4. Better Propose

Mulai dari awal
                                    

Nathan terkejut. "A-apa??"

"Kenapa kau kembali, Nathan?? Kenapa kau kembali saat aku merasa sudah bisa melupakanmu setelah sekian lama aku mencobanya?!! " Helena mencoba menguatkan dirinya.

"Maafkan aku, Helen. Maafkan aku yang sudah meninggalkanmu tanpa kata. Aku hanya bingung menjelaskannya. Aku diminta ayahku untuk membantu bisnisnya diluar negeri. Tapi, aku kembali. Aku kembali, Helen. "

Helena terisak. "Ka-kau.. Apa karena wanita itu meninggalkanmu, jadi kau kembali padaku?"

Nathan memeluk erat Helena. Ia tidak sanggup lagi melihat mata kesedihan dan rasa kecewa yang ditunjukan padanya. Ia tidak bisa melihat Helena yang tersakiti seperti ini, Nathan sangat menyayangi Helena.

"Jangan bahas itu lagi. Aku tidak mau membahasnya. Yang terpenting aku kembali untukmu. Maukah kau memaafkanku dan memulai sebuah pernikahan denganku??"

Helena melepaskan pelukannya dan menjauh tiba-tiba membuat Nathan terkejut.

"Apa kau kembali untukku?"
Suara Helena akhirnya terdengar memecah keheningan. Nathan sendiri tidak berani berbicara dan lebih memilih menunggu reaksi wanita dihadapannya.

"Tentu, Helen. Apa kau sudah memiliki pria lain??" Nathan mengkerutkan keningnya, ia tidak sadar mengucapkan kalimat itu dan untungnya ia bisa melihat wajah Helena lebih rileks.

"Jika ya, apa yang akan kau lakukan??" Tanya Helena

Nathan tersenyum. "Aku akan menemuinya."

"Untuk apa?" tanya Helena bingung.

"Untuk mengajaknya ke pesta pernikahan kita, memang kau pikir apa??"

Helena memanyunkan bibirnya membuat Nathan terkekeh. Ia bersyukur jika Helena sudah bisa menerima kehadirannya kembali. Hal yang mudah jika perasaan itu masih ada, pikir Nathan.

"Jadi??"

"Apa??" Helena menarik selimut dan mencoba merapikannya.

Nathan menarik tangan Helena membuat tubuh Helena yang sedang membungkuk mengambil selimut, menubruk tubuh tegap Nathan. Helena berjengit kaget dan melihat ke wajah Nathan yang lebih tinggi darinya. Keningnya pas sekali hanya menyentuh hidung Nathan.

"A-apa yang kau lakukan??" Tanya Helena gugup saat menyadari tangan Nathan mulai melingkari pinggangnya dan membawa tubuhnya lebih menempel pada tubuh pria itu.

"Hanya kau wanita yang selalu saja mengabaikan pertanyaanku. Kau sendiri tahu, jika aku tidak bisa diabaikan seperti ini. " Ucap Nathan dengan nada rendahnya membuat Helena merinding terlebih jemari Nathan yang mengelus pipi Helena.

Nathan tertawa. "Kau tidak berubah. Masih seperti dulu, gugup saat menerima sentuhan dariku. Tapi aku bersyukur, itu membuktikan jika kau tidak pernah bersentuhan dengan pria manapun selain diriku."

Helena melotot. Pria kurang ajar! Seenaknya dia mempermalukan wanita secantik dirinya. Yah, walau tidak cantik-cantik amat, tapi ia masih di atas standar kok.

"Cukup Nathan!!! Lepas!!!"

Nathan semakin memeluk Helena bahkan dengan kedua tangannya yang merengkuh punggung wanita itu sambil terus menatap wajah yang terlihat tidak nyaman itu dengan senyuman devilnya.

"Kau belum menjawab pertanyaanku, sayang."

Helena semakin melotot mendengar panggilannya.

"Baiklah, karena aku sedang bahagia saat ini. Dengan senang hati aku akan mengulangi pertanyaanku karena wanita bodoh didekapanku seperti nya lupa. "

He is My Husband (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang