Sembilan

998 158 41
                                    

Ia benar-benar dihadapi dengan sebuah dilema, Jinan tak ingin melukai Jinny tapi tak juga sanggup jika harus melukai Hanbin lagi.

Ia menutup matanya, mengabaikan Jinny yang terus mengancam, juga Hanbin yang tengah menatapnya dalam.

"Tetaplah di sisi ku.."

Ia memberanikan diri untuk membuka mata dan memandang ke arah Hanbin yang bersuara.

"Apa kau ingin mendengarkan itu?!"

"Ne?" ia tercekal karna Hanbin menghempas genggaman mereka begitu saja dan merubat raut wajahnya menjadi lebih serius.

"Cih.. Apa kau berpura-pura bodoh Jinan-shi? Aku datang kemari menunggu penjelasan mu!"

Jinan menghela nafas lega mendengar pekikan Hanbin yang sudah seharusnya ia dapatkan, mata pria mungil itu melihat sekitar berharap Jinny juga mendengar sehingga tak ada lagi kesalah pahaman, namun sialnya Jinny telah lebih dulu menghilang sebelum Hanbin memperjelas maksud pertemuan mereka.

"Lihatlah kau bahkan mengabaikan ku lagi! Apa belum cukup kau mempermainkan ku huh?"

Sepertinya kesabaran Jinan terusik setelah Hanbin membetak dan mulai memukul meja.

"Hanbin-shi, aku sadar bahwa perbuatan ku ini salah! Tapi bisakah kau berbicara dengan sedikit sopan?" Ia memulai protesnya karna sedari tadi Hanbin terus saja berteriak dan bersikap sedikit kasar pada pria mungil itu.

"Omong kosong.."

"Ne? Apa kau bilang? Omong kosong? Hya Hanbin-shi! Jika saja bukan karna Jinny aku enggan berurusan dengan pria mesum seperti mu!" Jinan mulai berteriak melebihi volume suara Hanbin membuat pria tampan itu sedikit terkejut menerima cacian Jinan.

"Mwo? Pri..pria mesum? Wuahh! Kau ini benar-benar.."

"Ne! Byuntae! Kau adalah byuntae!!"

"Hya!!"

Hanbin berteriak keras membuat pelanggan di sekitar menoleh, alhasil kedua pria itu di keluarkan secara paksa.

"Ini semua salah mu.."

"Salah ku? Hya tuan Kim yang mesum, jika saja kau tidak berteriak maka aku tidak akan di permalukan seperti ini!!"

"Ish! Kau ini.."

"Kau ingin memukul ku? Wuah hahaha akhirnya sifat asli mu keluar huh?" Jinan meletakan kedua tangannya di pingang, melotot menatap Hanbin yang hampir saja memukul wajahnya "Hyaaa lihat lah pria ini si byuntae yang kasar!!" Jinan berseru pada orang-orang sekitar sembari menunjuk ke arah Hanbin.

Pria tampan itu membungkuk pada orang-orang yang memperhatikannya menyilangkan jari telunjuk di kening lalu menutup mulut Jinan menggunakan telapak tangannya yang lebar.

"Ke..mari kau sialan.."

Ia membawa tubuh Jinan yang mungil masuk ke dalam mobil lalu menginjak pedal gas meninggalkan tempat itu dengan kecepatan yang tinggi.

"Apa-apaan ini? Kau ingin menculik ku? Kim Hanbin! Turunkan kecepatannya"

Semakin Jinan berteriak semakin ia meninjak pedal gas lebih dalam.

"Byuntaee! Apa kau tuli?"

Ssrrtttttt
Mendengar kata kata byuntae Hanbin langsung menginjak rem hingga mobil yang mereka tumpangi oleng.

"Hyaaa!!!!!!"

Ia menutup telinganya saat Jinan memekik, pria mungil itu terkejut bukan main hampir saja Hanbin membuatnya mati.

"Sstttttt, kau ini pria tapi terdengar seperti sorang ajumma.."

"Apa kau bilang? Ajumma? Dasar byuntae!!"

TWINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang