Part 2: Bad Boy

9.7K 485 10
                                    

***

Bapak dosen pun akhirnya mengumumkan bahwa jam pelajaran hari ini sudah selesai. Membuat Alice mendengus lega sekaligus jantungnya yang bedetak kencang ketika tiba-tiba pria yang di sampingnya itu tangannya cepat. Hampir saja gadis itu tersandung kursinya. Setelah keluar dari kelas matematika mereka bersama tasnya, Jason tetap menggandeng Alice sepanjang jalan menuju kantin.

"Umm, apa nggak sebaiknya kamu melepaskan tanganku?" tanya Alice sopan dan hati-hati supaya tidak membuat Jason marah atau perasaannya sakit.

"Oh, okay," ucap Jason sambil tersenyum. Tapi pada detik berikutnya, tangan pria itu berpindah ke pinggang Alice membuat gadis itu kaget dan tersenyum ke arah Jason dengan tatapan memelas. Pria itu tidak mempedulikannya sampai akhirnya mereka memasuki sebuah ruangan besar dengan meja-meja dan bau makanan di mana-mana.

Jason menggiring Alice menuju tempat pengambilan makan siang mereka. Mereka mengambil sebuah nampan dan masing-masing bisa mendapatkan sebuah cheese burger, mango juice, dan yogurt. Setelah itu Jason mengajak Alice duduk di sebuah meja yang sudah ditempati beberapa cowok dan cewek yang sedang berbincang-bincang dan sama-sama memakai slayer merah seperti Jason. Beberapa diantaranya ada yang sedang memegang putung rokok, tidak peduli itu perempuan atau laki-laki. Sekarang perasaan Alice benar-benar tidak enak. Sepertinya ia masuk ke kawasan yang salah. Tapi lagi pula dia juga belum mempunyai teman selain Jason.

"Wooiii Jason," panggil salah satu pria berambut coklat yang agak gondrong dengan tato dileher dan tangannya saat Alice dan Jason datang.

"Hey dude!" balas Jason lalu menaruh nampannya dan duduk di salah satu kursi yang kosong. Alice hanya tersenyum sedangkan Jason menarikkan kursi untuk Alice.

"Baru sehari saja sudah bisa mendapat cewek cantik, bagaimana selanjutnya? Good job bro," kata seseorang yang lain. Alice hanya menaikkan alisnya.

"Maaf, tapi aku bukan pacarnya," balas Alice dengan penuh keberanian.

"Ohhhh ternyata bukan guys," ledek perempuan yang membawa putung rokok dan bertindik yang duduk tepat di depan Alice.

Mereka berkenalan dengan Alice lalu segera mengabiskan makan siangnya. Tapi disela-sela makan siangnya, seorang pria berambut agak keriting di sebelah Jason menyenggol lengan Jason dua kali dengan lengannya. Otomastis Jason menoleh masih sambil mengunyah burgernya. Jason menaikkan alisnya sambil mendongakkan wajahnya menandakan ia bertanya 'ada apa?'.

"Kalau kamu bisa meniduri cewek itu, aku akan memberikanmu 500 dolar," ucap pria yang bernama Twist itu sambil berbisik dan melirik ke arah Alice. Keduanya tersenyum nakal.

"Kamu menantangku huh? Itu gampang," balas Jason angkuh.

***

Alice memutuskan untuk pergi menuju lokernya sendirian. Tiba-tiba seorang pria di sebelahnya menjatuhkan buku-bukunya di depan lokernya atau bisa dibilang di samping loker milik Alice karena berlari. Gadis itu segera jongkok dan membantu cowok dengan kemeja jeans biru tua itu. Pria itu melihat ke arah Alice saat gadis itu berdiri berbarengan dengannya.

"Thanks," katanya sambil membuka lokernya dan tersenyum memperlihatkan lesung pipinya yang terlihat samar-samar.

"No problem," balas Alice sambil mengembalikan bukunya dan mengambil buku yang akan dipakai di kelas selanjutnya yaitu kelas Geografi.

"Hi, what's your name?" tanyanya sambil tersenyum. Sepertinya ia sudah tidak terlihat terburu-buru lagi. Nafasnya juga terlihat sudah teratur.

"Alice, Alice Parker. And you?"

"I'm Justin, Justin Bieber," katanya sambil membalas uluran tangan yang diberikan Alice.

