"Ini kita kemana? " tanya Satria.

"Terserah aja bang, aku mah nurut.. " Nadia tersenyum ke arah Satria.

"Ke tempat favorit kita aja gimana? " tanya Satria.

"Yang mana bang? Kan tempat nya banyak.. " Nadia terkekeh.

"Di danau deket sekolah kita dulu.. " Satria mengelus Puncak kepala Nadia.

"Iya bang.. " Nadia tersenyum setuju.

Satria mengemudikan mobil nya dengan tenang begitu pun dengan Nadia, hanya di temani musik dari suara radio di mobil Satria saja.

"Sampe juga.. " ucap Satria membuka seat belt nya begitu pun Nadia.

Mereka berdua keluar dari mobil dan langsung berjalan ke arah danau.

"Tempat nya tetep sama ya, bang.. " Nadia tersenyum menatap pemandangan di depan nya.

"Iya, bersih dan nyaman. Kita duduk di sana.. " tunjuk Satria pada pinggir danau.

"Ayo.. " Nadia dan Satria duduk menghadap danau.

"Sekarang pacar abang siapa? " tanya Nadia dengan pandangan lurus ke depan.

"Gak ada.. " jawab Satria.

"Masa gak ada sih? Padahal bang Satria itu kan baik, ganteng juga terus setia.. " ucap Nadia semangat.

"Biasa aja kog, Nad. Gak usah berlebihan muji aku nya. Ntar aku baper lagi.. " kekeh Satria.

"Haha, bang Satria mah baperan.. " tawa Nadia pecah.

Ini adalah tawa yang di tunggu Satria setelah 3 tahun berpisah.

"Kamu tetep sama seperti waktu dulu. Suka ngetawain aku kalo aku goda kamu.. "

"Enggak bang, biasa aja.. " jawab Nadia setelah tawa nya reda.

"Iya in aja deh.. " Satria terdiam.

"Kenapa, bang? " tanya Nadia.

"Cuman inget sama masa lalu kita aja.. "

"Yang mana? Kan kejadian yang terjadi disini banyak, bang.. "

"Waktu kamu nangis gara-gara nilai jelek, terus nangis sendirian di sini. Untung aja ada aku, jadi nya kamu gak di culik penghuni di sini.. "

"Emang disini ada penghuni nya, bang? " tanya Nadia takut-takut.

"Ada.. "

"Bang Satria jangan nakut-nakutin aku.  " Nadia melotot pada Satria.

"Aku gak nakut-nakutin Nadia.. "

"Lha tadi bilang ada penghuni di sini.. "

"Emang ada kan? Semut terus burung-burung di pohon, ada ikan di danau.. "

Nadia memukul brutal pundak Satria.

"Sakit kali.. Udah.. Nadia jangan di pukulin.. Aduh.. Ey.. Berenti.. " Nadia berhenti memukuli Satria dan langsung berdiri dari duduk nya.

"Udah ah.. Anterin ngampus, dah jam setengah sembilan nih.. " Satria pun berjalan mengikuti Nadia yang masuk mobil.

"Sakit semua badan ku.. " gumam Satria setelah masuk ke mobil.

"Masa, bang.. Kasian banget.. " Nadia terkekeh sedangkan Satria cemberut.

Perjalanan mereka menjadi bising karena Nadia terus mengejek Satria tapi Satria tak menanggapi.

"Udah sampai tuan puteri. Mau sampai kapan dikau mengoceh bagaikan burung? " tanya Satria berhenti tepat di depan gerbang kampus.

"Iya bang.. Aku duluan ya.. " Nadia pamit dengan Satria dan langsung keluar saat Satria mengangguk.

Satria menjalankan mobil nya dan Nadia langsung masuk ke kampus. Di sepanjang jalan banyak yang menyapa nya. Nadia hanya tersenyum. Banyak yang bertanya mengapa tak bersama Bara tali Nadia hanya diam.

Sesampai nya di kelas Nadia, sungguh sepi kelas itu. Nadia menuju bangku nya dan langsung duduk.

"Eh, apa an nih? " Nadia mengambil bunga di laci meja nya.

"Bunga Mawar putih? Dari siapa ya? " Nadia mencari kartu ucapan di bunga itu siapa tau ada.

"Untung ada kartu ucapan nya.. " Nadia membuka kartu ucapan itu.

Maaf..

B.P.L

"BPL? " Nadia tersenyum.












Vote and comment

BOYFRIEND [END] ✅Where stories live. Discover now