"Ish, udah Luke."

"Nggak, gue disini sebagai pembalas dendam lo, cepet pengen apa?"

"Engga!"

"Oke."

"Woi, pengecut!" panggil Luke kasar, Calum menoleh, kekehan Luke terdengar. "nengok sianjing, berarti emang bener pengecut ya."

"Mau kamu apa datang kesini?"

"Terserah gue lah, kaki punya gue. Ngapa situ yang ribet?"

"Sial." umpat Calum.

Setelah beberapa kali mereka beradu mulut, kini giliran Kirana menyuarakan suaranya.

"Boleh, saya ngobrol sama Calum?" tanyanya. "—berdua?"

Luke dan Nadine mengangguk, mereka berjalan keluar, sebelum akhirnya, Luke memlototi Calum.

"Awas lu bikin dia nangis, gua bogem." Luke menampilkan kepalan tangannya lalu menghilang dari pintu.

Setelahnya, mereka saling bertatap.

"Mau ngobrol apa?" tanya Calum, kali ini tidak sedingin itu.

"Kamu ingin kita benar-benar ber—" Kira menarik nafasnya lalu menghembuskannya panjang. "pisah?"

"Apa itu yang kamu mau, Calum? apa itu benar-benar diri kamu yang menginginkan itu?" tanya Kira lagi.

Calum menatap mata bening Kirana dengan rasa tulus. Ia berharap dengan menatap gadis itu seperti ini, semua kebenaran terungkap.

Itu semua tidak benar, Kirana.

"Apa alasan kamu ngelakuin ini semua sementara waktu itu kamu bilang agar aku selalu disini?" Kira mulai bingung.

"Lalu apa hal buruk itu? apa yang kamu maksud adalah ini semua atau apa, Calum? jawab gue!"

Calum menggelengkan kepalanya, terkesan bingung.

"Saya—" mulut Calum membeku. Bahkan, ia berusaha mencari kata-kata untuk menyakiti Kirana.

Karena cepat atau lambat, Kirana akan mengetahui pernikahan itu.

"Saya akan menikahi Nadine."

Kini air mata tak lagi jatuh ke pipi Kirana, melainkan sakit yang bukan main lagi saat Calum mengatakan hal itu. Dari cara berbicaranya yang tanpa beban lalu perilaku dinginnya terhadap Kirana, maksud semua itu adalah ini?

Lalu selama ini ia dianggap apa oleh Calum? laki-laki yang begitu ia sayangi secara tulus, laki-laki yang ia bangga-banggakan ternyata tidak mengaggap dia apa-apa.

Ia tidak percaya Calum melakukan ini semua, maksudnya, semudah itu. Saying all that cute stuff, then just walking away like it was nothing. Like they were nothing, bukan begitu?

Luke dan Nadine akhirnya datang menghampiri mereka, suasana tegang mengitari ruangan itu. Calum yang tengah menyesali perbuatannya dan Kirana yang mematung di tempat.

Luke langsung mendekap Kirana, ia mendengar semua itu, semua omongan Calum dan ia menanyakan kebenaran dari itu semua pada Nadine.

"Kamu hanya perlu tau sesuatu," kata Calum membuat Luke melepas Kirana dari dekapannya. Kira menatap Calum dengan tatapan yang sulit diartikan

"Apa lagi? lo ga cukup ngeliat Kirana kayak gini setelah denger omongan dari mulut setan lo?" sahut Luke, tangannya kembali membentuk kepalan.

Calum tidak menggubris bentakan Luke. Kali ini, ia tidak ingin menyakiti Kirana sama sekali.

Panti Pijat • cth | ✔Where stories live. Discover now