gak tak  juga sih aku nya.." ucap Bara.

"Nanti aja makan nya. Aku masih ngantuk nih.." Nadia menutup mata nya perlahan.

"Jangan sayang.. " tapi Nadia sudah menutup mata nya.

Bara yang gemas mencium bibir Nadia sekilas. Nadia tak bangun. Bara kembali mencium bibir Nadia sekilas dengan berulang kali. Membuat Nadia langsung membuka mata nya lebar dan melotot pada Bara.

Nadia memukul kepala Bara.

"Auh yang... Sakit tau.." Bara memegang kepala nya yang di pukul Nadia.

"Biarin... Kampret lo.. "

"Sayang.. Jangan pake lo gue.. "

"Lo tuh ganggu tau gak.. Dasar anak nya bapak Leonard.. " gerutu Nadia masih dengan posisi tiduran nya.

"Aku juga sayang kamu anak nya bapak Wijaya.. " Bara menjawab dengan senyuman manis nya.

"Tau lah.. Males ngurusin orang gila.. " gerutu Nadia yang di dengar oleh Bara.

"Tapi sayang nya kamu cinta sama orang gila ini.. " Bara terkekeh.

"Jadi makan gak nih? " tanya Nadia dengan kesal nya.

"Jadi sayang, ayok makan.. " Nadia bangun dari tidur nya dan segera menarik tangan Bara untuk di ajak ke ruang makan.

Nadia bersenandung dengan senang nya. Bara hanya menggelengkan kepala melihat Nadia.

"Bibi masak apa? " tanya Nadia pada Bara.

"Gak tau aku yang.. "

"Yaudah kita ke dapur aja. Sekalian mau cuci muka di wastafel dapur. "

"Iya sayang.. " Bara menurut.

Nadia melepas pegangan tangan nya pada Bara dan melangkah ke wastafel. Ia mencuci muka nya dengan Bara yang berdiri di belakang nya memperhatikan Nadia.

"Ayok sayang, buruan makan.. " Bara menepuk pundak Bara.

"Iya bentar, " Nadia tak mengelap wajahnya dan langsung duduk di meja pantri.

"Di lap dulu sayang.. " Bara mengelap wajah Nadia menggunakan punggung tangan nya.

"Lap in.." Nadia mengarah kan wajah nya pada Bara.

"Manja banget sih sayang aku ini.. " Bara mencium pipi Nadia dengan gemas nya setelah ia selesai mengusap wajah Nadia.

"Hehe, aku makan apa ya? Tadi gak ada makanan di meja makan. Terus kayak nya bibi lagi ngumpul sama pembantu kompleks deh.. "

"Aku masakin mau? " tanya Bara.

"Emang bisa masak? " tanya Nadia.

"Hehe, masak air bisa... " Bara menggaruk belakang kepala nya yang tak gatal.

"Huh, gak bisa masak aja sok kamu.. Aku mau makan brownies aja lah, kalo makan nasi ntar malah kekenyangan jadi ngantuk lagi.. " Nadia berdiri hendak mengambil brownies  di kulkas.

"Aku aja yang ambil.. " Bara langsung menuju kulkas dan mengambil brownies coklat.

"Brownies nya semua ya!! " Nadia berdiri dan berjalan menuju Bara.

"Emang kamu mau makan semua brownies ini? " tanya Bara.

"Halah.. brownies tinggal delapan kog.. Makan aja.. " Nadia mengambil alih brownies di tangan Bara dan membawa nya menuju pantri.

"Aku minta, yang.. " Bara mengekor di belakang Nadia.

Nadia mengambil satu brownies dan menyuapkan nya pada Bara. Bara menggigit separuh roti brownies itu dan sisa nya Nadia yang makan.

Bara mengelap bibir Nadia yang ada sisa brownies nya. Dan Bara bergantian menyuapkan brownies pada Nadia.

"YUHUUUUUUUUU, NADIAAA... GUE DATENG NIH! LO KANGEN GUE KAN?? " suara teriakan Andi membuat Bara mencebikkan bibir nya kesal, baru juga romantis romantis an sama Nadia pengganggu nya malah dateng.

"GUE DISINI BROOO... " Nadia membalas teriakan Andi.

"Wow.. Ada abang Bara Pradipta ternyata pemirsah... Lagi ngapain kalian berdua?? " tanya Andi.

"Lagi makan! Lo mau?? " Andi mengangguk pada Nadia.

Nadia menyuapkan brownies pada Andi.

"Gue dicuekin guys.. Kacang mahal ya?? " tanya Bara di dalam hati.










Vote and comment guys..
Pusing gue, masuk sekolah bikin gue pusing karena tugas mulai menumpuk.. Untung besok libur, jadi gue bisa menyempatkan diri buat kalian..

Jangan sungkan buat vote.. 😄

BOYFRIEND [END] ✅Where stories live. Discover now