10. Run after him

981 170 9
                                    

"But now I know a perfect way to let you go.
Give my last hello,
hope it's worth it."

[Here's Your Perfect - Jamie Miller]

🦋

Niall tersenyum senang sepanjang perhalanan pulangnya bersama Victoria malam ini. Acara promp baru saja selesai. Dengan ini Niall sudah bisa dibilang menyelesaikan tahun terakhirnya.

Hari-hari sebelum ini dia fokuskan untuk mengerjakan ujian dan daftar ke beberapa universitas. Rasanya lega sekali saat minggu sibuk itu berlalu, ia bisa kembali mendapat banyak waktu dengan adik kelas kesayangamnya, Victoria.

Gadis itu juga bilang ingin memberikan waktu untuk Niall belajar, namun yang pria itu rasakan adalah Victoria sengaja menjauhinya. Ditambah lagi kondisi badan Niall yang terasa tidak fit dan sering lelah. Dadanya pun sering sakit tiba-tiba namun ia pikir belum perlu untuk cek ke dokter, karena dengan tidur saja ia merasa lebih baik.

"Casper, kita mampir dulu yuk. Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan."

Mereka akhirnya duduk di sebuah restaurant cepat saji yang buka dua puluh empat jam. Setelah memesan minum, Niall menatap serius pacarnya itu.

"Casper, aku diterima di universitas di Manchaster"

Victoria tersenyum lebar dan bertepuk tangan dengan antusias. "Selamat ya, Niall! Aku tahu kau pasti dapat."

"Aku juga akan pindah ke sana, karen lebih dekat dengan London. Aku mau coba berkembang di musik. Masih belum tau sih mana yang aku ambil antara musik dan pendidikan tapi kalau pindah ke sana, setidaknya akan jauh lebib mudah."

Victoria mengangguk-angguk setuju, ia mengacungkan dua jempolnya. "Aku selalu mendukung semua cita-citamu, Niall."

"Kau ikut aku pindah ke sana ya?" Ajakan itu membuat Victoria terdiam. Niall meraih tangannya dan menggenggamnya erat. "Aku tidak bisa kalau harus jauh."

Dalam hati Victoria ingin mengiyakan ajakan itu. Tidak ada alasan menolak ajakan pergi dengan orang yang paling dicintai. Hidup akan baik-baik saja di mana pun asal bersama orang tersebut.

"Nanti kita cari lagi sekolah untukmu. Okay? Aku berngkat besok untuk mengurus administradi dan tempat tinggal. Tapi kau bisa tunggu sampai minggu depan, setelah urusanku selesai aku jemput di sini lalu kita pindah ke sana." Tawaran Niall terdengar begitu menyenangkan kalau saja tidak ada konsekuensi besar yang harus ditanggung.

"Maaf, aku tidak bisa." Akhirnya Victoria menjawab tanpa ragu walaupun ia tidak bisa menatap mata Niall lagi.

"LDR is not easy, you know?"

"Ayo kita akhiri hubungan ini, Niall."

Beberapa detik berlalu tanpa respon apa pun dari Niall. Jauh sebelumnya Niall sudah mengira kalau hal ini akan terjadi karena sifat Victoria yang berubah. Gadis itu sudah tak banyak menatap matanya dan tak banyak memeluknya lagi. Namun mendengar orang yang ia cintai itu mengatakan langsung, ternyata masih terasa begitu sakit.

"Maaf..." Victria masih tak kuasa menjelaskan konsekuensi jika mereka terus bersama. Memilih antara hidup Niall atau pun hidup Victoria yang harus dikorbankan adalah hal mudah untuknya. Victoria berfikir kalau Niall harus tetap melanjutkan hidupnya, mimpinya, dan semua hal baik yang akan terjadi di masa depannya.

"Kalau tidak mau ikut aku tidak apa-apa. LDR juga aku mau coba. Tapi... tapi jangan putus. Aku tidak mau."

"Kita harus putus, Niall. Kita tidak bisa bersama-sama lagi. Aku mau semuanya ini diakhiri."

Forget Me NotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang