Part 23: Snowy Day

5.4K 305 17
                                    

***

"Kenapa kamu mencintai orang yang nggak sama sekali mencintaimu? Sedangkan orang yang mencintaimu kamu sia-siakan?"

Kata-kata Jason tadi siang masih mengiang-ngiang dikepala gadis itu. Dia melamun menatap langit-langit kamarnya. Berpikir keras atas apa yang dikatakan Jason.

Dia juga bingung kenapa dia bisa mencintai Justin dan bukan Jason yang selalu ada untuknya. Kenapa dia bisa mencintai pria yang telah menyakiti hatinya. Bukan Jason yang membelanya mati-matian sampai rela dijebloskan ke penjara.

Tapi perbuatan Jason sangat salah untuk memukuli Justin demi membelanya kemarin. Dia memang sangat berterimakasih bila ada yang membelanya. Tapi bukan begitu caranya. Menyakiti orang yang Alice cintai dan kakaknya sendiri, itu adalah perbuatan yang cukup bodoh.

"Seharusnya aku sadar bahwa
Jason yang selalu ada untukku. Dan Justin udah bahagia bersama Rachel. Aku nggak boleh terus memikirkan pacar orang," Alice berbicara pada dirinya sendiri. Setelah itu dia mematikan lampu lalu memutuskan untuk tidur karena sudah lewat tengah malam.

**

Gadis itu menggigil di dalam selimutnya. Ia terus berguling-guling di atas kasurnya karena tidak bisa melanjutkan mimpi indahnya. Udara pagi itu memang sangat dingin karena salju turun.

Alice akhirnya membuka matanya dan melihat keluar jendela kamarnya. Lalu ia membuka pintu balkonnya sedikit untuk melihat apa yang terjadi di luar.

"Ugh shit," umpatnya saat membuka pintu balkonnya dan udara yang begitu dingin membuat tulang-tulangnya sakit. Dan ia juga masih mengenakan hot pants dan tank top-nya.

Setelah itu Alice membersihkan badannya dan turun ke bawah tepatnya ke dapur untuk membuat segelas coklat hangat untuknya, Alex, dan juga Caroline.

"Eh, morning Al," sapa Caroline yang sedang menyiapkan makan pagi untuk mereka bertiga.

Sebenarnya dulu Alex dan Alice mempunyai beberapa maid. Tapi sekarang mereka sudah pensiun alias sudah keluar dari pekerjaannya. Jadi sekarang mereka harus belajar mandiri. Lagi pula mereka sudah dewasa dan bisa mengatur dirinya sendiri.

"Morning. Ini untukmu," kata Alice sambil memberikan salah satu cangkir coklat panas yang ada di kedua tangannya. "Umm, aku akan membawakan ini ke kamar Alex dulu. Kamu makan duluan aja," lanjut gadis itu lalu langsung menaiki tangga ke arah kamar Alex.

"Aku akan menunggumu," ucap Caroline yang masih terdengar ditelinga Alice.

--

"Lalu kita harus bagaimana?" tanya Derek kepada teman-teman Jason dalam telepon. Berhubung ini masih pagi dan Derek harus segera menyelamatkan kakaknya sebelum bosnya -Max- tahu soal ini.

"Apa kamu nggak punya uang jaminan untuk mengeluarkannya dari sana?" tanya salah seorang yang ada di sana, teleponnya memang di speaker.

"Tentu aja aku nggak punya. Semua uang dipegang oleh Justin. Dan sekarang Justin sedang koma di rumah sakit," jawab Derek.

"Nah, kebetulan. Kamu kan bisa langsung mengambil uangnya," kata seseorang yang ada di sana. Derek lalu mengiyakan kata-katanya.

Karena kebetulan sedang tidak ada orang di rumah, maka Derek langsung berlari ke kamar Justin lalu mengobrak-abrik tempat itu. Di dalam lemari, di bawah tempat tidur, di semua laci-laci yang ada di kamar Justin. Semua sudah dicarinya tetapi dia belum juga menemukan uang itu. Tinggal satu laci lagi yang ada di dalam lemari Justin, tapi itu terkunci.

Dengan susah payah dia mencari kunci itu dulu lalu membuka laci di dalam lemari Justin. Ternyata ia menemukan sejumlah uang di dalam sana. Mungkin cukup untuk memberikan jaminan itu kepada polisi dan mengeluarkan Jason.

Lovers (Justin Bieber Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang