19. Our hide and seek

Mulai dari awal
                                    

Niall juga ikut terkekeh kali ini. "Sepertinya kau memang menyukai minuman kaleng soda dingin."

"Iya! Wah, bahkan aku rindu bunyi saat membuka penutupnya. Seperti 'kreek... slurrrp...' Hm, segar!"

Victoria memperagakan gaya seakan-akan menikmati sekaleng soda dingin. Tiba-tiba Niall menyenggol bahunya dan mambuat gerakan seolah-olah merebut kaleng di tangan Victoria.

"Tidak boleh, Casper." Katanya. "Tidak boleh tanpa keripik kentang, haha." Niall seolah mengangkat sekantung kripik kentang di tangan kanannya. "Nyam... nyam... nyam.... slruuup!"

Victoria tertawa. "Haha. Kau gila!"

"Iya nih, ternyata belum sembuh." Niall menyengir lebar sambil menggaruk bangian belakang lehernya. Kemudian ia menopang dagu. "Sama sepertimu, dulu aku bertanya pada diriku sendiri, apa aku gila karena ada hantu cerewet dirumahku dan aku tidak mengusirnya. Lalu aku memfonis bahwa aku memang gila karena secepat itu jatuh cinta padanya. Ternyata memang sejak awal, sejak pertama kali mengenal cinta, kisah cintaku sudah gila."

"Haha... kenapa ya rumit sekali rasanya."

Victoria mengalihkan pandangangannya ke arah langit, Niall pun mengikuti untuk memperhatikan langit sore kali ini.

"Sudah ada bintang... aku masih percaya tentang membuat harapan pada bintang pertama yang kulihat."

"Oh, ya?" Victoria memperhatikan bintang sore hari yang Niall maksud sebagai bintang pertama.

"Suatu saat nanti, kalau aku melihat bintang pertama dan matahari terbenam, aku akan menuliskan lagu tentang hal-hal yang indah itu, termasuk tentangmu. Aku akan membuat lagu tentangmu dan berbagi dengan dunia tentangmu."

"Aku harap aku bisa mendengarkan lagu itu."

"Pasti."

"Jadi aku bisa membuat harapan sekarang?"

Niall menatapnya dan mengangguk.

"Aku harap, di masa kehidupan dan dunia yang lain, takdir dan waktu tidak mempermainkan kita. Aku harap, kita bisa bersama dengan lebih sedikit saling menyakiti dan lebih banyak saling membahagiakan."

Niall tersenyum, ia megangkat tangannya juga untuk membuat harapan. "Aku juga berharap yang sama. Bintang, dengar ya."

Dalam hatinya, Niall juga berharap kalau masa kehidupan yang lain itu benar-benar ada.

Dalam hatinya, Niall juga berharap kalau masa kehidupan yang lain itu benar-benar ada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ayah..." Niall terkejut saat suara putrinya terdengar dari arah belakang. "Bunganya cantik, Ayah."

"Wah baru kali ini Ayah lihat bunga warna biru. Eh iya, sini deh Ayah kenalkan dengan..." Niall menggantung kalimatnya untuk memilih kosa kata yang tepat untuk Victoria. "Peri bintang."

"Peri bintang?!" Victoria kecil itu pun berlari menghampiri Niall dan bersembunyi di balik ayahnya.

"Hai, gadis cantik." Victoria menyapa putri Niall dengan mengulurkan tangannya dan tersenyum ramah.

Forget Me NotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang