PENGUMUMAN

391 15 2
                                    


"hallo"

"Inaaa...., lo dimana?!, lo sekolah kan?!, lo masih jauh dari sekolah nggak nyampenya?!"

Ina agak menjauhkan Hpnya dari telinga saat terdengar suara cempereng Cindy, yang to the point di seberang telepon.

"kenapa sih!!"

"lo udah tau yang di tempelin di papan pengumuman sekolah pagi ini?"

"apaaan sih"

"ada nama lo nih di peserta kemah bakti remaja!!"

"haaaa???"

"lo cepetan aja deh ke sekolah, liatin sendiri" Ina dengan wajah masih keheranan sudah tak fokus apa yang Cindy bicarakan di ujung handphone, karena Cindy ngomongnya cepat tidak pake titik dan koma. 

Cindy mengerubungi siswa yang menggerubuti papan informasi yang ada di depan ruangan tata usaha, sesekali ia melihat ke belakang mencari sobat sekelasnya Ina, namun sosok yang di carinya belum nampak juga, Ia pun mulai mencari nama Ina di layar kontak teleponnya hendak menghubungi kembali sobatnya itu, namun hanya suara dering telepon tanpa ada tanda Ina mengangkat teleponnya yang membuat Cindy mulai di hinggapi rasa kesal tapi tetap berusaha menghubunginya berkali-kali, Ia seakan cuek tubuhnya terombang ambing dari dorongan siswa lain yang berebut melihat deretan nama-nama yang jadi peserta "Kemah Bakti Remaja" hingga panitianya.

teng.. teng... teng....

Bunyi lonceng apel pagi membuyarkan kerumunan di depan ruangan tata usaha itu, membuat Cindy yang sibuk dengan handphonenya jatuh dan telepon di genggamannya terlepas. matanya dengan cepat melihat ke arah jatuhnya hape kesayangannya seraya tangannya ikut bergerak meraih hapenya yang terlempar, suara paniknya hendak meminta tolong siswa sekitarnya menyelematkan hapenya yang terlempar seakan di telan oleh riuhan siswa yang hendak ke lapangan bola basket untuk mengikuti apel pagi.

AAAAAAAKKKKKKHHHHHHH.....................................

Seakan waktu di sekitarnya terhenti saat hape Cindy mengenai kepala seseorang dan kontan berteriak, semua mata tertuju ke arah hape yang tepat di genggaman Ina pemilik teriakan tadi, hape sobatnya itu hampir saja mengenai kepalanya, untung saja dengan sigap Ina menangkap hape Cindy sebelum mengenai kepalanya.

HUUUUU.......

Bukannya uluran tangan yang di terima Ina tapi  keluh siswa di sekitarnya, saat melihat ke arahnya yang jatuh kelantai dengan hape di genggaman tangan kanannya, wajah paniknya melihat ke arah hape di tangannya, tak ada seorang pun yang membantunya bangkit, Cindy yang juga terjatuh tak jauh darinya segera bangkit dan meraih hapenya yang di selamatkan Ina, Ia kemudian berkali-kali memeriksa hapenya itu apa tidak lecet dan masih bisa di pakai. seakan ia lupa pada Ina yang masih tergeletak di lantai dan sudah menyelamatkan hapenya itu. 

"perlu bantuan??" 

Suasana sejenak hening,  Ina perlahan mendongakkan kepalanya ke atas melihat sosok pemilik suara itu. Cindy yang tadi sibuk memperhatikan kondisi HPnya juga sontak menoleh ke arah pemilik suara tadi.

"Tyan.....??" ujar Ina kaget, nampak cowok yang berdiri sambil  mengulurkan tangan ke arahnya tersenyum ke arahnya menawarkan bantuan.

"perlu bantuan nggak?" ulangnya, tapi sebelum Ina menjawabnya dengan sigap ia meraih tangan Ina dan mambantunya berdiri. nampak Ina terasa kikuk di depannya sambil pura2 merapikan seragamnya yang terlihat acak dan juga rambutnya. 

"makasih ya..." ujar Ina, Tyan hanya tersenyum ke arahnya.

"lo nggak apa-apa kan?" Ina hanya mengangguk ke arhnya.

"beneran nih....." 

"iya, nggak apa-apa kok" 

"ok deh, kalo gitu yuk gue antar sampe di kelas,  udah selesai apelnya tuh....." ajak Tyan, Ina akhirnya mengikuti langkah Tyan, Ia sudah lupa tujuan awalnya ke depan ruangan tata usaha itu. 

Cindy yang masih dengan wajah melongo hanya bisa memandangi keduanya meninggalkan ia sendirian di koridor ruangan Tata Usaha. 

Saat Ina sudah meletakan tasnya di kelas ia langsung buru-buru ke ruang guru, ia ingin menemui segera Pak Kisman, wali kelasnya sekaligus penanggung jawab, namun sosok yang di carinya tidak ketemu-ketemu sampe dia bolak balik masuk ke ruang tata usaha dan menyusuri semua ruangan di dalamnya, Ia pun ke ruang guru yang ada di lantai atas ruang tata usaha itu, namun hasilnya pun sama, tidak ada Pak Kisman, guru Fisikanya.

"mau cari siapa?!" seketika Ina menoleh ke arah pintu masuk ruang guru, nampak Bu Arni dengan tatapan penuh selidik ke arahnya.

"ada Pak Kisman, bu??" tanya Ina hati-hati, BU Arni yang di depannya nampak agak terkejut mendengar pertanyaan Ina itu, wajahnya jadi panik namun ia berusaha menutupinya.

"oh, Pak Kisman, eh em anu... Ibu ke toliet dulu ya...." Bu Arni jadi gugup, ia coba menghindar. namun di cegat Ina

"Bu, tahu dimana Pak Kisman..." Ina membentangkan ke dua tangannya, coba menahan Bu Arni yang coba menghindarinya.

"buat apa kamu cari Pak Kisman!!" 

"penting Bu..."

"sepenting apa sampe kamu coba menahan ibu"

"aku yakin Ibu tau wali kelasku itu di mana, tapi ibu tidak mau beritahu"

"buat apa kamu cari Pak Kisman, apa kamu mau laporin apa yang ibu perbuat sama kamu tempo hari?, percuma...... udah lama kok" Ina jadi heran mendengarnya, namun dengan enteng dia pun menyahut

" itu salah satunya!!" ujarnya, Nampak Bu Arni nampak Panik mendengarnya

"jangan..!" tahan Bu Arni panik.

"emang kenapa?"

"jangan beritahu Pak Kisman ya, Ibu tidak ada maksud apa-apa dengan kejadian tempo hari,"

"makanya cepat beritahu Pak Kisman dimana, biar soal Pot bunga itu tidak saya laporin ke wali kelasku"

"kalo bukan soal itu, emang kamu perlu apa buat cari Pak...."

"Bu, Pak Kismannya dimana......."

"lagi tugas luar, lagi ikut rapat rapat sama Pak kepsek di kantor dinas" ujar Bu Arni cepat

"nah....gitu doong Bu, yang penting aku udah tau di mana Pak Kisman, thanks ya Bu....." Ina lalu melambaikan tangan ke arah Bu Arni  segera meninggalkan ruang guru itu, 

"buat apa kamu cari Pak Kisman....."

"yah... buat laporin soal Pot bunga itu"

wajah Bu Arni mendadak panik, Ia nampak geram sendiri melihat Ina yang dengan langkah cuek turun dari lantai atas tanpa menoleh ke arahnya.

"siang Pak, maaf sebelumnya....

Ina mau tanya Pak, kenapa saya juga jadi peserta kemah bakti remaja?, Ina kan udah kelas ujian, fokusnya bukan ke situ lagi pak, tapi ujian akhir sekolah pak, thanks sebelumnya" 

pesan pendek itu berhasil terkirim ke nomor walikelasnya, Ina tak perlu menunggu lama, handphone yang hendak di isi dalam tas tiba-tiba berdering nampak di layar tertera nama "walikelasku"

"haloo pak..."

"Ina, bapak minta tolong ya, ina ikut bantu bapak di pemilihan itu, lagian bukan hanya kamu tapi ada Harry juga, kalian cuma mengawasi aja kok, jangan sampai ade tingkatmu itu di bully habis-habisan, ok... jangan lupa ya besok pagi udah di sekolah"

TIT.....

Ina melongo melihat layar hapenya, belum sempat ia menjawab apa yang barusan di katakan Pak Kisman di seberang telpon, sudah di matikan lebih dulu oleh walikelasnya itu.  

STORY FROM ZERO CLASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang