Chapter 7 - A Question

Start from the beginning
                                    

Well, semua orang punya privasi, kan? Dan Kendra sangat-sangat mengerti bagaimana sikap ayahnya itu.

Kendra ragu, tapi rasa penasarannya itu terlalu kuat, apalagi melihat pintu ruangan yang kini sedikit terbuka.

Kendra mondar-mandir di depan pintu itu, ia benar-benar tidak bisa menahannya lagi. Berpikir sepertinya dengan mengintip sedikit tidak akan jadi masalah.

Semoga keputusannya ini tidak akan menjadi masalah yang besar, karena Kendra akhirnya mengintip juga.

Kendra tercengang, melihat sekilas salah satu sisi ruangan itu, ruangan yang benar-benar mewah dan klasik. Ruangan berdominasi warna merah dan coklat, rak buku memenuhi sebagian ruangan itu. Masih tak habis pikir ada ruangan se-indah ini didalam rumahnya.

Tiba-tiba saja pintu itu terbuka lebar.

Selain terkejut karena pintu itu terbuka lebar, ia terkejut karena mendapati seorang pria keluar dari sana, pria yang masih muda dan yang jelas bukan ayahnya.

Dia Aaron, Aaron segera menutup pintu itu dengan rapat dan menatap Kendra, dengan tatapan terkejut, namun ada sedikit ketakutan di dalamnya.

"Hey, kau masuk ke dalam!" Pekik Kendra sambil mengacungkan jarinya telunjuknya tepat di depan wajah Aaron.

Pria itu tidak berkomentar, ia hanya melangkah pergi dan mengabaikan Kendra.

Kendra mendesah dalam hati. Semua kejadian buruk yang ia kira mimpi adalah kenyataan, dan pria di depannya ini masih tunangannya. Jadi, apa Aaron tadi yang membopongnya ke kamar?

Dengan langkah tertatih-tatih, Kendra membuntuti pria itu. Dalam pikirannya penuh pertanyaan, kenapa pria satu itu ada dirumahnya? Kenapa pria itu masuk ke ruangan terlarang itu? Orang asing sepertinya memasuki ruangan yang bahkan belum pernah ia masuki? Hal itu semakin membuat Kendra percaya bahwa Aaron memang punya niat yang buruk.

"Apa yang kau lakukan disini?"

"Kenapa kau masuk ruangan itu? Apa kau tahu bahwa tidak ada yang boleh masuk kesana?" Tambahnya lagi.

Mungkin Kendra sudah lupa apa yang terjadi saat terakhir kali ia menyentak pria satu itu.

Pria itu menghentikan langkahnya. Ia berbalik dan menatap wanita yang tidak tahu berterima kasih, ia sudah letih sehabis membopongnya tadi, tapi wanita itu malah meributkan kehadirannya di tempat ini.

Kendra juga menghentikan langkahnya dan berusaha menyembunyikan fakta bahwa ia membuntuti pria itu.

Wajah yang tadi kesal langsung berubah menjadi takut dan gelisah,

"Tidak, kau tidak perlu menjawabnya," Tukas Kendra.

Ternyata ia ingat, ingat bagaimana akibat dari berbicara dengan pria di depannya itu dan tentu saja tatapan itu masih membuat Kendra lupa diri dan terbawa ke dalam dunia khayalnya.

Pria itu kemudian melanjutkan langkahnya dan segera keluar dari mansion itu, hendak pergi meninggalkan wanita itu sendirian.

Kendra berlari menghampiri Aaron yang baru saja masuk kedalam mobil SUV hitam yang terparkir disana, keempat roda mobil itu tampak kotor oleh debu akibat perjalanan dari villa.

Setelah Kendra mengetuk jendela mobil, mahkluk dingin itu ternyata masih punya hati dan menurunkan kaca jendelanya

"Bolehkah aku bertanya?" Tanya Kendra ragu.

Karena pria itu tak menjawab, Kendra menambahkannya "Satu saja, satu pertanyaan!" Bujuknya sembari mengacungkan salah satu jari telunjuknya.

"Baiklah, satu" Jawabnya datar.

Kendra menatapnya sebal, di dalam hatinya ia mungkin mengumpat dan mengutuk manusia sombong ini.

Orang macam apa yang hanya memperbolehkan bertanya satu pertanyaan?

"Tidak jadi." Aaron memutar bola matanya dan hendak menaikkan jendela mobilnya itu.

"Ah! Iya iya satu saja!" Sahut Kendra menahan jendelanya itu agar Aaron tidak segera menaikkannya.

"Kenapa? Kau rindu ciumanku?" Tanya Aaron dengan raut wajah yang datar.

Kendra menghela napas panjangnya, ia cukup kagum dengan pria satu ini yang dapat mengatakan hal seperti itu dengan sangat mudah dan dengan wajahnya yang datar.

"Dimana kedua orangtuaku?" Tukasnya.

Aaron melirik jam tangan di pergelangan tangan kirinya sebelum menjawab,
"Mereka baru saja terbang ke Hawaii," Sahut Aaron dengan senyuman kecil, dengan maksud meledek Kendra yang tidak tahu apa-apa tentang hal itu.

"Hawaii? Kenapa mereka kesana? Tanpa memberitahuku?" Tanyanya dengan alis berkerut.

"Just one question." Aaron melepaskan kedua tangan Kendra yang masih begelantung disana dan menaikkan jendela mobilnya.

👑
TBC

✅ A Missing PartWhere stories live. Discover now