7. Stalked

241 40 10
                                    

Ada kabar bahagia. Sekarang gue update langsung dua part!! Cie..

Enjoy yaaaa~


*

-Author POV-



Pukul setengah enam sore, Fey tiba di depan rumahnya. Dengan wajah lesu, badan penuh keringat, dan pikiran yang lelah, dia masuk sambil menenteng sepatu biru favoritnya. Dia melemparkan tubuhnya ke atas sofa. Mencoba menenangkan diri dari penatnya hawa yang melingkup tubuhnya.

Dia tersenyum ketika mengingat kemenangan yang telah timnya raih. Dia tersenyum ketika mengingat tawa bahagia yang terpancar dari teman satu timnya. Dia tersenyum ketika selama ini hidupnya dipenuhi kebahagiaan yang tiada dua. Dan dia tersenyum, ketika melihat wanita itu melihatnya bermain basket –walaupun sebentar, tentu.

Achelia, begitulah namanya. Wanita yang dia temui tanpa sengaja. Wanita yang cantik, juga baik dan periang.

Dia ingat, ketika pertama kali ia melihat wanita itu.

Saat itu di pameran lukisan, ia sedang berdiri di tengah orang-orang yang berlalu-lalang di area lukisan modern. Dia berpura-pura menjadi pengunjung, padahal dia adalah salah satu pelukis yang lukisannya sedang ditontonkan. Lukisan Kota Chicago, itulah judul lukisannya. Untuk diketahui, itu pertama kalinya dia berani mengekspos karyanya ke dunia luar. Sebab itulah ia melakukan ini, untuk melihat bagaimana reaksi orang-orang terhadap karyanya.

Dia sedang berpura-pura mengamati lukisan harimau sumatera, saat sekelompok wanita datang. Dilihat dari penampilannya, mereka pastilah wanita-wanita yang sedang menghabiskan waktu dengan menikmati seni –sedang mengistirahatkan otak,mungkin, karena anak muda biasanya dipenuhi masalah yang banyak.

Perhatian dia tertuju kepada salah satu wanita muda diantaranya, yang sedang berjalan pelan sambil melotot kagum, ke arah lukisan kota Chicago yang ia lukis. Lama sekali wanita itu mengamati lukisannya.

Wanita itu meraba-raba pigura yang mengukir indah, sambil tersenyum. Seperti enggan melihat ke lukisan lain, wanita itu semakin fokus memperhatikan setiap detail lukisan kota Chicago yang memang dia lukis semendetail mungkin.

Sekelebat kenangan masa lalu mulai mampir di otaknya. Bertemu dengan wanita itu mengingatkan dia kepada seseorang yang telah membuat hidupnya sedemikian berwarna. Secara postur tubuh mereka berdua nyaris sama, apalagi jenis gaya rambut dan warna kulitnya. Tapi bukan itu, bukanlah itu yang mengingatkan dia atas seseorang yang telah pergi.

Tapi gerak-geriknya, dan cara dia mengagumi lukisan yang telah ia buat.

Pertama-tama mereka terdiam, lalu melotot kagum dan mendekati, lalu memperhatikan setiap senti tanpa kecuali. Siapa mereka? Apa mereka berasal dari keluarga yang sama? Kenapa gerak-gerik dan perhatian mereka bergitu sama? Apakah wanita itu merupakan perwujudan kembali wanita di masa lalunya? Atau apa mereka wanita yang sama? Hah tapi tidak mungkin! Jelas-jelas seseorang di masa lalunya itu telah tiada.

Hingga akhirnya dia menyadari ada satu pria mencurigakan yang mendekati wanita itu dari belakang. Pria itu membuka sleting tas wanita itu lalu membawa dompet besar dan kemudian berlari keluar gedung. Menyadari kalau barang wanita itu sudah dicuri, dia sontak mengejar pencurinya dengan sekuat tenaga. Hingga akhirnya mereka berkenalan.

Perkenalan yang lucu, pikir Fey sambil kemudian berdiri dan berjalan ke arah dapur.

Fey menyadari, kalau sosoknya telah mengingatkan Achel ke seseorang di masa lalunya. Dan lucunya Achel pun sama, kalau sosoknya telah mengingatkan Fey ke seseorang di masa lalunya. Kebetulan yang nyaris tidak disangka-sangka. Seperti takdir telah menuliskan kisah agar mereka bertemu.

Beloved NightmareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang