• E P I L O G U E •

594 81 15
                                    

"Apa kau siap, Casper?"

Victoria menganggukan kepalanya dengan bersemangat. Mereka duduk di sebuah sofa kecil berwarna kuning yang berada di tengah hamparan kebun bunga berwarna biru. Di hadapan mereka sudah terpasang sebuah kamera yang siap merekam. Niall dan Victoria sedang membuat balasan untuk surat dari Niall di dimensi masa depan.

"Baiklah, ini sudah mulai merekam. Aku akan memulainya-"

"Aku dulu, Niall."

"Aku, Casper."

Victoria melipat tangannya dengan wajah cemberut. "Aku dulu, ih!"

"Tuh kan, kalian lihat sendiri, dia menyebalkan." Keluh Niall pada kamera sambil menunjuk Victoria.

"Eh, sudah mulai? Aduh, jadi malu." Sahut Victoria sambil merapikan roknya. "Sana kau saja yang mulai, Niall."

"Kau saja."

"Kau saja, Niall."

Niall tertawa kecil melihat ekspresi Victoria saat ini. Kemudian ia menghadap lurus pada kamera dan mulai berbicara.

"Hai Niall dan Casper di demensi masa depan. Aku Niall, kalau dia... mahluk menggemaskan ini... pasti kalian bisa tebak. Yap! Victoria alias Casper."

"Salam kenal! Oh, atau kita adalah orang yang sama? Kenapa harus berkenalan? Ba-"

Niall membungkam mulut Victoria dengan tangannya. Saat gadis itu diam, ia kembali berbicara pada kamera.

"Aku ingin berterima kasih pada diriku yang menulis surat ini." Niall mengangkat surat yang berada di tangannya, kemudian menyimpannya dalam saku. "Dan kata Sarah, Casper sendiri yang rela melakukan perjalanan waktu untuk mengantar padaku. Wah, Casper dari dimensi itu benar-benar keren."

"Casper yang ini juga keren kok. Hehe. Tenang saja, aku disini juga akan menjaga detak jantung Niall. Dan untuk membuat jantungku berdetak, seiap musim semi, kami harus menanam seribu bunga forget me not dan merawatnya hingga musim semi berikutnya datang, lalu kami akan menamam bunga-bunga biru itu lagi."

"Baiklah, Niall

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Baiklah, Niall... aduh agak aneh ya berbiacara dengan diriku yang lain, tapi... dirimu yang disini tidak akan mengalami hari-hari menyakitkan karena kepergian Casper. Aku akan menjaga mahluk mengyebalkan ini dengan sepenuh hati. Aku tidak akan membuatnya pergi. Oh ya, sekarang Casper pindah ke London karena Sarah mengapdosi sebagai putrinya. Dan ia masih melajutkan sekolah, nanti juga akan berkuliah."

"Iya, aku punya banyak teman dan aku ikut eskul fotografi. Hehe."

"Dan tentu saja, dia masih menjadi manusia normal. Dia akan bertambah tua bersamaku. Suatu hari rambutnya akan memutih dan kulitnya akan keriput, sampai saat itu dan seterusnya yang berada di sampingnya adalah aku."

"Kau akan menikahiku?" Tanya Victoria di sela kalimat Niall.

"Awas saja kalau kau berani menikah dengan orang lain!" Niall menjitak ujung kepala Victoria.

"Aduh, sakit..."

"Iya-iya, maaf sayang..." Niall menarik Victoria dalam pelukannya kemudian mengelus pelan kepala gadis itu. "Eh, cukup. Kita harus fokus membuat video balasan ini!"

"Oh iya. Hehe." Victoria merapikan posisi duduknya lagi. "Niall di demensi yang disana... em... aku bangga padamu. Kau berhasil menepati janji untuk melanjutkan hidup dengan berbahagia, walaupun awalnya pasti sangat sulit bagimu. Aku juga berterima kasih karena kau memiliki inisiatif untuk menuliskan surat pada Niall yang di sini. Aku tidak tahu bagaimana jadinya, jika saat itu kau tidak memikirkan kami yang berada di dimensi lain. Aku tidak yakin kalau Niall yang ini bisa sepertimu, karena dia lebih cengeng."

"Tapi kau sayang aku."

Mendengar itu Victoria hanya tersenyum dan mengangguk. Ia melanjutkan kalimatnya yang belum selesai. "Oh ya, sampaikan salam kami untuk putri pertama--"

"Aku juga menyayangimu, sini peluk..."

Victoria tertawa mendengarnya. "Niall katanya kita harus fokus."

"Oh iya... maaf. Hehe." Niall menyengir dan Victoria kembali menghadap pada kamera.

"Sampaikan salam kami untuk putri pertamamu Victoria. Dia pasti sangat cantik karena memiliki mata indah seperti dirimu. Dan dia pasti akan tumbuh menjadi wanita yang keren, karena nama kami sama, hehe."

Niall meraih tangan Victoria dan menggengamnya. "Untuk Casper di dimesi yang lain. Walaupun kita tidak pernah berkomunikasi, tapi kau seperti peri pelindung kami. Sekarang, kau bisa kembali ke langit kalau kau mau. Jangan khawatir, aku akan baik-baik saja. Aku janji, kami akan berbahagia selamanya."

"Selalu. Bersama-sama."

"Kami tahu, apapun yang kami lakukan sekarang tidak akan mengubah apa yang terjadi di dunia sana. Namun, disini kami bisa bersama berkat kalian."

"Kami sungguh bersyukur akan itu."

"Semoga video ini terekam pada benda yang bisa melewati dimensi ruang dan waktu, ya."

Setelah itu mereka mengakhiri rekaman video tersebut. Niall mengambil kameranya dan menyalinnya ke sebuah kaset. Kemudian mereka menaruh kaset tersbut kedalam sebuah kotak kecil dan menuliskan nama Niall dan Casper sebelum menguburnya di tengah-tengah taman bunga mereka.

Victoria tidak perlu memutar kaset tersebut untuk melihat isinya, ia sudah berada di sana saat mereka membuat video tersebut. Senyum Victoria tidak pernah lepas melihat kebahagiaan dirinya dan Niall di dimensi ini. Ia pun akhirnya pergi dengan air mata kebahagiaan.

Sedangkan kotak kecil berisi kaset video itu sampai pada Niall. Di suatu sore saat sedang berkebun, ia menemukan kotak tersebut. Setelah memutar videonya, ia telah menemukan alasan yang membuatnya menjalani hidup dengan tenang.

Karena dirinya yang lain saat ini bisa menggantung foto Victoria, bisa mendengar suara gadis itu, melihat wajahnya dan jatuh cinta kapanpun.

Karena dirinya yang lain saat ini bisa menggantung foto Victoria, bisa mendengar suara gadis itu, melihat wajahnya dan jatuh cinta kapanpun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Forget Me NotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang