Sepuluh

985 165 3
                                    

Jinny POV

Aku merapikan tubuh ku, tidak.. lebih tepatnya tubuh Jinan.

Menata rambutnya dengan rapi, memakai sedikit lipbalm, serta memoleskan concealer untuk menutupi lingkar hitam yang menganggu di bawah matanya, karna semalam aku tak bisa tidur dengan tubuh ini, ada sedikit penyesalan namun kecemburuan ku sepertinya terasa lebih besar.

Aku menyemprotkan sedikit parfum setelah ku rasa penampilan yang ku kenakan ini sempurna untuk mengunjungi Hanbin.

Kaos hitam dan skinny jeans sebagai bawahan, memang terlalu sederhana untuk style seorang Jinan tapi siapa yang perduli? Toh sekarang tubuh ini sudah menjadi milik ku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kaos hitam dan skinny jeans sebagai bawahan, memang terlalu sederhana untuk style seorang Jinan tapi siapa yang perduli? Toh sekarang tubuh ini sudah menjadi milik ku.















Ku tekan bel yang terletak di sebelah pintu dengan tangan yang sudah berkeringat, menghela nafas untuk menetralkan detak jantung yang berdegub tak karuan. Sudah lama aku menanti moment ini, moment di mana aku dapat menemui Hanbin tanpa seorang perantara.

"Nugu?"

Kekasih ku mengintip dari balik pintu, ia membulatkan matanya tak percaya, ya wajar saja karna aku datang dengan meminjam tubuh Jinan, orang yang tak mungkin mengetahui keberadaan apartment kecil seperti ini.

"Bagaimana kau bis.."

Belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya aku lebih dulu menyerobot masuk karna tak ingin menunggu lama, aku merindukan tempat ini, tempat di mana aku banyak meninggalkan kenangan bersama Habin.

"Sudah lama ya, Hanbin-shi.."

"Eh?"

Aku membalikkan posisi tubuh ku lalu berjalan ke arah nya, melingkarkan tangan ku pada pinggangnya yang lebar, aroma tubuh yang dapat menenangkan ku, aku benar-benar tak ingin melepaskan pelukan ini.

Mendapat pelukan secara tiba-tiba ia berusaha untuk melepaskan diri namun gagal karna aku tak akan pernah membiarkannya.

"Kenapa lingkar hitam di mata mu terlihat jelas sekali? Apa kau tidak tidur tadi malam?"

Tanya ku tanpa melepaskan pelukan sembari mencoba menyentuh wajah yang sangat ku rindukan itu.

Kali ini ia mendorong tubuh ku lebih keras, hingga aku mau tak mau mengalah untuk menjauh.

"Apa kau gila?"

Dengan ekspresi yang tidak mengenakkan ia menatap ku dalam "Berhentilah mengerjai ku.. Pergilah sekarang sebelum aku benar-benar menghajar mu.." lanjutnya lalu menarik tubuh ku keluar dari ruangan itu.

"Hanbin-shi.."

Aku memanggil namanya pelan hingga langkah kami terhenti, ku rasa kali ini ia mulai sadar bahwa aku bukanlah Jinan.

"Mianhae, karna telah meninggalkan mu.." ucap ku lalu kembali melingkarkan tangan dan memeluk tubuh tegap itu, kali ini Hanbin tak memberontak, ia menerima pelukan tanpa perlawanan.

TWINWhere stories live. Discover now