8. Ares

2.7K 215 8
                                    

"Res, lo kenapa nggak langsung nolong dia sih?"

"Gue juga kaget, Ge."

"Tapi kan darah dia udah banyak banget gitu. Lo apain sih?"

"Gue gak ngapa-ngapain kok. Tadi gue tarik dia aja, trus keluar darah dari tangan dia."

"Haa? Karna lo tarik aja? Itu tetap salah lo-"

Sungguh, mereka sangat berisik. Aku bisa mendengar suara bass mereka dari sini. Padahal mereka sudah di usir keluar oleh siswa UKS yang merawatku.

"Kamu beruntung ya, direbutin cowok ganteng." Kata siswi UKS yang sangat di idam-idamkan di sekolah ini, namanya Rachell.

"Nggak kok, Chell. Mereka cuma-"

"Sttt.. Tahan ya sakitnya." Katanya memegang kapas dengan alkohol dan mengoleskannya ke tanganku yang terluka. Aku meringis. Ini memang sakit, tapi aku bisa menahan.

Setelah dia membalut luka ku, aku diberi minum dan memutuskan untuk keluar setelah minum teh hangat itu.

"Ra, kamu udah baikan?" Tanya kak Gerald kawatir. Aku mengangguk sambil tersenyum dan meminta tasku pada cowok aneh itu.

"Syukur deh. Pokoknya kamu harus bawa hp kemana aja, biar Farrah itu gak berani nyakitin kamu." Aku mengerutkan keningku, dari mana kak Gerald tau?

"Emm.. Tadi ada anak kelas aku yang liat kamu dibawa sama mereka entah kemana. Aku cemas banget, Ra. Please, jangan buat aku kawatir lagi." Kak Gerald menatapku berharap.

Aku tersenyum walaupun dalam hati aku kesal dengan sikap kak Gerald ini. Dia sok perhatian tapi dia punya cewek lain. Apa aku hanya permainan yang menerima perlakuan ini?

Seseorang di samping kak Gerald berdehem.
"Eh iya.. Kenalin Ra, ini Ares. Ares kenalin ini Tamara," kami berdua pun bersalaman.

"Kalian ada hubungan apa, Ge?" Tanya Ares.

"Dia adek Denis, adek gue juga lah." Kata kak Gerald tersenyum. Benar, aku hanya seorang adik di mata kak Gerald, tidak lebih.

"Bagus deh. Gak lebih kan?" Kata Ares menaik turunkan alisnya.

"Awas aja lo berani deketin dia, gue bully lo," kata kak Gerald menunjukkan kepalan tangannya.

"Wess santai, bro. Jadi ini adeknya Denis? Denis yang suka mainin cewek itu? Satu geng kita dulu kan?" Aku menatap Ares dengan tatapan tidak suka.

"Awas matanya keluar." Katanya tertawa melihatku.

"Udah udah, kita jalan yuk udah 15 menit setelah bel nih. Ntar Ara bisa kena marah." Kami pun berjalan menuju kelas.

Kak Gerald dan Ares mengantar ku ke kelas.
"Ra, pulang sekolah kamu ke lapangan ya." Kata kak Gerald sebelum aku masuk, aku tersenyum dan mengangguk.

Saat aku akan mengetuk pintu, seseorang dari belakang ku lebih dulu mengetuk pintu, ku toleh kebelakang. Itu Ares.

"Permisi pak, Tamara terlambat masuk karena dari UKS mengobati tangan nya yang terluka parah akibat perlakuan tidak manusiawi dari teman sekelasnya pak." Aku tercengang atas apa yang dikatakan Ares. Kami menjadi pusat perhatian murid sekelas ku.

The Lonely Princess Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang