Part 8

36.9K 1.8K 11
                                    

Happy reading yak....
Yang suka silahkan di vote dan comment
----

Aulia POV

Cerahnya sinar matahari, masuk melalu celah - celah jendela yang berada di kamar hotel tersebut. Aku mengucek - ngucek mataku untuk membiasakan masuknya cahaya matahari.

Aku mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru ruangan. Terasa asing bagiku, ini bukanlah kamarku. Lalu, ini dimana ?. Aku ingin bangun dari tidurku, tapi pergerakanku tertahan karena ada sesuatu yang menahan perutku. Aku melihat ke bawah dan ada tangan kekar di sana.

Aku menoleh ke samping, ada raka yang sedang terlelap dengan nyenyaknya. Aku buru - buru melihat ke dalam selimut. Aku baru sadar, bahwa tubuhku tak tertutup apapun. Aku tidak memakai apapun.

Aku mengambil bantal dan memukuli wajah raka dengan keras.

"Hiks .. Hiks ... Lo jahat sama gua. Lo jahat !!" Air mataku mengalir dengan derasnya tanpa bisa di tahan.

"Duhh .. Apaan sih main pukul - pukul ajah. Gua masih ngantuk" ucapnya dan mengeratkan tangannya di pinggangku.

"RAKA BRENGSEK BANGUN !!" Teriakku masih dengan tangis histeris.

"Apa sih ?" Tanyanya dengan santai.

"Hiks ... Lo kenapa jahat sih ka sama gua. Hiks ... Hiks ... Lo jahat" isakku.

Raka yang baru menyadarinya. Terdiam mematung dan mengusap wajahnya dengan kasar.

"Sorry lia ... Gua nggak ngerti apa - apa. Sumpah demi apapun, gua nggak sadar kalo gua udah ngelakuin ini". Raka berbicara dengan nada lembut dan menyentuh tanganku. Tapi, ku tepis dengan kasar tangannya.

"Kenapa harus gua sih ka ?. Kalo lo mau balas dendam ke gua tuh nggak gini caranya. lo udah ngerusak gua ka. Lo udah ngambil harta yang paling berharga buat gua. Apa segitu bencinya lo sama gua ?. hiks ... hiks" isakku dengan tersendat - sendat, dadaku sudah terasa sesak.

"Gua nggak tau. Gua nggak inget apa - apa. Gua akan tanggung jawab dan gua akan nikahin lo secepatnya. Gua janji !!" jawabnya, kemudian merengkuh badanku. Tangisku semakin pecah di dalam pelukannya.

"Udah yah, jangan nangis lagi. Sekarang lo pakai baju lo dulu. Nanti gua antar pulang. Lo tunggu disini sebentra ya. Gua mau pakai baju dulu" ucapnya kemudian memungut semua bajunya dan bergegas memasuki kamar mandi.

Aku cepat - cepat mengelap tangisku. Aku berpakaian dengan cepat dan bergegas untuk keluar dari kamar laknat itu.

Sampai di depan hotel, aku menyetop sebuah taksi dan memberikan alamat rumahku kepada supir taksi. Sepanjang perjalanan air mataku terus mengalir tanpa henti. Aku sudah berusaha menghapusnya berkali - kali, tapi semua itu terlihat percuma dan sia - sia. Karena air mata ini masih saja terus menetes membasahi pipiku.

"Neng, udah sampai" ucap supir taksi membuyarkan lamunanku.

"Bapak tunggu disini sebentar ya pak. Nanti abang saya yang bayar" ucapku yang di angguki oleh supir taksi itu.

Aku segera bergegas masuk ke dalam rumah dan menuju ruang keluarga.

"Bang ven, tolong bayarin taksi yang di depan" ucapku langsung naik ke lantai 2 dan mengunci pintu kamarku.

Aku tau, abangku curiga dengan tingkahku. Tapi aku tak perduli, aku ingin menyendiri. Hidupku sudah hancur mulai detik ini. Aku sudah tak memiliki harta berharga lagi. Kalau aku hamil gimana ?. Apa raka akan menikahiku dengan terpaksa sesuai janjinya tadi ?. Hiks ... Hiks ... Kenapa nasibku seperti ini tuhan ?.

Young PapaDonde viven las historias. Descúbrelo ahora