"Baby! Aku mencarimu ke mana-mana ternyata kamu di sini. Who is she?" tanya gadis yang tiba-tiba datang dan langsung memeluk Justin manja. Ia bergelayutan di tangan Justin yang sepertinya membuat Justin risih sehingga melepaskannya dan membuat gadis itu cemberut seketika.

"Ini Alice, teman baru. Dan Alice, umm, ini Rachel pacarku," Justin mengenalkan kekasihnya itu pada Alice. Gadis itu -Alice- hanya tersenyum tetapi tidak dengan Rachel yang terlihat seperti tidak suka dengan Alice.

Beberapa menit kemudian bel masuk berbunyi dan mereka harus berpisah. Justin mengucapkan selamat tinggal dan katanya ia senang bisa berkenalan dengan Alice. Justin berharap ia bisa bertemu lagi dengan gadis secantik Alice begitu juga sebaliknya. Alice menemukan seorang teman lagi, walaupun dia laki-laki tapi setidaknya bukan orang yang jahat atau nakal seperti Jason. Sekarang Alice bisa bernafas lega menuju kelasnya yang tepat ada di ujung ruangan.

Gadis itu melangkahkan kakinya masuk ke dalam kelas selanjutnya yang untung saja belum terlalu penuh. Jadi dia masih bisa memilih tempat duduk. Ia melihat seorang gadis berambut coklat panjang duduk sendirian di bangku nomor dua. Duduknya memang semdiri-sendiri, tapi kursi di sebelahnya kosong jadi Alice memutuskan duduk di sebelah gadis itu. Dia tersenyum saat Alice menaruh tasnya di atas meja.

"Hey," sapa Alice saat gadis itu sedang melihat ke arah pintu masuk. Mungkin dia bosan.

"Hey, what's up?" tanyanya yang sudah mengalihkan pandangannya dari pintu ke arah Alice.

"What's your name?"

"Brittany, Brittany Jackson," jawabnya sambil tersenyum manis. Wajahnya sangat imut dan badannya tidak terlalu gemuk tapi bukan kurus.

"I'm Alice, Alice Parker," balas Alice. Setelah itu mereka berbincang-bincang untuk mengenal satu sama lain selagi sang dosen belum masuk dan mungkin akan terlambat.

***

Setelah bel menandakan jam terakhir telah berakhir, Alice memberesi buku-bukunya yang berserakan di atas meja beserta alat tulisnya. Lalu ia berjalan menuju pintu keluar bersama yang lainnya dan ternyata teman barunya -Brittany- sudah menunggunya di luar. Gadis itu -Alice- agak terkejut bercampur dengan perasaan senang.

"Makasih sudah menungguku," ucap Alice sambil sedikit tertawa saat sedang berjalan menuju lobi bersama teman barunya itu.

"It's okay. Kamu pulang sama siapa?" tanya Brittany saat mereka sudah sampai di depan lobi. Alice masoh sibuk merogoh-rogoh tasnya dan mengeluarkan ponselnya.

"Aku pulang bersama Alex, kakakku. Dia juga kuliah di sini," jawab Alice yang diikuti dengan anggukan Brittany. Gadis itu sudah memegang sebuah kunci mobil, dan setelah itu dia pulang meninggalkan Alice sendiri. Dan tidak disangka ternyata kakaknya itu baru membalas smsnya dan bilang dia akan menjalani tes susulan dan itu akan lama. Jadi, Alice harus mengambil keputusannya sendiri. Pulang menunggu Alex, atau naik angkutan umum?

Tiba-tiba saja sebuah mobil mewah berwarna putih dengan merk Ferrari datang dari arah barat dan berhenti di depan Alice. Tepat di depannya. Setelah itu jendela mobilnya terbuka dan seorang pria tampan yang sedang melepas kacamata hitamnya itu memanggil-manggil nama Alice.

"Kamu belum pulang? Bagaimana kalau pulang denganku? Daripada kamu naik angkutan umum mendingan pulang naik mobil mewah," ucap pria berambut dirty blonde itu. Alice sudah menolaknya berkali-kali tapi Justin tetap memaksa dan yah...akhirnya Alice duduk juga dijog di sebelah Justin.

-To Be Continued-

-------------

Makasih buat yg udah baca apalagi vote. Mean the world to me.

Kritik dan saran diterima.

Vote kalau kalian suka :)

Much love, alifa

Lovers (Justin Bieber Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang