17. Jalan

65K 6.4K 38
                                    

"There are many things that I would like to say to you, but I don't know how."

Woderwall - Oasis

***

"Udah sampai mana skripsinya?" tanya Alta.

Tersentak dengan pertanyaan mengerikan, yang ditanyakan orang tuanya setiap hari, diajukan oleh Alta, Erky hampir tersandung karpet yang terhampar di seluruh lantai bioskop. Setelah pulih, ia tersenyum kecil, memang benar tunangannya ini mirip Anna. "Udah selesai revisi bab tiga nya, kata pak Bayu. Lanjut bab empat sama lima."

Alta hanya mengangguk beberapa kali, lalu kembali sibuk meminum sisa minuman soda yang dibelinya sebelum masuk ke studio.

Semester baru sudah berjalan lebih dari dua bulan, dan Erky harus segera menyelesaikan skripsinya agar dapat mengikuti sidang di bulan Maret di tahun depan. Mengingat betapa cepatnya waktu berlalu, dan sudah lewat tiga bulan sejak ulang tahun Alta. "Kamu udah ditawarin kerja sama ayah kamu?"

Erky mengangguk, ia tidak tahu dari mana Alta mendapatkan informasi itu, mungkin dari Anna atau Rio. "Kerjanya di Jakarta tapi."

"Gak akan diambil? Lumayan buat pengalaman meskipun kamu gak akan kerja di perusahaan ayah kamu nantinya," saran Alta.

Cowok itu menaikkan salah satu alisnya. "Di Jakarta, loh, ini."

"Ada rumah di Jakarta, kan? Gak usah nge kost atau sewa apartemen juga," jawab Alta polos, sepertinya tidak mengerti maksud dari perkataan Erky. Cowok itu hampir saja menepuk jidatnya sendiri.

Mereka sampai di tempat parkir dan langsung masuk ke mobil Erky. "Terus, nanti kamu gimana?"

"Emang aku kenapa?"

Erky menghela napas, kedua bahunya merosot. "Maksud aku, ki-ta," jelasnya, mematahkan kata terakhir dalam kalimat tersebut dan menunjuk dirinya dan Alta bergantian sambil menyebutkan tiap suku katanya.

Sepertinya baru begitu Alta dapat memahami maksud Erky, cowok itu sempat melihat pipi tunangannya merona sebelum Alta memalingkan wajahnya dari Erky. Otak jahil cowok itu mulai bekerja sementara tangannya memegang kemudi, menyetir mobil keluar parkir. Dilihatnya Alta, yang masih memalingkan muka, sesekali.

"Kalau aku terima kerja di Jakarta ..." Erky menggantung kalimatnya, ingin memastikan Alta mendengarnya. Setelah memastikan Alta sedang melihat ke arahnya, barulah Erky melanjutkan. "Kita LDR, ya?"

Alta tersedak soda yang diminumnya, dan Erky menjadi mulai terbiasa membuat Alta kaget ketika minum. Mungkin sedikit jahat, dan Erky pun merasa sedikit bersalah, namun muka Alta yang salah tingkah setelahnya selalu dapat membuat Erky tertawa. "Iya," jawabnya setelah tenang. Mukanya sangat merah sekarang.

"Nanti gak bisa jalan, ya?"

"Iya."

"Nanti gak bisa aku anter jemput, ya?"

"Iya."

Erky tersenyum. "Nanti kamu kangen aku, ya?"

"Iy-"

Alta tidak melanjutkan jawabannya, malah memalingkan mukanya lagi dan menatap ke luar jendela. "Iya."

Tidak menyangka Alta akan mengatakan itu, Erky merasa malu sendiri. Suasana di dalam mobil pun menjadi canggung untuk Erky, memperhatikan Alta yang lagi-lagi sibuk meminum sodanya. Tampak jauh lebih tenang dari sebelumnya, sepertinya situasi sudah berbalik.

"Kamu juga, kan, kangen aku?"

Sekarang Erky yang tersedak ludahnya sendiri, untung saja jalanan sedang padat dan mobil dalam keadaan berhenti. "Kamu kalau ngagetin kira-kira, dong. Aku lagi nyetir."

Sunshower ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang