Chapter 11 - Waiting for you

Zacznij od początku
                                    

"Berhenti mencampuri hidupku! Pergilah jauh-jauh! Kenapa kau harus datang dan mencampuri semuanya?" Sergah Kendra, ia habis kesal karena tidak mendapat jawaban yang ia inginkan dan kini manusia itu menyindir soal otak? Apa otaknya sendiri sudah penuh dengan hal-hal yang berguna?

"Apa yang kau bicarakan? Aku dituduh yang tidak-tidak dan sekarang kau yang menjadi marah!?" Jawab Aaron dengan suara yang sedikit meninggi.

Menyadari hal itu, Aaron kemudian melihat sekitarnya, sepertinya ia juga takut seseorang mendapatinya menyentak seleb terkenal apalagi ia seorang wanita dan untungnya tidak ada seorangpun disana.

"Aku sudah membatalkan pesan suaranya, maaf" Jawabnya singkat, memalingkan wajahnya karena malu akan perbuatannya sendiri.

Aaron berdecak, hanya menatap wanita yang bersikap kekanak-kanakan itu dengan tatapan kesal.

Habis melakukan hal yang salah, permintaan maafnya saja tidak bersungguh-sungguh. Bagaimana Aaron tidak kesal melihatnya?

"Jadi kau naik apa kesini?" Tanya Aaron mengubah topik pembicaraan.

Kendra tidak menjawab, mendengar pertanyaan Aaron barusan ia masih berpikir. Jika memang hanya perusahaan, kenapa Aaron masih peduli? Bukankah Aaron bisa saja tidak melakukan semuanya itu disaat ayahnya tidak ada?

Kendra lalu menggelengkan kepalanya, berusaha melenyapkan pikiran-pikiran yang ada di dalam otaknya. Bagaimana bisa ia menyerah secepat ini?

"Mobil dad" Jawab Kendra kemudian.

Aaron lalu mengangguk, "Hati-hati" Tambahnya.

Kendra yang tadinya sedang merogoh saku jaketnya mencari kunci mobil, mendengar ucapan Aaron barusan ia mendongak. Belum sempat menjawab, pria itu sudah pergi berjalan menjauhinya.

Menatap punggungnya saja Aaron masih terlihat tampan di mata Kendra. Membuat Kendra tak ingin melepaskan pandangannya sampai apa yang ia lihat itu perlahan hilang dari pandangannya.

👑

Kendra memandangi beberapa hidangan di depannya lalu menghela napas panjang, "Aku hanya mau makan masakan ibu" Keluhnya.

"Kami mengerti, tapi untuk saat ini makan lah sedikit, nona. Apa mau aku pesankan makanan dari luar saja?" Tanya wanita paruh baya itu dengan cemas, sebagai pelayan yang baik, ia sangat khawatir apalagi sudah beberapa hari ini Kendra tidak makan apapun di rumah.

Pikiran tentang orangtua maupun niat buruk pria satu itu. Pekerjaan yang padat juga tidak berhasil mengusir pikiran itu dari kepalanya.

Dua minggu, sudah dua minggu Kendra merasa kesepian karena tinggal sendiri di rumah yang besar dan banyak pikiran melayang-layang di kepalanya.

Setelah berpikir dan merenungkan hal itu beberapa hari ini, Kendra menarik kesimpulan bahwa Aaron mungkin bersikap baik kepada orang yang lebih tua darinya dan cantik, secantik dan semenarik wanita berambut merah itu.

Hal itu membuat Kendra tambah resah, apa mungkin ia tidak semenarik itu?

Lupakan soal niat buruk, sudah beberapa hari Kendra memantau, tapi tidak membuahkan hasil apa-apa.

✅ A Missing PartOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz