16

7.1K 230 0
                                    


"Sayang! Mama tinggal dulu ya, mama mau ke kantor papa katanya ada reunian sama temen lama kita. Jadi gak papa kan? " Mama nya Nadia mengelus puncak kepala Nadia.

"Gak papa ma, nanti Bara dateng kog. Jadi yang nemenin Bara. " jelas Nadia.

"Okey, mama pergi dulu ya? " Nadia mengangguk.

Ini adalah hari ke empat Nadia di rumah sakit. Padahal Nadia terlihat sudah sehat. Tapi Bara tetep kekeh tidak membolehkan dokter memberi izin pulang pada Nadia tanpa sepengetahuan Nadia tentunya.

"Handphone gak ada. Disini sendirian. Nasib gue jelek amat. Mau ke Taman kog gak ada yang bantu jalan. Susah... " Nadia menutup mata nya.

"Nadiaaa... " pekikan itu membuat Nadia terlonjak kaget.

Nadia memegang dadanya yang tiba-tiba sesak dan air mata nya langsung meluncur begitu saja di pipi nya.

"Lo bego banget si... Nadia kan jadi nangis... " Bara menggeplak kepala Andi. Bara mengajak Andi, Fero, dan Andre karena ia berpikiran mungkin Nadia tak merasa kesepian lagi.

"Sayang, kamu gak papa kan. Atur nafas pelan-pelan okey.. Tarik.. Buang.. Tarik lagi.. Buang.. " Nadia mengikuti intruksi Bara, "dah mendingan??" lanjut Bara yang di angguki Nadia.

Nadia langsung duduk dan memeluk Bara.

"Andi ogeb, gue kaget.. " Nadia menatap Andi tajam di pelukan Bara.

Andi tersenyum lebar merasa tak bersalah. "Maap.. Kan gue kangen sama lo dedek Nadia.. "

Nadia melepas pelukannya pada Bara.

"Kangen babang Andi juga!! " Nadia merentangkan tangannya bermaksud agar Andi memeluknya. Tapi sebelum Andi memeluk Nadia, Bara terlebih dahulu memeluk Nadia.

"Kan aku mau di peluk sama Andi, kog malah kamu yang peluk sih.. Minggir dulu! " namun Bara tak mendengarkan Nadia.

Nadia kan kangen dengan sahabatnya itu. Nadia pun menjewer telinga Bara.

"Aduh... Sakit sayang, jangan di jewer!! " Bara melepas pelukannya dan memegang tangan Nadia yang menjewer telinganya.

Nadia melepas jewerannya dan menatap Bara tajam, "minggir, kan aku mau di peluk Andi!!"

"Gak boleh... " Nadia memijat pelipis nya.

"Yaudah. Kamu duduk sana, aku kan mau cerita sama abang-abang aku yang ganteng.. " Bara mencebikkan bibirnya kesal.

Fero dan Andre yang belum membuka suara nya pun tertawa. "Baru tau gue kalo Bara bisa kayak gini.. " Andre menepuk bahu Bara.

"Jangan ketawa... Ini rumah sakit.. " Nadia memperingati mereka.

"Lo gimana crita nya bisa kecelakaan. Bukan nya lo pamit duluan pulang kan??" Andi bertanya pada Nadia dengan posisi Andi duduk di sofa bersama Bara, Andre, dan Fero.

"Yaa... Kesalahan teknis aja.. " Nadia menyenderkan tubuh nya di kepala brankar.

"Lo mah gak ati-ati kali, gue aja ngeri liat lo yang naik mobil cepet banget. Skill lo boleh juga tapi jangan bahaya in diri sendiri!! " nasehat Andi membuat Nadia jengah.

"Iya, Andi, gue tau. Kan gue lagi sakit ati juga.. " Nadia melirik Bara.

"Eh.. Emang lo kemana sama Nadia? " tanya Bara yang tak sadar jika di lirik Nadia.

"Gue janjian sama Nadia sama pacar gue juga buat makan di cafe biasa tempat kita nongkrong, tempat curhat, dan tempat kita merayakan kebahagiaan kita. " Andi ngomong panjang kali lebar.

BOYFRIEND [END] ✅Where stories live. Discover now