17. Abandoned

2.1K 177 1
                                    

[Lepas dan dapatkan:]

🌹🌹🌹

"Oke. Ini ada pensil yang akan mama putar, nanti yang ditunjuk sama pensil nya itu harus-"

"Hmm.. Iya ma kita semua udah tau kok. Yang ditunjuk pensil itu ntar ditanyain mau true or dare, kan? Mending sekarang mama putar karna kita gak sabar lagi."

"Ahh Denis gak asik nih. Masa kamu motong pembicaraan mama?" Mama terlihat kesal akibat ka Denis yang memang lancang.

Mama pun akhirnya memutar pensil itu dan...

Berhenti menunjuk Farrah dan itu membuat geng nya bersorak gembira.

"Farrah pilih True or Dare?" Tanya mama.

"Dare deh tante. Saya tuh orang nya suka tantangan." Farrah melirik kak Denis.

Dan timbullah usaha kak Denis mengerjai Farrah lagi. Ia terlihat membisikkan sesuatu kepada kak Randy.

"Ehh.. Tantangan nya cium pipi Denis Flodaen." Semua orang tertawa geli melihat kak Denis yang memejamkan mata menunggu ciuman Farrah.

"Ehh.. Denis!! Enak ya kamu dapat ciuman gratis! Papa aja gak pernah gitu dulu." Kata papa kesal tapi seperti tidak serius.

"Itu karna Denis anak mama, pa. Mama dulu kan banyak yang suka dan mantan nya bertebaran." Semua orang tertawa mendengarnya.

"Kamu emang paling bisa ya, Den."

"Yaudah Farrah buruan, aku gak sabaran nih." Kata kak Denis lagi. Farrah malu-malu kucing mendekati kak Denis.

Saat bibir Farrah hampir menyentuh pipi kak Denis, tiba-tiba kak Denis berdiri.

"Kayak nya aku mules deh gak tau kenapa. Bentar ya." Kak Denis berlari ke kamar mandi dan Farrah telak dan tercengang.

Semua orang tertawa tertahan melihat kak Denis.

"Yaudah yuk tante di lanjut aja, durasi soalnya." Kata kak Marco mencoba memahami situasi ini.

"Ok ok.." Mama memutar pensil itu lagi dan berhenti menunjuk ke arahku.

Mampus.

"Oke. Gue mau nanya tentang pdkt an lo. Siapa?" Pertanyaan itu di lontarkan oleh Randy yang kelihatannya memang sejak tadi mencurigai ku dan kak Gerald.

Aku terpaku beberapa detik.

"Ga- gak ada kak." Ucapku terbata.

"Ra, syarat permainan ini cuma 1. Jujur." Ujar kak Gerald membuat lidahku semakin kelu.

Aku terpaku tidak bisa berkata-kata dan kini semua orang menatapku penasaran.

Aku hanya mengharapkan kakakku yang tidak kunjung datang.

"Hei.. Kok pesta nya hening gini sih? Awkward ya?" Itu kak Denis.

The Lonely Princess Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang