17. The truth

215 36 12
                                    

Eh ketemu lagi. Vote sebelum baca yah!:)

**

-Achel POV-

Malam yang indah di hari pertunangan Bang Faz bersama Teh Reina. Bintang seakan ikut memberi selamat kepada pasangan baru ini dengan kerlap-kerlipnya di kejauhan. Bulan sabit seolah ikut tersenyum menyaksikan bersatunya dua insan. Di langit sana, nyaris tiada awan yang menggantung. Mungkin kemuraman mereka diusir Tuhan khusus malam ini.

Aku sedang duduk bersama orang-orang dari keluarga Teh Reina. Ternyata banyak dari mereka yang cukup seumuran denganku. Obrolan demi obrolan kami perbincangkan dengan nyaman. Dimulai dari perkuliahan sampai kehidupan kami masing-masing. Bang Faz sendiri sedang mengobrol dengan orang tua Teh Reina di salah satu meja besar di ruang depan.

Dalam sesaat di keramaian ini, aku tidak memikirkan Mas Fey. Aku fokus kepada calon keluarga baruku dan mencoba menghiraukan dahulu masalah-masalah yang sedang aku hadapi.

Ponselku bergetar –ada yang menelpon. Aku langsung meminta izin kepada mereka untuk menjauh dan mengangkat telpon ini. Sambil berjalan aku melihat nama Mas Fey di layar ponsel. Hm, kenapa dia menelpon sekarang? Maksudku, dia pasti tau kalau sekarang aku sedang berada di acara pertunangan Bang Faz.

“Halo?” angkatku seketika.

“Hai, Chel.” Katanya terdengar berusaha menyenangkan.

“Yap, ada apa mas nelpon sekarang?” tanyaku langsung pada intinya.

“Lo lagi di rumah tunangannya abang lo, kan?”

“Iya. Bukannya lo udah tau ya?”

“Iya hehe.”

“Kenapa?”

“Gue baru aja sampai di tempat yang sama.”

Aku mengerutkan dahi karena tidak mengerti maksud dari perkataan Mas Fey.

“Maksudnya lo ada di tempat yang sama apa? Lo ada di rumah Teh Reina juga?”

“Yoi. Ini gue baru sampai tepat di depan pintu depan yang terbuka.”

Aku yang menyadari sedang berada di ujung ruangan, seketika menoleh ke arah pintu besar itu berada. Mana mungkin Mas Fey ada di sini!

Ponselku hampir terjatuh ketika aku melihat sosoknya sedang berdiri tegak dengan ponsel yang berada di telinganya. Mataku melotot seketika.

LAH KOK?!!!

“Chel, kok lo diem? Kaget ya? Gue jujur kok. Lo dimana sekarang?” katanya lagi.

Mataku masih memperhatikan dia yang bersetelan formal. Seolah sesosok hantu, aku tidak percaya dengan apa yang aku lihat. Dengan cepat aku menutup telpon lalu mengendap-endap menghampiri Bang Faz yang sedang mengobrol dengan orang tua Teh Reina. Aku meminta izin untuk bicara dengan Bang Faz sekarang. Dengan kebingungan dia berdiri dan aku segera menarik tangannya lalu berjalan cepat ke ruangan lain di rumah ini.

Bang Faz semakin kebingungan ketika aku melepaskan tangannya.

“Ada apa, Chel?” katanya penasaran.

“Kenapa Mas Fey ada di sini?” tanyaku langsung.

“Hah?”

“Kenapa Mas Fey ada di sini? Kenapa? Bang Faz ngundang dia?”

“Maksudnya?”

Aku mulai greget di tempat.

“Mas Fey ada di siniiiii!”

“Oh ya?”

“IYA! Yaampun tobat deh gue. Lo ngundang dia? Ngapain coba? Ini kan acara keluargaaaa.”

Beloved NightmareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang