17. Abandoned

Mulai dari awal
                                    

"Ara gak mau jujur tentang pdktan nya dia. Pasti ada karna dia gugup sekarang." Kak Randy semakin penasaran. Aku sangat kesal, kenapa dia membuat semua orang penasaran juga. Aku jadi takut.

"Enak aja lu kepo. Gak boleh ahh, ini urusan Ara. Gak usah kepo deh." Kakakku? Dia memang pahlawanku. Aku langsung senyum-senyum sambil menggandeng Rachell.

"Tapi kan syarat nya jujur, Den."

"Gak ada alasan. Adek gue pemalu orang nya, lu semua gak boleh tau." Katanya sekali lagi.

Untunglah ada kak Denis. Terima kasih kakak satu-satunya milikku.

"Yaudah yaudah jangan berantem, mending kita lanjut." Kata mama.

Mama pun memutar pensil itu lagi. Dan menunjuk ke sebelah kak Gerald yang kosong, kutelusuri kemana pensil itu menunjuk dan mataku tertuju pada Bryant.

Aku melihat Bryant. Wajahnya sangat cerah dan tidak menyeramkan seperti biasanya.

"Ra, aku boleh ngomong gak?" Tanpa sadar kini kak Gerald berada di sampingku.

"Ini penting." Wajahnya sangat serius jadi aku harus mengikut.

Aku mengikuti kak Gerald menjauh dari semua orang dan dia membawaku ke samping rumahku.

"Ra, aku mau ngomong jujur. Aku mohon kamu jangan nangis." Perasaanku mendadak tidak enak.

Beberapa saat kemudian, Bryant muncul disamping kak Gerald dan tersenyum ke arahku. Wajahnya sangat damai dan bersinar.

"Bryant?!"

"Lo kenapa?" Lanjutku.

"Ra, udah saatnya Bryant pergi." Aku langsung tersentak dan masih bingung dengan apa yang terjadi.

"Maksud kakak apa? Kakak bisa lihat Bryant?"

"Sebenarnya aku bisa lihat hantu sejak kecelakaan dulu."

"Bryant adalah teman yang aku temui di SMA. Dia yang nyelamatin aku waktu aku mau jatuh dari rooftop. Akhirnya, aku nyuruh dia buat jadi temen kamu karna kamu gak punya temen." Lanjut kak Gerald.

"Jadi itu sebabnya Bryant teman sama aku?" Kak Gerald mengangguk.

"Ra, urusan Bryant yang belum selesai sekarang udah selesai." Aku menatap Bryant.

"Ra, urusan gue yang belum selesai adalah sampe Gerald bilang yang sebenarnya ke elo. Dia janji bakal bilang yang sebenarnya kalo gue udah berhasil ngungkapin perasaan gue ke Tania." Aku menangis mendengar kalau urusan Bryant sudah selesai.

"Jadi? Lo bakal ninggalin gue?" Ucapku lemas.

Bryant mengelus kepalaku.
"Lo harus jadi cewek yang baik. Gue sayang sama lo."

"Lo tega ninggalin gue?" Ucapku lirih dan air mataku terjatuh.

"Gue harus, Ra. Tapi gue janji bakal selalu ngingat lo dan jagain lo dari sana." Air mataku terus bercucuran.

Begitu banyak kenangan dengan Bryant, sekarang aku harus melihat dia meninggalkanku? Atau dengan kata lain, aku tidak akan pernah melihatnya lagi untuk selamanya.

"Bryant??!! Harus secepat ini, ya?? Gue bahkan belum sempat ngasi apa-apa buat lo." Isakku.

Aku menutup mataku dan menangis.
"Lo gak perlu ngasi apa-apa ke gue, Ra. Cukup lo ingat kalo gue pernah ada ngisi kekosongan di hidup lo, itu udah cukup." Dia memelukku. Dan kali ini terasa hangat.

"Makasih Bryant lo udah ada di hidup gue. Mungkin gue selama ini gak pernah sadar lo di hidup gue. Tapi gue gak bisa bayangin gak bisa dengarin suara lo lagi." Aku terisak lagi.

Bryant melepas pelukanku. Aku tidak percaya itu terakhir kali aku melihatnya tersenyum manis seperti itu. Terakhir kali merasakan kehadirannya dan terakhir kali berbicara dengannya.

Bryant menghilang untuk selamanya.

---

"Ra, kamu udah datang?" Aku masih termenung mengingat kenangan bersama Bryant setiap pagi selalu menyapaku disini.

"Ra??!!"

"Yaa??!" Aku tersentak.

"Kamu ngelamunin Bryant, ya?" Aku bungkam.

"Udah, jangan dipikirin terus. Nih bunga buat kamu." Dia memberiku setangkai bunga mawar sambil tersenyum kemudian pergi.

Tingkahnya kepadaku memang berubah 180°. Dia menjadi seseorang yang mengejarku bukan yang kukejar.

---

(*Diary)

To: Hantu ganteng

Bryant, kak Gerald jadi manis deh sama gue. Gue seneng tapi juga benci sama dia. Andai aja lo disini, lo pasti bakal bawel bela-belain kak Gerald. Tanpa gue sadari, lo bersekongkol sama dia. Jahat banget tau gak!!
Bry!!! Gue kangen!! Mau curhat sama siapa lagi Bry??!! Gue kangen!!

Lo pernah bilang kalo gue adalah cewek paling manis se dunia, lo juga bilang gue paling manja, bawel, sensitif. Lo paling ngerti gue di dunia ini. Gue sayang banget sama lo Bryant. Gue harap lo jagain gue disana, jangan lupain gue.

Janji sama gue lo gak bakal buat gue nangis karna kangen sampe mau mati nyusul lo jadi hantu cantik. Gue mau lo tetap berkomunikasi sama gue lewat kebahagiaan yang lo janjiin ke gue. Dengan begitu, gue bakalan selamanya senyum dan bahagia dan sayang banget sama lo.

Makasih untuk semuanya, sahabat yang paling gue cintai.

Sahabat lo yang paling manis,
Tamara Flodaen

---

Maaf lama banget gak ngupdate, guys.

The Lonely Princess Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang