15

7.7K 246 1
                                    


"Sayang, aku bawa hadiah buat kamu.. " Bara datang membawa bungkusan.

Nadia melihat Bara dengan tersenyum. Ia berusaha bangun untuk bersandar pada kepala brankar. Tapi ia kesusahan karena masih lemas.

"Kamu mau bersandar ngomong sama aku dong sayang, kan aku superhero kamu.. " Nadia hanya tersenyum dengan Bara yang mulai membantunya untuk duduk.

"Kamu bawa apa? Kog lama banget? Perasaan jam kuliah dah selesai dari tadi? " ucap Nadia pelan.

"Maaf ya sayang, aku tadi ada tugas sedikit dari dosen terus ambil ini.. " Bara memberikan bungkusan itu pada Nadia.

"Maaf ya, aku gak maksud buat batesin waktu kamu buat belajar dan buat temen-temen kamu.. " entah mengapa ucapan Nadia membuat Bara merasa bersalah pada Nadia.

"Maaf ya sayang.. Aku bakal luangin banyak waktu buat kamu.. " ucap Bara.

"Eh jangan.. "

"Kamu gak mau ya aku selalu di deket kamu? "

"Bukan gitu, aku gak mau pandangan orang menilai kalo aku batesin waktu kamu..?" jelas Nadia.

"Hidup yang ngejalanin siapa? Omongan orang gak usah di dengerin. Mereka kan cuma iri sama hidup kita.. " Nadia tersenyum dan mengangguk.

"Hadiah nya di buka ya sayang! " pinta Bara.

Nadia membuka bungkusan itu, isinya adalah baju couple yang mereka pesan tempo hari. Nadia merubah ekspresi nya menjadi sedih karena baju itu mengingatkan Nadia waktu Nadia diturunkan di jalan karena belum sepenuhnya percaya pada Bara. Bara yang menyadari perubahan ekspresi itu lantas memegang tangan Nadia yang memegang baju itu.

"Kamu kenapa sayang? " tanya Bara.

"Gak papa! " Nadia berusaha menutupi rasa takut nya dengan tersenyum. Ia takut Bara sewaktu-waktu akan berubah seperti waktu itu.

"Kamu gak suka baju nya? Biar aku buatin yang lebih Bagus lagi.. "

"Gak papa sayang.. " entah mengapa ekspresi seperti itu dapat dibaca oleh Bara kalo Nadia sedang sedih dan takut.

"Kamu kenapa? " tanya Bara (lagi)

"Aku cuma takut aja.. "

"Takut kenapa sayang, aku akan nglindungin kamu apa pun yang terjadi.. " Bara semakin erat menggenggam tangan Nadia.

"Baju ini ngingetin aku sama waktu itu! " Bara mencoba mengingat-ingat.

"Apa sih yang? " Nadia menghembuskan nafas panjang.

"Waktu kamu nurunin aku di jalan malem-malem! "

"Masa sih? " Bara ini emang bikin orang frustasi karena kelupaannya.

"Gak tau.. " Nadia memberikan baju couple itu pada Bara. Ia merebahkan dirinya dan tidur membelakangi Bara.

"Apa aku terlalu mudah untuk memaafkanmu? Entah mengapa rasanya aku takut kehilanganmu. Aku menginginkanmu menjadi pendamping hidup ku. Kelakuanmu membuat aku bimbang. Tapi aku percaya bahwa Tuhan sudah mengatur rencana nya untuk ku dan juga untuk mu. Aku akan mengikuti kata hati ku saja. " kata Nadia dalam hati.

Ia tak menghiraukan Bara yang sedari tadi mencoba mengajaknya bicara. Ia berusaha untuk tidur dengan celotehan Bara yang ia anggap dongeng tidur. Ia pun terlelap karena rasa lelah nya mendengar Bara yang tak henti-hentinya berbicara.

"Sayang! " panggil Bara seperti anak kecil.

"Kog gak nyaut sih? " tanya Bara pada dirinya sendiri.

"Yang, main yuk.. Kamu bosen kan tidur terus? "

"Sayang... "

"Kamu tau gak tadi aku sama dua sahabat aku main TOD. Aku dare harus buat kamu marah sama aku. Emang kamu bisa ya marah sama aku? " Bara mulai lelah sendiri dengan celotehan nya.

"Yang, aku beneran lupa sama kejadian yang gak mungkin aku lakuin itu, masa aku nurunin lamu dijalan Sih?? "

"Yang..kamu tidur yah? " tanya Bara.

Bara pun berpindah posisi ke samping Nadia yang membelakangi nya.

Ia menghela nafasnya pelan, "ternyata tidur.. Gak papa deh di anggep radio rusak. Gue harus berusaha supaya Nadia maafin gue. "

💐💐💐

"Dasar pikun..baru sebulan kejadian dia nurunin gue dijalan malem-malem  masa lupa? " Nadia menggerutu sendiri saat Bara sedang di kamar mandi untuk mandi.

"Mama mana lagi? Katanya kerumah Irfan sebentar kog lama banget! " Nadia sungguh-sungguh bosan saat ini.

"Gue kangen sama Andi.. Kog orang nya gak kesini apa gak tau ya? " Nadia mencari handphone Bara karena pasti handphone nya tertinggal didalam mobil saat kecelakaan.

"Mana lagi handphone nya? " ternyata handphone Bara berada di sofa yang terletak agak jauh dengan brankar.

"Jauh amat si.. Kalo gue jatoh gimana? Kan gue masih lemes. Tau ah, penting coba dulu.. " Nadia perlahan mulai menurunkan kaki nya dari brankar. Ia mulai turun dan berpegangan pada sisi brankar. Ia terlihat takut, tapi ia juga ingin segera sehat.

Pintu kamar mandi terbuka mengharuskan Nadia menatap kearah pintu kamar mandi. Bara membolakkan kedua mata nya kaget melihat Nadia yang berdiri.

"Sayang, kamu mau ngapain? " Bara berpenampilan menggunakan kaos putih polos dengan balutan kemeja kotak-kotak serta celana jeans. Sederhana tetapi bermakna lain bagi para kaum hawa yang melihatnya.

"Gak ngapa-ngapain kog.. " Nadia terdiam disisi brankar.

"Kog kamu turun? " Bara segera membantu Nadia naik lagi ke brankar dan duduk dengan kaki menjuntai.

"Aku mau ambil handphone kamu tuh.. " tunjuk Nadia pada sofa.

"Aku ambilin ya.. " Bara mengambil handphone nya dan memberikannya pada Nadia.

"Kamu punya pulsa kan? " tanya Nadia.

"Punya lah sayang! " Bara tertawa mengelus puncak kepala Nadia.

Nadia mengetik nomor dan menelfon nya. Ia sudah hafal nomor Andi diluar kepala.

Bara terdiam memperhatikan Nadia yang menelfon. Entah mengapa ia merasa bahagia saat Nadia tersenyum menanggapi lawan bicara nya.

"Udah? Kamu nelfon siapa? " tanya Bara.

"Nelfon Andi aku suruh kesini. Aku kangen sama dia.. " Bara tersenyum dan memeluk Nadia.

"Maafin aku ya, gara-gara aku kamu jadi kayak gini. Seandainya aku jaga kamu waktu itu pasti gak akan kayak gini.. " Nadia membalas pelukan Bara.

"Ini semua udah di atur sama Tuhan.. "  Nadia mengelus punggung Bara.

"Maafin aku juga saat aku nurunin kamu di jalan. Aku baru inget tadi saat kamu tidur. " pinta Bara.

"Aku kan udah maafin kamu, aku takut aja kalo sewaktu-waktu kamu kayak gitu lagi.. "

"Enggak akan sayang, aku waktu itu kan masih egois, sekarang aku berusaha untuk ngrubah sifat aku.. "

Bara melepas pelukan nya dan menangkup pipi Nadia. "I love you! "

"Me too! " Nadia memegang tangan Bara yang menangkup pipi nya.

"Kamu juga apa sayang? " tanya Bara jail.

"I love you too! " ucap Nadia lembut membuat Bara tersenyum.

Bara mencium kening Nadia lama.

Rencana Tuhan siapa yang tau? Kita hanya menjalani nya dan merasakan hikmah nya. Entah apa yang Tuhan tulis di buku nya. Yang pasti yang terbaik untuk kita.
Tulis rencana mu menggunakan pensil dan berikan penghapusnya pada Tuhan. Ia akan mengganti rencana kita dengan yang terbaik.

-Author-





Vote and comment

BOYFRIEND [END] ✅Where stories live. Discover now