Part 26 - Pempek Laknat part 2

29.9K 1.5K 63
                                    


Raka tengah menyetir menuju bandara soekarno - hatta untuk pergi ke palembang. Ia melirik sang istri yang tengah asik memangku jagoan mereka yang kini sedang berceloteh ria.

"Kita mau kemana ka ?" suara lia memecah keheningan.

"Loh kita bukannya mau beli pempek di palembang ya ?" Tanya raka dengan mengerutkan kening bingung.

"Nggak jadi deh ka. Aku mau makan di cafe deket sekolah aja" ucap lia tanpa beban.

Raka yang mendengarnya pun menepikan mobilnya dan menekan amarahnya yang ingin meledak. Lia yang merasa mobilnya berhenti pun menatap raka dengan bingung.

"Ko berhenti ka ?" tanya lia.

Raka memilih diam dan tak menjawab. Ia menyandarkan tubuhnya pada sandaran jok sambil memejamkan matanya erat. Ia mengatur saluran pernapasannya yang kini tengah memburu. Amarah yang sudah ia tahan selama 8 bulan, kini akan siap meledak keluar. Namun, ia masih tetap berusaha menahannya. Ia masih memikir kondisi istrinya, anak yang tengah di kandung istrinya dan jagoan mereka yang kini tengah berada di pangkuan lia.

"Raka ko diem sih ?" tanya lia dengan mengerutkan kening bingung.

Raka masih tetap diam dan tak bergeming. Ia lebih memilih mengatur emosinya yang belum reda.

"RAKA KALO AKU TANYA TUH DI JAWAB !!" Bentak lia kesal yang membuat richo menatap sang mama dengan wajah ketakutan.

Dan sedetik kemudian tangis richo pecah. Raka yang menyadari jagoannya menangis pun membuka matanya dan memindahkan richo ke dalam pangkuannya. Ia tidak mengeluarkan sepatah kata pun dan tidak menatap lia sedetik pun.

Ia lebih memilih menjalankan mobilnya kembali dengan tangan kanan memegang stir mobil dan tangan kirinya mengelus punggung serta puncak richo lembut. Ia mencoba menenangkan sang anak hingga membuatnya terlelap di pangkuannya.

Lia yang merasa dirinya di abaikan pun memilih diam. Ia menatap ke jendela samping sambil menggerutu kesal. Ia sudah malas untuk berbicara dengan suaminya.

"Turun. Udah sampe seperti yang kamu mau" ucap raka yang sudah memarkirkan mobilnya di pelataran cafe.

Lia masih tidak menyahut dan lebih memilih bungkam. Ia berpura - pura tidak mendengar apapun.

Raka menoleh kesamping karena tidak terdengar sahutan dari sang istri. Dan kini ia baru sadar, bahwa sang istri sedang dalam tahap ngambek berat.

"Ribet lagi ini mah urusannya" Gumam raka pelan.

Lia yang mendengar gumaman raka pun menoleh dan menatap tajam sang suami. "Kalo nggak ikhlas nggak usah ngajakin aku ke sini" balas lia tajam.

Setelah itu lia memilih turun dari mobil dan membanting pintu mobil dengan kencang. Ia melangkah memasuki cafe dengan wajah masam. Ia memilih duduk dekat dengan jendela besar yang menampakan jalan raya.

Raka menyusul lia ke dalam cafe sambil menggendong richo yang tengah tertidur. Ia mengarahkan pandangannya ke penjuru cafe untuk mencari sang istri. Dan ia melihat istrinya tengah duduk di dekat jendela dan melihat lalu lalang orang yang tengah berjalan.

"Kamu kenapa ?" Tanya raka dengan suara lembut saat sudah berada di hadapan istrinya.

Lia masih bungkam dan tak acuh dengan raka.

"Kamu marah sama aku ?" Ucapnya lagi dan baru kali ini di respon oleh lia.

Lia menoleh dengan wajah masamnya. "Nggak. Aku laper" Ketusnya.

Raka menghembuskan nafas kasar dan mencoba untuk tersenyum lembut. "Yaudah mau makan apa ?. Tawar raka.

"Aku mau makan red velvet sama lemon tea".

"Yaudah bentar". Raka memanggil pelayan yang tengah berdiri di dekat kasir.

Sang pelayan tersenyum sumringah saat melihat ke tampanan raka dan melihat raka dengan intens.

"Silahkan ingin pesan apa ?" Tanya sang pelayan dengan genit yang membuat lia mendengus sebal.

"Mbak, ngeliatinnya biasa ajah dong". Ketus lia.

"Maaf ka, habisnya adiknya ganteng sih. Boleh buat saya ?" ucap sang pelayan dengan berani.

"Ambil ajah mbak, kalo dianya mau" jawab lia.

"Kenapa ?" Tanya raka yang tidak mengerti maksud dari ucapan dua wanita di depannya.

"Ini, mbak ini. Maaf mbak namanya siapa ?" tanya lia dengan sok ramah.

"Rina ka" jawab sang pelayan.

"Ohh, ini sih rina katanya mau sama kamu. Dia tadi izin sama aku" jelas lia.

"Mau apa sih ?. Aku nggak ngerti deh" jawab raka dengan muka bingung.

"Dia naksir kamu raka" tekan lia.

"Ohh. Mbak naksir saya ?" Tanya raka dengan senyum mautnya.

"Iya mas" jawab sang pelayang dengan tersipu malu.

"Tapi, maaf mbak. Anak saya udah dua" jawab raka dengan sopan.

"Ahahaha ... Masnya bercanda ya" tawa sang pelayan pecah hingga membuat richo yang tengah tertidur menjadi terusik.

Richo menggeliat dan mengucek matanya dengan sangat lucu dan menggemaskan. Raka yang merasa jagoannya bangun pun menatap sang anak dan mencium pipi gembulnya gemas.

"Pah .." Panggil richo dengan cadelnya.

"Iya sayang ?" tanya raka dengan lembut.

"Itu bukannya anak kakaknya mas ya ?" sambar sang pelayan mengalihkan perhatian raka dari sang anak.

"Eh ??".

"Ibu yang di depan masnya itu kakaknya kan ?".

"Maksud kamu, bumil yang di depan saya ?" tanya raka dan menatap lia yang ternyata sedang memakan es krim. Sang pelayan itu hanya menjawab dengan anggukan saja.

"Dia istri saya mbak. Bukan kakak saya" jelas raka.

"Engghhh .... Serius mas ?" Tanya sang pelayan dengan kikuk dan malu.

"Sudah mbak kenalan sama suami saya ?. Mbaknya masih mau sama dia yang udah mau punya anak dua ?" sambar lia dengan sinis.

Pelayan itu pun hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal dan wajahnya pun berubah merah padam menaha malu.

"Mbak, jadinya saya pesan Hot coffee satu. Kamu mau pesan lagi sayang ?" ucap raka menyebutkan pesanannya dan menanyakan kepada sang istri kembali.

"Nggak. Aku udah makan es krim nih. Lumayan ngilangin suntuk" ketus lia.

"Hmmm ... Richo mau mamam nggak ?" alih raka pada richo.

"Mam pah tama mimi cucu" celoteh richo menyahuti sang papah.

"Oke, mbak. Jadi saya pesan hot coffe satu, hot chocolate satu, sama red velvet satu" ucap raka menyebutkan pesanannya kembali.

"Ehemm .. Baik mas. Dan untuk yang tadi. Saya mohon maaf atas ketidak sopanan saya" ucap sang pelayan dengan menunduk malu.

"Nggak apa-apa mbak. Udah biasa ko suami saya di kerumunin para cewek" sambar lia dengan sok ramah.

"Sekali lagi saya minta maaf dan permisi" pamit sang pelayan kemudian berjalan dengan tergesa-gesa meninggalkan meja sepasang suami istri muda itu.

----

Rasanya ko kaya hambar dan nggak jelas gini yak ...
Sudah lah biarkan ..
See youu

Young PapaWhere stories live. Discover now